Hazel merasakan kepalanya sangat pusing, perlahan ia membuka kelopak matanya. Pandangan pertamanya terasa sangat buram. Ia tak dapat mengenali tempati ini, tentu saja ini bukan rumah sakit tempat ia berbaring tadi. Ini adalah sebuah tempat asing yang ia sendiri tak tahu dimana.
Samar-samar telinganya mendengar sebuah suara tertawa keras yang diselingi dengan gelas yang beradu. Seperti sedang mengadakan pesta atau semacamnya. Satu dan yang lainnya saling bicara bersahutan dengan nada tinggi dan suara memekik.
Hazel, setelah sepenuhnya sadar, ia baru berani melihat ke sekitarnya lagi. Tadi ia merasa kepalanya sangat sakit, sehingga untuk melihat dan membuka mata saja terasa sangat berat.
"Ini adalah rumah kayu tua," batin Hazel yang memilih untuk diam dan tak berani keluarkan suara sedikitpun. Ia tak mau orang-orang di luar sana menyadari jika dirinya sudah bangun.