Jenna sudah menanti Blake di ranjang sejak sore. Pria itu datang agak larut setelah menyelesaikan negosiasi terakhir dengan pemilik lahan yang ia beli tempo hari.
Ia telah memutuskan, meski Jenna mengajaknya kembali, ia akan tetap membuka usaha di Venesia. Ia tak bisa menjamin Jenna akan selamanya menghindari tempat ini. Ini kota impiannya sejak dulu, Blake tahu itu. Karenanya, ia memutuskan untuk bertahan. Bisa jadi suatu saat nanti Jenna rindu untuk kembali ke tempat ini.
"Kau belum tidur, sayang?" tanya Blake, saat melihat Jenna-yang tampak cantik dengan balutan sleeping robe satin berwarna baby pink—duduk di atas ranjang dengan melipat kedua tangan di dadanya.
Seolah lelah lama menanti kedatangan Blake, dan kini wajahnya mengguratkan ekspresi yang tak mampu diterjemahkan oleh pria itu, Jenna hanya menatap ke arah kekasihnya. Mengikuti gerak-gerik dan segala yang dilakukan Blake hingga siap untuk menyusuk Jenna—rebah di atas ranjang bersama kekasihnya itu.