Rachel menarik nafas panjang. Usai melampiaskan semua kekesalannya ia langsung masuk ke kamar. Rachel mengunci kamar dari dalam dan menangis.
Suasana saat itu betul-betul menyedihkan. Davina menangis di ruang tengah. Ali hanya bisa diam. Ia juga tak tahu harus bagaimana. Dia ikut ke Swiss atas permintaan Pak Erwin. Pak Erwin sendiri tak bisa ikut ke Swiss karena ia tak bisa meninggalkan pekerjaannya. Terlebih, setelah Rico keluar dari perusahaan. Pak Erwin harus bekerja ekstra keras.
Malam itu mereka melewati malam dengan penuh kesedihan. Davina tidak tidur di kamar bersama Rico. Justru Ali yang menemani suaminya.
Ali yang dilanda kegalauan atas kemelut ini pun tak tenang terus-menerus gelisah. Malam ini kebetulan udara tak terasa terlalu dingin. Tapi sesekali Ali menoleh ke arah Rico, khawatir kalau-kalau Rico membutuhkan sesuatu.