Davina termenung seorang diri di kamar sambil memeluk putrinya yang tertidur pulas. Ia mengecup beberapa kali pipi putrinya itu.
"Ayah kamu pasti juga enggak akan kasih ijin Mama buat ke sana," ucap Davina.
Davina bimbang, ia sebenarnya ada sedikit ketertarikan untuk bekerja di sana asalkan bersama Hannah, tapi ia tahu. Tak mungkin membawa Hannah ke tempat itu sendiri. Siapa yang akan menjaganya. Sedangkan ia juga tak tahu nasibnya di sana.
Ati, sang ibu pun sudah memberikan restu asal tak membawa Hannah. Ia tak mau Davina repot di sana. Apalagi ia ingin Davina mencari dunia baru.
Ati ingin Davina menemukan kehidupannya kembali setelah semua cobaan yang ia alami.
"Mama mesti gimana? Mama butuh ijazah itu, Sayang," ucap Davina.
*****
Davina pergi ke pasar Karang Ayu pagi-pagi sekali untuk membeli barang dagangannya. Sudah seminggu berlalu sejak dari Jakarta, tak as kabar apapun dari Rico.