Télécharger l’application
17.57% Apologize To Love / Chapter 29: Mencari Bantuan

Chapitre 29: Mencari Bantuan

Sayangnya, orang-orang tidak mau peduli tentang hal itu. Mereka hanya melihat Kensuke sebagai remaja yang sempurna, tampan dan pandai. Mereka juga pada akhirnya menuntut Kyosuke untuk menjadi pandai dan baik seperti Kensuke. Namun, Kyosuke punya pilihan hidupnya sendiri dan tidak ingin hidup monoton seperti Kensuke.

"Sudahlah jangan menangis lagi, Kyo! Memangnya pantas seorang preman sekolahan menangis, huh? Aku 'kan sudah minta maaf?" Arka berucap sambil menyodorkan sapu tangan hitam ke arah Kyosuke. Dia masih merasa bersalah karena berpikir jika Kyosuke menangis karena Arka yang mengajak Kyosuke melompat dari ketinggian.

"Maaf sekali lagi deh kalau aku memang punya salah."

Tidak. Arka sama sekali tak terlibat dalam sebab tangisannya Kyosuke kini. Kyosuke saja yang lemah jika merasa selalu di nomor duakan setelah Kensuke. Tergugu hanya karena merasa diabaikan oleh keluarganya sendiri. Bahkan neneknya yang tinggal di Jepang pun lebih memilih mengobrol dengan Kensuke daripada Kyosuke.

Kyosuke tahu jika ia memang tak sepandai saudara kembarnya, tapi ia benar-benar merasa didiskriminasikan. Padahal, kejadian ini sering terjadi, tapi Kyosuke belum bisa menerima semua hal itu. Betapa cengeng dia jika menyangkut masalah keluarga seperti ini.

Kyosuke mengambil sodoran sapu tangan dari Arka, mengelap ingus. Setelah itu mengembalikan sapu tangan pada pemilik asli.

"Udah tenang?" tanya Arka sambil mengernyit pada benda di tangan, tanpa berniat meneliti lebih lanjut ia menjejalkan kembali dalam saku.

Kyosuke tak menjawab, dia malah membalikkan tubuh Arka, memaksa membungkuk lantas meloncat. Lengannya melingkari sekitar leher. Arka yang belum siap hampir tersungkur andai payah menjaga keseimbangan. Syukurnya, ia ahli dalam hal tersebut.

Menjaga berat badan Kyosuke di punggung, Arka mulai menjauhi pekarangan, melangkah melewati persimpangan dengan satu lampu jalan. Ia menuju tanah lapang.

Setidaknya, meski Kyosuke tidak memiliki sosok ayah dari kecil, tapi Kyosuke punya orang-orang yang peduli terhadapnya.

 "Bang Ar," bisik Kyosuke. Dia meletakkan dagu pada bahu si pemuda yang menjadi sosok kakak baginya selama ini.

"Hm? Mau turun?"

Arka merasakan Kyosuke menggeleng.

"Terus? Kenapa panggil-panggil? Abang masih di sini kali, Kyo. Enggak usah lebay kalau pengen minta sesuatu. Mau kubeliim jajanan, nggak? Atau dengan lihat wajahku yang tampan ini saja sudah membuatmu kenyang?"

Seketika Kyosuke mengeratkan pelukan, mencekik rekan tawurannya itu.

"Sembarangan! Bukan itu, ih."

"Uhuk! Uhuk! Ya ... terus apaan? Ngomong enggak, nyekik iya. Kejam memang kau sama Abangmu ini, Kyo!"

Kyosuke terdiam kembali. Ia malu sebenarnya, tapi dipikir lagi, siapa yang bakal bersedia membantu kalau bukan Arka? Kyosuke menenggelamkan muka di sela rambut bagian belakang sosok saudara baginya itu.

Menelan ludah kasar—sekaligus gugup yang membuat lidah kelu—Kyosuke kembali berbisik, lebih lirih.

"Bang Ar, bantu ... bantu aku dekati Rini sebelum keduluan Ken, ya?"


Load failed, please RETRY

Cadeaux

Cadeau -- Cadeau reçu

    État de l’alimentation hebdomadaire

    Rank -- Classement Power Stone
    Stone -- Power stone

    Chapitres de déverrouillage par lots

    Table des matières

    Options d'affichage

    Arrière-plan

    Police

    Taille

    Commentaires sur les chapitres

    Écrire un avis État de lecture: C29
    Échec de la publication. Veuillez réessayer
    • Qualité de l’écriture
    • Stabilité des mises à jour
    • Développement de l’histoire
    • Conception des personnages
    • Contexte du monde

    Le score total 0.0

    Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
    Votez avec Power Stone
    Rank NO.-- Classement de puissance
    Stone -- Pierre de Pouvoir
    signaler du contenu inapproprié
    Astuce d’erreur

    Signaler un abus

    Commentaires de paragraphe

    Connectez-vous