"Biarkan saja!" lagi, Winnter seolah memahami pikiranku saat ini. Aku ingin mengajaknya mencari Summer dan paling tidak membantunya, tapi dia melarangku bahkan sebelum sempat aku mengatakannya.
"Ketika sudah lelah, dia akan pulang sendiri" sepertinya, Winnter benar-benar akan membiarkan kakaknya bertindak sendirian kali ini. "Jika dia berhasil, dia akan sangat senang, tapi kalau gagal, pasti dia akan meminta bantuan dari kita. Biarkan saja dan tunggulah disini, aku yakin sebentar lagi dia akan pulang" dia berucap tanpa mengalihkan pandangannya dari orang-orang yang masih memindahkan barang-barang dari rungan tadi.
Aku menghela nafas untuk kesekian kalinya. Aku tahu bahwa Winnter sangat keras kepala, maka aku tidak akan mendebat untuk pilihannya kali ini.
Beberapa saat berlalu, aku penasaran dengan tempat yang akan menjadi pembuangan benda-benda itu. "Dimana kalian akan membuangnya?," tanyaku pada akhirnya.