Chapitre 122: Dua Orang Hebat

"Bukankah dia sudah sangat cantik?," tanyaku penasaran, dan Winnter hanya menanggapinya dengan tersenyum. Bahkan setelah dia meninggal, jasadnya masih sangat cantik dan jujur, aku sangat mengaguminya.

"Tapi menurut kakak, dia belum sempurna tanpa mataku" Winnter tiba-tiba tertawa. Tawa miris yang bisa kutangkap. "Setelah kejadian itu, kakak beberapa kali hampir membunuhku, tapi aku selalu berhasil menyelamatkan diri dan dia bisa menutupi kejahatannya. Hingga pada akhirnya, ibuku mengetahui apa yang diperbuat kakak dan hal itu membuat ibu sangat marah padanya."

"Untuk menyelamatkanku beliau mengunciku di gudang bawah tanah di rumah kami" kini, pandangan Winnter seperti mengawang, mengingat masa lalu. "Suatu hari ketika ayah dan ibu pergi, kakak berhasil membuka pintu gudang dan kami bertengkar hebat. Aku lari ke kamar ibuku yang ada di lantai dua lalu kakak menyusul, sayangnya dia terjatuh dari tangga hingga meninggal," jelasnya.