Emma masih terlihat sedih, tapi tak urung juga tersenyum, "Apakah bos mu disana baik?," tanyanya penasaran, "Dia sabar kan?".
"Dia sangat tegas dan sedikit kejam, definisi itu mungkin keterlaluan tapi menurutku itu sangat tepat," aku terkekeh pelan sambil berjalan ke bagian bunga, melihat anggrek bulan yang begitu cantik. "Em, bungkuskan dua, ya? Yang warna putih dan salmon," ucapku sambil menunjuk bunga-bunga itu.
Emma segera meminta pegawainya membungkuskan untukku, sementara aku berjalan ke meja kasir, "Aku kesini untuk berpamitan." sembari memberikan uang seharga dua bunga anggrek itu, aku berpesan padanya, "Aku titipkan Mickey dan rumah padamu, ya?".
"Bawa saja," ucapanya, "Tempat itu pasti berbeda dengan disini," aku hanya mengangguk dan meninggalkan uang itu di atas meja kasir, kemudian mengambil dua pot bunga yang sudah di bungkuskan untukku, lalu berjalan keluar.
"Aku tidak suka perpisahan yang sedih, selamat tinggal," teriakku sambil berlari.