Axel Pov
Pagi ini Saya bersiap visit pasien dibangsal bogenviel,saya hanya akan ada jadwal Op Siang nanti.Entah kenapa begitu sampai dirumah sakit ruangan saya sudah terisi oleh dua mahkluk menyebalkan.Siapa lagi jika bukan Huda dari divisi yang sama dengan saya dan safa bagian saraf dan ortopedi,mereka adalah sahabat dekat saya dulu saat kuliah.
Jika dua makhluk itu ada disana alamat tidak akan bisa tenang hidup saya,pasalnya keduanya begitu sangat mengganggu.
"gila bro,...lo jadi trending topic seantero rumah sakit tau enggak...." Ah gaya bahasa dokter satu ini cukup gaul mengingat penampilannya juga menyamai anggota kpop idol.Banyak perawat dan dokter residen yang tergila gila padanya.
Saya hanya tak ambil pusing dengan ucapan itu,saya duduk setelah itu memeriksa laporan pemeriksaan pasien dengan santai.
"lo naksir tu cewek xel,..." sahut safa yang juga tengah berada disana dan menatap saya dengan tatapan menyelidik,pasalnya saya jarang baik dengan pasien.Saya profesional pada pekerjaan...
Tunggu dulu,....mereka sebenernya lagi ngomongin apa sih.
"kalian pada kenapa sih...?"
"ya ampun axel,kita ngomongin lo yang jadi bahan ghibahan karena terlalu baik sama pasien korban kecelakaan kemarin.Gue denger dari ners Runa kalo lo yang handle semua biaya bahkan nekat jadi walinya....."
"lo sehat kan bro...?"
Ah,....wanita itu.Ayana syakila,entah kenapa kebaikan saya bisa jadi topik hangat dikalangan dokter dan perawat.
"saya hanya sekedar menolong...."
"keluarganya....?"
Keluarga,..ya sejak siuman wanita itu mengatakan tidak ingin menemui siapa pun.Sampai ia dipindahkan keruang rawat biasa dirinya masih mengatakan itu....
"Dokter Axel..." suara Runa membuyarkan lamunan saya tentang sikap aneh wanita itu.
"Ada apa Runa...?"
"Ada keluarga pasien yang ingin menemui dokter, ..."
"sudah buat janji kah ?..."
"belum dokter,tapi beliau kata ingin bertemu dokter untuk menanyakan kondisi adiknya,Ayana syakila.
Wanita itu lagi,....
Hah,saya mengusap kening dengan gusar.Apa masalah wanita itu sebenarnya,kenapa begitu mengganggu hati dan pikirannya.
Astagfirullah Axel,...
"suruh orang itu masuk..." ucap saya akhirnya dan mempersilahkan kedua mahkluk berisik itu untuk keluar.Huda sampai protes karena dengan anarkis saya mengusirnya.
"Iya deh yang mau bicara pada calon kakak ipar..." ejeknya.
Saya sampai membulatkan mata melihat kepergiannya,hei...calon kakak apanya...saya bahkan tidak mengenal wanita itu.Seenaknya saja bicara seperti itu,bisa jadi dokter kurang ajar saya jika sampai ada yang mendengar.
Tak lama masuk sosok lelaki muda yang sempat saya lihat tempo hari dimeja pendaftaran.
"silakan duduk pak..."
Laki laki itu tersenyum dan duduk dihadapan saya,wajahnya benar benar mirip dengan sosok Ayana,wanita itu.
"Ada yang bisa saya bantu..."
"Dokter,bagaimana kondisi Adik saya,apakah masih belum bisa kami melihatnya...."
Adik,....ya.Laki laki ini adalah kakak dari wanita yang saya tolong tempo hari.Bukan saya tak mengizinkan mereka melihat perihal permintaan wanita itu,...pasalnya pertama kali mereka nekat menerobos ruang rawatnya wanita itu tampak histeris,ia menangis dan berteriak meminta mereka keluar.
Apa sebenarnya masalah wanita itu.
"maaf sebelumnya pak,jika ini mengganggu.Saya sarankan agar adiknya dibiarkan dulu sendiri,ia mungkin butuh waktu menyendiri.Benturan dikepalanya menyebabkan cidera,psikisnya juga tidak baik.Ia seperti terserang depresi mengingat ia hanya histeris jika melihat satu dari kalian...."
Tampak wajah lelaki itu murung dan matanya berkaca kaca,entah mengapa itu sangat mengganggu saya.
"apakah sebelum kecelakaan ada sesuatu yang terjadi...? Maaf jika saya lancang..."
"Ia bertengkar dengan suaminya dokter,Adikku terlalu muda untuk menghadapi semuanya..."
Ya,saya akhirnya tau jika laki laki yang menggendong anak tempo hari adalah suami dan anak wanita yang selalu muncul disetiap doa saya akhir akhir ini.
"Dokter sudah membantu kami dengan biaya rumah sakit,haruskah kami menggantinya ?"
"tidak masalah.Saya tulus membantu,..."
"apakah dokter mau membantu kami lagi,...?"
Saya mengernyitkan tak paham maksud dari membantu yang dimaksudnya.
"Bantu menghiburnya,sepertinya hanya dengan dokter dia tidak takut,...."
Dan disinilah saya sekarang,diruang rawat wanita bernama Ayana syakila,wanita yang sukses memporak porandakan hati saya yang semula tenang dan damai.Saya hanya akan memeriksa kondisinya,tapi entah ide gila dari mana saya malah menyuruh Runa membelikan bunga mawar merah untuk saya berikan pada wanita itu.
"untuk kamu,...." ucap saya saat saya mengulurkan bunga itu dan wanita itu hanya menatap sendu,tidak,....bukan menatap wajah saya tetapi bunga yang saya ulurkan.
Setelah beberapa kali bertemu saya paham jika dia tidak menatap mata lawan bicara yang bukan mahramnya,ia lebih sering menunduk jika saya datang.
Satu lagi,...khimar yang tak pernah lepas.Laki laki yang mengaku kakaknya membawakan beberapa khimar untuk dipakaikan dan pasangkan pada adiknya.
Wanita terjaga,tapi sekali lagi saya menepis dan membuang perasaan kagum itu mengingat wanita itu sudah memiliki suami dan juga anak.
"khimar kamu cantik hari ini...." ucap safa yang membuyarkan lamunan saya,Ah...ya saya memintanya menemani saya mengingat kami bukan mahram dan akan berduaan jika tidak ada orang lain.
"terima kasih dokter...." ucapnya dengan suara yang amat lembut.
Please,telinga saya sampai terbuai dengan suaranya yang lembut itu.Oh Axel,....kau sepertinya harus cepat di bereskan....
"Dokter Axel terima kasih bunga nya.Ayana suka...."
Untuk pertama kali saya melihatnya tersenyum,sangat cantik sampai sampai saya merasa udara disekeliling saya terasa menyempit.
"Ayana...."
Wanita itu menatap safa saat dipanggil,kali ini apa yang akan safa katakan.
"kamu suka bunga mawar ?"
"ehm...Ayana suka semua jenis bunga mawar...." lagi,...senyum itu tak juga beranjak dari wajah cantiknya.Daan untuk pertama kali saya memuji wanita dan itu wanita bersuami.
"Ayana,saya dokter safa,temannya dokter Axel.Saya akan sering sering kesini buat lihat kamu.Apa kamu mau berbagi sedikit cerita kenapa tidak ingin menemui keluargamu...?"
Pendekatan yang bagus safa,entah kenapa kali ini saya merasa berguna membawa teman saya yang satu ini.Mengingat dia juga wanita pasti mereka akan menemukan Kecocokan saat bercerita,Saya perlu tahu penyebab depresinya itu.
"Ayana benci laki laki itu,dia menampar aya sampai harus mengalami kondisi ini.Ayana benci melihat ibu dan kak Ammar yang terus kesulitan karena Aya,Ayana tidak suka mereka sedih karena Aya...."tangis wanita itu pecah,...
Satu hal yang saya tangkap,wanita itu masih terlalu muda diusianya dia sudah menikah dan mempunyai anak.Dia seperti berpura pura menjadi dewasa karena tuntutan,ada banyak beban yang ia pikul sebenarnya,...entah apa itu tapi seperti menyesakkan....itulah yang saya tangkap dari caranya bicara dan menangis.
Dan tangisnya pula yang membuat hati saya tersayat sayat tanpa bisa saya mengerti.
Ada apa sebenarnya dengan hati ini,kenapa ia berdenyut melihat wanita itu menangis.
"tidak apa,....tapi temui satu dari mereka supaya mereka tenang...." ucap safa sembari menepuk nepuk bahu agar wanita itu tenang.
"Dokter Axel...." panggilnya yang membuat saya kontan menoleh.
"ya,...."
"Saya hanya ingin bertemu kakak saya,..."
Dan saya tersenyum mendengarnya,safa berhasil membujuk wanita itu.Saya juga merasa kasian melihat raut bingung diwajah lelaki yang menemui saya diruangan saya.
Dia ingin mengganti biaya yang saya keluarkan tapi saya larang,saya bilang beliau bisa membayar untuk tagihan kedepannya.
Setelah selesai saya kembali keruangan karena satu jam lagi saya memiliki jadwal operasi.Saya tidak ingin mengatakan jika saya menyukainya mengingat itu terlalu terburu buru karena baru beberapa hari melihatnya.Tapi sungguh,....saya mengaguminya,dibalik kaku dan misteriusnya Ayana sangat cantik jika tertawa ceria.Saya menyaksikan sendiri bagaimana safa mengambil hatinya tadi.
Saya masuk membasuh wajah,sungguh...bayang bayang wajahnya sangat sulit dilupakan.Sepertinya saya butuh menghadap Pencipta mengingat bagaimana saya terus kepikiran dengan wanita yang haram untuk saya pikirkan.
Jika hati terlalu lama kosong dan hampa,lalu hanya dengan satu tarikan senyum bisa membuatnya berisi apakah itu yang disebut rasa.Sungguh,....ini salah,tapi bukankah perasaan itu karunia Allah.Jika ini tak berujung rasanya ingin segera mematahkannya,tapi....bagaiamana mungkin hati ini terus berdenyut setiap mengingatnya,hati ini lantas bergetar mengaadu pada pemilik semua rasa dan ciptaanNya.Terlaalu lama kosongkah,atau terlalu cepat menyimpulkan,Entahlah....
Hati hanya tak bisa mencegah dan memilih untuk siapa ia akan terisi,....
Duhai pemilik hati,....
Tambatkan tanpa ada rasa salah,..
Saya tidak pernah berpikir akan berada dimasa ini,karena sejak dulu saya tidak pernah percaya pada perasaan cinta.Kali ini saja dan saya rasa salah menjatuhkan hati.