Télécharger l’application
5.82% MARRIED TO MR. TORDOFF / Chapter 12: HAILEE YANG MURAM

Chapitre 12: HAILEE YANG MURAM

Hailee merasa dia membutuhkan waktu untuk mencerna semua ini. "Aku butuh waktu sendirian, bisa tinggalkan aku sendiri untuk sementara waktu?" dia berkata pada Ramon dan kali ini ada nada memohon dalam suaranya.

Hailee tiba- tiba merasa lelah secara mental dan tidak bisa menghadapi orang lain, termasuk Ramon. Dia tidak tahu apa reaksi yang tepat untuk diberikan atau apakah kata- katanya barusan terdengar sangat jahat dan kejam untuk dikatakan.

Tapi, memang itulah yang Hailee rasakan saat ini dan dia tidak tahu lagi bagaimana harus menyikapinya.

Hailee tidak ingin Ramon berpikir buruk tentangnya karena mengatakan hal tersebut, tapi dia tidak bisa menambahkan kegelisahan tersebut ke dalam masalahnya yang memang sudah sangat rumit.

Maka dari itu, ketika Ramon mengusap pipinya dengan lembut dan menyelipkan rambutnya ke belakang telinganya, barulah Hailee berani membuka matanya dan menatap Ramon secara langsung.

Hailee pikir, dia akan menemukan tatapan menuduh ataupun sebuah tatapan penuh penilaian dari pria ini, tapi kenyataannya tidak demikian. Ramon masih menatapnya dengan cara yang sama dan tidak ada yang berubah darinya.

Mungkin Hailee berpikir terlalu berlebihan dalam hal ini, hanya saja siapa yang tidak?

"Aku akan membuatkan teh hangat untukmu, itu akan membantumu merasa lebih tenang." Ramon kemudian berdiri dan hendak pergi, tapi sebelum itu dia menunduk dan mengecup pipi Hailee sambil berbisik, "kalau kau sudah memutuskan apa yang akan kau lakukan, katakan padaku dan aku akan membantumu."

Itu adalah kalimat sederhana yang terlalu terus terang, tapi entah bagaimana itu memberikan Hailee ketenangan.

Mengetahui bahwa Ramon akan berada di sisinya dan membantunya adalah hal yang penting. Ramon seolah mengingatkan Hailee kalau dirinya tidak sendiri.

Dan perasaan itu membuat dada Hailee sesak, seperti serbuan bermacam- macam emosi yang mencoba untuk muncul ke permukaan.

Perasaan yang telah Hailee tekan sejak pertama dirinya membaca laporan tersebut dan sekarang meluap keluar, seperti sebuah bendungan air yang bocor.

Hailee merenggut bagian depan bajunya dan mencengkeramnya dengan erat, seolah dia berusaha untuk membuat hatinya yang hancur agar tetap utuh.

Dan ketika suara pintu yang menutup dapat terdengar dan Hailee telah sendirian, maka luapan emosi itu berubah menjadi sebuah isakan dan isakan tersebut beralih menjadi sebuah jeritan putus asa.

Hailee meraung, seperti binatang terluka…

Sementara itu, di balik pintu ruang kerjanya yang tertutup, Ramon dapat mendengar isakan putus asa dari Hailee dan ini membuatnya mengernyit, seolah dirinya merasakan rasa sakit yang sama.

Ramon sama sekali tidak menyukai perasaan ini dan terlebih lagi melihat Hailee seperti itu…

==============

Walaupun ini adalah malam pernikahan mereka, dimana kedua mempelai akan menikmati malam tersebut dengan sukacita, tapi kenyataannya tidak demikian.

Karena Aileen saat ini tengah duduk sendirian di pinggir ranjangnya, di sebuah hotel mewah dimana mereka akan melewati bulan madunya selama satu minggu di sana.

Aileen merencanakan bulan madu ini sendirian karena Theodore sama sekali tidak berpartisipasi dalam rencana tersebut. Tidak, dia bahkan tidak berpartisipasi dalam apapun yang menyangkut pernikahan mereka.

Dan sekarang pria itu entah berada dimana, meninggalkan istrinya sendirian begitu saja.

Buku- buku jari Aileen memutih karena dia mencengkeram ujung gaunnya dengan begitu erat sambil mengertakkan giginya dengan geram.

Ini adalah sebuah penghinaan. Aileen benar- benar merasa terhina atas sikap Theodore kepadanya.

Mungkin mereka berdua masih bisa berpura- pura tersenyum dan bersikap lebih layak ketika ada banyak mata yang melihat, tapi ketika tidak ada orang lain disekitar mereka, senyum di bibir Theodore akan menghilang begitu cepat.

Aileen tidak mengerti kenapa hubungan mereka bisa berubah begitu drastis? Karena pada saat Theodore bertunangan dengan Hailee dan hubungan mereka masih sebuah rahasia, Aileen sangat yakin kalau dia sudah mendapatkan pria itu dalam genggamannya.

Tapi, kenapa sekarang…

Aileen kembali melihat jam yang menunjukkan kalau ini sudah lewat tengah malam dan pagi akan datang dalam dua jam, tapi Theodore masih belum kembali dan pria itu telah meninggalkan Aileen sendirian sejak mereka menginjakkan kakinya di hotel ini.

Kemarahan dan kebencianlah yang menemani Aileen melewati malam tersebut. Di dalam kesendiriannya, pikirannya terus memutar beberapa rencana yang dapat dia lakukan untuk membuat Theodore menyesal karena telah memperlakukannya seperti ini.

Bukan hanya Theodore tapi juga Mrs. Gevano, wanita itu tidak pernah menganggapnya sebagai bagian dari keluarga, maka dari itu, hal itulah yang akan Aileen lakukan.

Mereka bukan keluarga dan dirinya bebas melakukan apapun pada orang- orang yang membuatnya tidak bahagia.

Aileen membuat daftar di hatinya mengenai orang- orang yang akan dia buat menderita dan Theodore serta George berada di urutan teratas dalam daftar tersebut.

Mengenai Hailee, dia akan membereskan urusan dengannya setelah dia mendapat lampu hijau dari Giana…

Semua rencana telah tersusun dengan matang di dalam kepala Aileen, tapi tidak ada yang tahu apakah semua itu akan berjalan sesuai yang dirinya inginkan…?

==============

"Apa yang terjadi?" Lexus mencondongkan tubuhnya untuk berbisik pada Ramon yang duduk disebelahnya. "Apa kalian berdua bertengkar lagi?"

Ini adalah pagi dimana Lexus mengundang dirinya sendiri untuk sarapan di rumah Ramon, tapi yang dia dapati adalah aura gelap yang mengelilingi Hailee.

Tentu saja ini membuat Lexus terkejut karena dia tidak terbiasa melihat Hailee dalam mood yang muram seperti itu.

Kalau ini adalah Ramon, mungkin Lexus tidak akan begitu peduli karena memang seperti itulah kakaknya.

"Tidak," jawab Ramon singkat sambil mendorong Lexus menjauh karena adiknya itu berada terlalu dekat dengannya, sementara Hailee seperti tidak mendengar obrolan bisik- bisik mereka karena dia terlalu fokus pada bubur dihadapannya.

Ya, Hailee tidak tidur semalaman, dia berada di dalam ruang kerja Ramon sendirian, sementara Ramon berdiri di depan pintu, mendengarkan tangisan istrinya sepanjang malam.

Baru ketika matahari terbit, tangisan Hailee mereda dan Ramon masuk ke dalam untuk mengajaknya sarapan bersama, seolah dia tidak mendengar tangisan tersebut, hal ini membuat Hailee lega, karena hal terakhir yang Hailee inginkan adalah orang yang mengasihaninya.

"Tapi, kenapa dia terlihat muram? Biasanya dia selalu ceria setiap kali melihatku," Lexus berkomentar dan ini mendapat respon dari Hailee.

"Aku tidak senang melihatmu, jadi jangan menyebarkan rumor yang tidak benar," ucapnya.


Load failed, please RETRY

Cadeaux

Cadeau -- Cadeau reçu

    État de l’alimentation hebdomadaire

    Rank -- Classement Power Stone
    Stone -- Power stone

    Chapitres de déverrouillage par lots

    Table des matières

    Options d'affichage

    Arrière-plan

    Police

    Taille

    Commentaires sur les chapitres

    Écrire un avis État de lecture: C12
    Échec de la publication. Veuillez réessayer
    • Qualité de l’écriture
    • Stabilité des mises à jour
    • Développement de l’histoire
    • Conception des personnages
    • Contexte du monde

    Le score total 0.0

    Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
    Votez avec Power Stone
    Rank NO.-- Classement de puissance
    Stone -- Pierre de Pouvoir
    signaler du contenu inapproprié
    Astuce d’erreur

    Signaler un abus

    Commentaires de paragraphe

    Connectez-vous