Chapitre 68: Ken, Apakah Tidak Ada Maaf Untukku?

Selamat membaca

¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶

Bandara Internasional Kota S

Lounge dengan banyak orang berlalu lalang adalah tempat yang saat ini menjadi sorotan.

Di pintu kedatangan sudah banyak menunggu orang-orang yang menjemput sanak saudara di sana, ada yang sudah bertemu atau bahkan masih menunggu dengan perasaan harap-harap cemas.

Sama seperti seseorang yang kini menyeret koper miliknya, kepalanya menoleh ke segala arah berharap menemukan seseorang yang kiranya menyambut kedatangan. Tapi sayang sekali, mau sampai kepalanya lelah mengelilingi pun itu semua tidak akan terjadi.

Memangnya apa yang diharapkannya? Ada seseorang yang menjemput dan menanti kedatangannya, begitukah?

Jangan mimpi, diterima saat bertemu saja sudah sangat beruntung baginya saat ini.

Kaki beralaskan pantofel itu melangkah santai, tubuhnya yang berbalut trench coat berwarna hitam itu menutupi kemeja bergaris yang dikenakanya. Ia mengambil rakus udara di sekitarnya dan kemudian mengangguk kecil.