Chapitre 220: 220. Menyerah atau Mengalah

Hari ini di kantornya Padmasari sedang gelisah. Ia baru saja mendapatkan telpon dari Andi bahwa terjadi sesuatu terhadap Amurwa di proyek. Ia bingung harus berbuat apa. Sebelum pergi Amurwa memintanya untuk tetap berada di kantor. Ia juga memberitahu kalau ia akan mengunjungi proyek yang sedang dikerjakan Andi bersama beberapa staf ahli.

"Ada apa, Nyonya?" Mita yang sejak tadi memperhatikan tingkah Padmasari hanya bisa bertanya, berharap Padmasari akan memberitahu semua kegelisahannya.

" Mas Amurwa, Mit."

" Ada apa dengan Tuan Amurwa, Nyonya? Bukankah tadi Tuan meminta Nyonya untuk tetap di sini? Kalaupun hari ini ada yang menelpon Nyonya, saya menyarankan agar Nyonya menghubungi Tuan Amurwa terlebih dahulu."

"Aku sudah berusaha menghubunginya, Mita. Tapi ponsel Mas Amurwa tidak aktif." Mita diam, memandang wajah Padmasari yang dipenuhi dengan kecemasan. Ia tidak bisa memberikan saran apapun. Dalam hati hanya berharap semoga Allah melindungi Amurwa dan semua stafnya.