Fadil berjalan mendekat lalu duduk di samping Luna. Dia teringat perkataan ayahnya, bersi keras tidak ingin pensiun. Kemudian dia juga teringat, cerita Sang Ayah menyembunyikan surat-surat tanah milik warga Desa Tegar Sari. Sedangkan warga desa, berjuang mempertahankan tanah kelahiran mereka.
"Kakak, apa ayah setuju untuk pensiun?" tanya Tina mencemaskan ayahnya.
"Kamu sudah tau?" kata Fadil balik bertanya.
"Maaf tuan, aku sudah memberitahunya," jawab Elisa.
"Tidak apa-apa, aku juga berniat untuk memberitahunya," timpal Fadil.
"Bagaimana kak, apa ayah setuju untuk pensiun?" tanya Tina sekali lagi.
Fadil terdiam, dia memandang adiknya dengan sangat semas. Pemuda itu menggelengkan kepala, sebagai isyarat atas jawabannya. Tina tertunduk sedih, seketika suasana menjadi hening.
"Tina, kamu tidak usah memikirkannya. Kamu cukup fokus belajar dan belajar, setidaknya itu yang bisa kamu lakukan," kata Sarah sambil memeluk Tina dari samping.