Lama dia berjalan, akhirnya Fadil sampai di depan kelas. Seorang pemuda berambut agak keriting, bertubuh agak gemuk dan berkulit sawo matang tersenyum lebar kepada. Dia, mengenakan kaos orange bermotif tengkorak hitam, kalung kuku rusa dan celana jins hitam. Pemuda itu, tak lain adalah Fajar teman sekelasnya sering duduk di belakang Fadil.
"Gak usah senyum-senyum begitu. Gue ngerti," kata Fadil sambil cengengesan mengeluarkan buku paket tata bahasa dari dalam tasnya.
"Pengertian sekali Mas Fadil," timbalnya tanpa merasa berdosa.