Télécharger l’application
43.75% Hello, My Little Girl! / Chapter 6: Mencuri Kecupan

Chapitre 6: Mencuri Kecupan

Written by : Siska Friestiani

Hello, My Little Girl! : 2021

Publish Web Novel : 17 Juli 2021

Instagram : Siskahaling

*siskahaling*

Viona menggigit bibirnya gelisah. Ini kali kedua ia ke ruangan CEO, tapi tetap saja Viona tidak bisa meredakan rasa takut dan gugupnya yang datang bersamaan.

"Miss Viona?" sapa Cecil karena Viona tak kunjung masuk ke ruangan sang CEO.

"Ya?" jawab Viona cepat.

"Tuan Anderson sudah menunggu anda, anda bisa langsung masuk Miss" ucap Cecil membuat rasa takut dan gugupnya semakin bertambah.

"Emm, Miss Cecil bisa membantu saya menyerahkan berkasnya kepada Tuan Anderson?" pinta Viona dengan wajah memohon. Cecil tersenyum lalu menggeleng.

"Maaf, Miss Viona. Saya tidak bisa membantu anda. Perintah Tuan Anderson tidak ada yang berani membantah" ucap Cecil menyesal.

"Ka- kalau begitu bagaimana jika anda menemani saya ke dalam" pinta Viona lagi. Dan Cecil lagi-lagi menolak.

"Saya harus menyiapkan makan siang untuk Tuan Anderson. Tidak apa-apa, selama saya bekerja dengan Tuan Anderson, saya tidak pernah mendengar beliau memakan karyawannya" ucap Cecil sembari bercanda, mencoba mengurangi kegugupan Viona.

Viona sekali lagi menghembuskan napasnya. Mencoba meredam rasa takut dan gugupnya.

"Ayo, Viona. Ini bukan yang pertama kalinya. Kau tidak perlu gugup" Rapal Viona menyemangati diri. Lalu setelahnya mengetuk pintu ruangan CEO.

"Masuk"

Viona membuka pintu setelah mendengar suara balasan dari dalam.

"Kau sudah datang Angel" ucap Alex begitu melihat Viona datang sambil mendekap berkas yang perempuan itu bawa.

Lagi-lagi Viona harus menahan napas melihat senyum tampan boss-nya itu.

"Masuklah, aku sudah menunggu mu dari tadi" Alex berdiri dari kursi kerjanya. Menghampiri Viona dan menuntun Viona untuk duduk di sofa.

Viona hanya bisa menurut dengan apa yang Alex perintahkan. Viona pun mengambil posisi duduk di ujung sofa.

"Bagaimana hari pertama mu bekerja?" tanya Alex setelah mendudukkan tubuhnya di sebelah Viona

"Baik, Sir" jawab Viona seadanya.

"Apa suasana di kantor membuatmu nyaman?" tanya Alex lagi, tanpa melepas tatapannya dari wajah cantik yang sudah ia kagumi 8 tahun terakhir ini.

"Tentu, Sir. Terima kasih atas perhatian anda" ucap Viona menundukkan wajahnya. Ia bukannya tidak tau jika boss nya ini menatapnya sedari tadi, membuatnya semakin gugup.

"Tidak perlu terlalu tegang Angel, apa aku begitu menakutkan?"

"Ya" jawab Viona spontan.

Alex tertawa mendengar jawaban spontan Viona. Sedangkan Viona memukul beberapa kali bibirnya yang bisa-bisanya berkata demikian.

"Sir, mak-maksud saya bukan seperti itu" ralat Viona sebelum Alex tersinggung dengan ucapannya. Tapi melihat Alex yang masih tertawa malah membuat Viona bingung.

"Kau lucu Angel. Aku suka kejujuran mu" ucap Alex setelah berhasil mengontrol tawanya.

Viona menggaruk pipi chubby-nya, menatap Alex menyesal.

"Sir, maafkan saya..."

"Jadi, dari mana kau mendengar rumor yang mengatakan jika aku menakutkan" tanya Alex memotong ucapan Viona.

Viona mengerjap kebingungan. Dan hal sederhana itu membuat Alex tidak bisa menahan rasa gemas hingga tangannya menepuk puncak kepala Viona lembut, yang tentu saja berefek cukup besar pada jantung Viona yang kini berdebar kencang. Di tambah Alex juga menatapnya begitu intens.

Ketukan di luar ruangan menyelematkan Viona dari tatapan Alex yang terasa membakar tubuhnya. Cecil masuk, membawa paper bag dengan logo salah satu restoran terkenal di Amerika.

"Makan siang anda, Sir" ucap Cecil lalu menyusunnya di meja sofa. Viona menunduk masih berusaha menormalkan degup jantungnya. Sedangkan Alex terlihat santai dengan senyum menawannya.

"Terima kasih, Cecil. Kau bisa kembali ke ruanganmu" ucap Alex dengan senyum gelinya. Cecil terpana beberapa saat, sepertinya singa menakutkan ini sudah menemukan pawangnya. Cecil pun mengangguk. Lalu meninggalkan ruangan.

"Kalau begitu saya juga permisi, Sir." ucap Viona, lalu meletakkan berkas yang sebelumnya ia bawa ke meja sofa.

"Aku belum memeriksa hasil kerjamu, Angel. Duduk lah, kita akan membahasnya sambil makan siang" ucap Alex lalu menarik Viona untuk kembali duduk di sofa.

"Ta- tapi, Sir"

"Kau menolak perintah atasan mu, Angel?" ucap Alex dengan nada yang sedikit di tekan.

"Tidak, Sir" jawab Viona pasrah. Sepertinya boss-nya ini ingin menyiksa dirinya. Ia bahkan nyaris kehabisan napas karena sikap boss-nya ini, tapi sepertinya siksaan akan terus berlanjut.

Alex membuka box makanan yang berisi Grilled Chicken, lalu menyerahkannya pada Viona.

"Grilled Chikcen dengan taburan keju, makanan kesukaan mu bukan?" Viona tersentak, darimana Alex mengetahui makanan kesukaannya?

Di tengah rasa penasarannya, Viona tetap menerima box makanan yang Alex berikan padanya, lalu pria itu pun membuka box makanan yang lain lalu mulai menyantap makan siangnya.

Viona pun ikut menyuapkan makanannya. Bagaimana pun ini memang sudah jam makan siang, perutnya juga sudah mulai lapar. Terlebih ia di hadapakan dengan makanan kesukaannya.

Viona memejamkan matanya begitu memasukkan suapan pertama. Gila! Ini Grilled Chicken terenak yang pernah ia coba. Bahkan Grilled Chicken yang ada di restoran langganannya saja tidak seenak ini.

Alex menikmati raut wajah Viona ketika menikmati makanannya. Ia senang, Viona menyukainya.

"Kau menyukainya?" tanya Alex membuat Viona tersadar jika Alex masih berada di sampingnya.

"Hmm" jawab Viona sambil tersenyum puas.

"Anda mau mencobanya, Sir?" tanya Viona sambil mengulurkan sesendok ayam ke pada Alex. Alex pun menerima dengan senang hati.

Bahkan seporsi Grilled Chicken bisa merubah suasana Angel nya. Gadisnya bahkan terlihat lebih santai sekarang.

"Aku bisa memesankan setiap hari untuk mu jika kau mau Angel" tawar Alex yang di hadiahi tatapan tak percaya oleh Viona. Manik biru cerah itu bahkan menatapnya dengan tatapan bahagian.

"Sungguh, Sir?" tanya Viona memastikan.

"Of Course" jawab Alex.

"Terima kasih, Sir. Saya akan menerimanya dengan senang hati" ucap Viona lalu kembali menyuapkan makanannya.

*siskahaling*

"Angel, kau harus menambahkan tabel untuk laporan perubahan modal di laporan yang kau buat" ucap Alex ketika memeriksa laporan keuangan Viona. Selesai menikmati makan siang, Alex memang memilih untuk memeriksa laporan yang Viona buat. Sebenarnya hanya untuk menahan Viona lebih lama.

"Baik, Sir. Akan segera saya perbaiki" ucap Viona sambil berusaha menahan kantuk.

"Selebihnya, apa yang kau buat sudah lumayan. Untuk selanjutnya aku harap laporan yang kau buat lebih rapi dari ini" ucap Alex lagi, namun kali ini tidak ada jawaban dari Viona.

"Angel, kau mendengar ku..." Alex menghentikan ucapannya saat melihat Viona sudah tertidur di sebelahnya. Beberapa kali kepala Viona hampir terjatuh, Alex pun merapatkan tubuhnya, menahan kepala Viona agar bersandar di bahunya.

Alex menatap Viona, Angel nya terlihat seperti malaikat jika sedang tertidur seperti ini.

"Sir, rapat dengan kepala divisi akan segera di mulai" ucap Cecil mengingatkan. Alex mengangguk mengerti.

"5 menit, aku akan segera menyusul" ucap Alex, lalu membopong Viona membawanya ke kamar yang memang tersedia di ruang kerjanya.

Alex menidurkan Viona, bergerak sepelan mungkin agar tidak membangunkan gadis kecilnya. Ia pun menghidupkan AC dan menyetel suhu yang pas.

"Sleep tight baby" ucap Alex lirih, lalu mengecup bibir mungil Viona dengan kecupan ringan.

*siskahaling*


Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C6
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous