Dengan sabar Honey mendampingi putranya di dalam kamar mandi itu. Mulai dari membuka celananya agar dia bisa membuang air di toilet, membantu membersihkan, hingga mendampinginya mencuci tangan.
"Kamu semakin pintar deh. Ibu jadi bangga denganmu."
Sambil membuat bahasa isyarat, Honey mengatakan hal itu. Walaupun putranya terus saja memandang dengan datar. Lantas kemudian Honey kembali menggerakkan kedua tangannya serempak dengan mulutnya.
"Tapi sekarang Ibu yang ke toilet sebentar ya. Ibu juga sedang tak tahan. Kamu bisa menunggu Ibu sebentar di sini, kan?"
Max mengangguk dengan tatapan yang datar. Senyuman Honey tampak sudah melebar hanya dengan begitu. Hanya dengan gestur sederhana dari putranya itu.
"Ya sudah. Ibu akan masuk ke bilik toilet lebih dulu. Kau tunggu di sini ya? Jangan ke mana-mana, oke?"
Anak itu menganggukkan kepalanya.
"Janji?"
Honey menggerakkan tangannya lagi, lalu menyerahkan salah satu kelingkingnya. Sang bocah dengan cepat menerimanya.
"Ya. Aku janji."