Télécharger l’application
6.28% Who is a Psychopath? / Chapter 12: Cewek Udang

Chapitre 12: Cewek Udang

Sepanjang koridor sekolah, Abi menjadi pusat perhatian semua orang, terutama para kaum wanita.

Entah apa yang mereka semua bisik kan satu sama lain, yang jelas dari beberapa omongan yang Abi dengar, Abi bisa tahu bahwa ini semua mengenai Yuda yang mengantar nya tadi.

Abi terus menunduk kan kepala nya. Dia berusaha acuh saat orang orang melihat nya, hingga dia sampai di ruang kelas nya.

"Huftt, akhir nya Abi sampai juga di kelas."

"Gila, mereka kenapa liatin gue kayak gitu sih tadi? Abi kan jadi salting sendiri tadi." Ucap Abi bermonolog sambil meletak kan tas ransel nya di atas meja.

"Cie.. Tadi di anterin siapa tuh?" Ucap Rachel- teman sekelas Abi sekaligus sahabat Abi.

"Yang mana?" Tanya Abi bingung.

"Yang tadi loh Bi, yang anteri lo pake mobil. Cowok ganteng itu." Jelas Rachel yang langsung membuat Abi tertawa kecil.

"Ohh, itu. Dia ka Yuda, kakak baru nya Abi."

"Hah? Kakak baru? Maksud lo? Bokap lo nikah lagi?" Tanya Rachel spontan yang langsung mendapat pukulan dari Abi.

"Ihh Rachel kok ngomong nya asal banget sih. Ngak mungkin dong ayah Abi nikah lagi."

"Lah lagian, lo bilang nya kan kakak baru, ya otak gue langsung terhubung ke sana." Ucap Rachel sambil menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.

"Hemm jadi maksud lo kakak baru apa? Kakak baru dari mana?" Rachel kembali bertanya, namun Abi tidak langsung menjawab. Abi sendiri bingung harus menjawab apa. Abi tidak mungkin mengatakan kalau itu bodyguard yang di tugas kan oleh Zion untuk menjaga nya.

Rachel pasti akan bertanya mengenai Zion, dan tidak mungkin Abi mengatakan bahwa Zion menjadikan Ai sebagai jaminan atas hutang hutang ayah nya. Tidak.. tidak ada yang boleh tau soal ini, Abi ngak mau kalau sampai orang orang tau tentang ayah nya, dan juga Zion.

Sedangkan Rachel yang setia menunggu jawaban dari Abi, malah melihat Abi sedang melamun, dan menghirau kan pertanyaan nya.

"Woi Abi Adriella Keiko, jawab pertanyaan gue bambang." Ucap Rachel dengan sedikit meninggi kan suara nya.

"Ehhhh i... iya. Tadi Rachel nanya apa ya?" Tanya Abi pura pura tidak tahu.

"Ahh elah, gue nanya, maksud lo kakak baru apa? Kakak abru dari mana?"

"Ohhh maaf maaf. Kalau soal itu, panjang cerita nya Chel. Kapan kapan deh Abi cerita kalau udah ada waktu ya."

"Ehhh bambang bambang, sekarang aja kali. Mumpung belum ada bel mas.."

ting..... ting.... ting...

Belum selesai Rachel mengucap kan kata katanya, bel pertanda masuk langsung berbunyi.

"Nah kan udah bell. Kapan kapan aja ya, kalau udah ada waktu. Sekarang mending kita belajar dulu."

"Hemmm terserah lo deh bi bi." Ucap Rachel yang kesal melihat tingkah Abi yang aneh. Sedangkan Abi, tersenyum tipis, untung saja bell nya bunyi tepat waktu, kalau ngak, Abi ngak tau deh harus jawab apa sama Rachel- ucap Abi dalam hati.

"Selamat pagi anak anak." Sapa pak Imam- guru mata pelajaran Biologi.

"Pagi pak." Jawab anak anak di kelas Abi serentak.

"Ok hari ini kita akan ada Quiz, jadi untuk kalian semua silahkan masuk kan buku kalian ke dalam tas dan antar ke depan."

"Ohh iya, yang di masuk kan itu buku tulis sekaligus buku paket. Dan jangan sampai ada yang membawa hp ke meja kalian, simpan semua nya ke dalam tas kalian masing masing." Ucap pak Imam yang langsung membuat semua anak anak melotot kaget.

"Pak, kok quiz sih? Kan minggu kemarin bapak ngak bilang kalau kita bakal quiz hari ini."

"Iya bener pak. Kita kan jadi ngak ada persiapan sama sekali."

"Quiz nya minggu depan aja ya pak." Sahut anak anak kelas satu persatu.

"Kenapa jadi kamu yang atur saya? Di sini yang jadi guru itu saya atau kamu?" Jawab pak Imam ketus. Beliau memang terkenal sebagai guru yang paling kiler di sekolah ini, jadi jangan pernah sekali sekali membuat masalah dengan nya.

"Sebelum nya saya juga sudah pernah bilang kan, saya tidak pernah memberikan aba aba sebelum nya jika kita akan quiz. Jadi setiap saat kalian harus bisa mempersiap kan diri kalian. Mengerti?"

"Mengerti pak." Ucap anak anak dengan serentak, namun terdengar lemas.

"Sekarang antar tas kalian ke depan, dalam hitungan lima, semua tas sudah harus terkumpul di sini."

Anak anak langsung kelabakan, ada yang sibuk memasuk kan buku ke dalam tas, ada yang berlarian ke depan mengantar tas, suasana ny terlihat sangat kacau dalam lima detik itu.

"Oke. Kita mulai quiz kita. Untuk soal yang pertama...." Pak Imam akhirnya selesai membaca kan semua soal soal nya. Suasana kelas hening, mereka semua terlihat sibuk mengerjakan pekerjaan mereka masing masing. Termasuk Abi.

"Suitttt.. Abi,, oi.. Abi." Panggil Rachel berbisik.

Merasa nama nya di panggil, Abi langsung menoleh ke arah Rachel dengan hati hati.

"Apa Chel?"

"Bagi gue dong. Gue belum dapet nih, please." Ucap Rachel sambil menggeser kertas nya ke arah Abi dengan perlahan.

"Mau nomor berapa?"

"Tinggal no dua nih."

"Ohhh tunggu ya." Abi berusaha menggeser kertas nya ke arah Rachel perlahan agar Rachel bisa membaca nya dengan jelas.

"Buruan ya Chel, nanti pak Imam liat bisa mati kita." Ucap Abi was was.

"Iya, gue juga lagi berusaha buat ngak ketauan sama pak Imam." Ucap Rachel sambi tetap fokus menyalin jawaban Abi.

Ting.... ting... ting...

"Oke anak anak, sekarang kumpulkan kertas jawaban kalian ke meja saya." ucap pak Imam dari meja depan.

"Yah pak tapi saya belum siap, gimana dong?" Ucap Dimas, ketua kelas di kelas itu.

"Saya ngak nanya kamu sudah selesai atau ngak. Yang penting siap atau tidak siap kumpul kan kertas nya ke meja saya sekarang."

Abi dan Rachel menjadi yang pertama mengumpul kan kertas jawaban mereka, lalu tidak lama lagi di susul oleh anak anak yang lain.

Setelah semua kertas sudah terkumpul di depan, akhir nya pak Imam keluar dari kelas, dan anak anak langsung bersorak sepuas nya.

"Wihh gila, gue masih banyak lagi yang belum selesai anjir."

"Gue juga gila. Udah waktu nya mepet, quiz nya dadakan, soal soal nya juga susah susah banget anjir."

"Kalo si Abi mah, pasti bisa jawab semua nya." Ucap Dimas sambil melirik ke arah Abi.

"Ya pasti lah, secara otak dia encer bet, ngak lemot kayak lo." Sahut Rachel yang membuat semua anak anak di kelas nya langsung tertawa.

"Ehh asal ngomong aja lo ya. Gini gini, sebener nya tuh gue pinter, cuman gue ngak mau aja lo semua merasa tersaingi sama kepinteran gue, jadi gue memilih untuk mengalah dari lo semua. Gitu.." Bela Dimas yang langsung mendapat sorakan dan juga lemparan kertas dari teman teman nya.

"Andai aja lo jadi pacar gue Abi, kita pasti bakalan jadi paket komplit, soal nya kita kan sama sama pinter." Goda Dimas yang membuat semua orang menyoraki nya sambil berkata cie.. cie.. (Salting ngak tuh si Abi, wkwkkwkw)

"Mimpi lo ketinggian tong. Si Abi mana mau sama orang modelan nya kayak lo."

"Ehh Rachel, perasaan dari tadi gue ngomong sama Abi deh, kok jadi lo yang sewot mulu sih?"

"Atau jangan jangan lo cemburu ya sama gue? Jujur aja lo." Ucap Dimas yang langsung mendapat lemparan pulpen dari Rachel.

"Cie... Rachel... Rachel suka sama Dimas woi." Teriak teman teman sekelas nya.

"Ehhh Dimas bego, ngapain juga gue harus suka sama lo, pinter kagak, ganteng kagak, tolol iya." Balas Rachel yang membuat semua orang tertawa puas.

"Udah udah. Kalian berdua ribut mulu deh, entar lama lama suka baru kalian berdua tau rasa." Ucap Abi yang sejak tadi hanya diam.

"Hah? Gue suka sama dia? Amit amit deh..." Ucap Dimas sambil mengetuk kan jari nya ke meja.

"Heh bambang, lo pikir gue juga bakal suka sama lo? Jangan harap ya." Teriak Rachel lagi.

"Udah udah. Mending kita ke kantin aja yuk Chel. Aku laper nih." Ajak Abi yang langsung di bales anggukan oleh Rachel.

"Ya udah yuk. Dari pada kita di sini, males ngeliat muka orang songong kayak itu noh." Ucap Rachel sambil me;irik ke arah Dimas.

"Udah udah, berantem mulu deh."

"Ya lagian dia cari masalah mulu Abi."

"Sono pergi lo, dasar cewek udang." Ucap Dimas.

"Bodo amat, wlekkkkkkk." Ucap Rachel dan langsung menyusul Abi yang sudah keluar dari kelas.


Load failed, please RETRY

Cadeaux

Cadeau -- Cadeau reçu

    État de l’alimentation hebdomadaire

    Rank -- Classement Power Stone
    Stone -- Power stone

    Chapitres de déverrouillage par lots

    Table des matières

    Options d'affichage

    Arrière-plan

    Police

    Taille

    Commentaires sur les chapitres

    Écrire un avis État de lecture: C12
    Échec de la publication. Veuillez réessayer
    • Qualité de l’écriture
    • Stabilité des mises à jour
    • Développement de l’histoire
    • Conception des personnages
    • Contexte du monde

    Le score total 0.0

    Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
    Votez avec Power Stone
    Rank NO.-- Classement de puissance
    Stone -- Pierre de Pouvoir
    signaler du contenu inapproprié
    Astuce d’erreur

    Signaler un abus

    Commentaires de paragraphe

    Connectez-vous