Dalam rimbunnya pepohonan nampak slammet dan Diana berjalan melewati rimbun nya rumput.
Mereka berdua memutuskan untuk melanjutkan perjalanan karena kota sudah tidak aman lagi, dan dengan itu mereka telah sampai di lembah Mojaro.
" Diana ? "
" ... "
" Hey... "
" Ah iya ... Bagaimana, ada apa slammet ? " Diana kaget setelah melamun.
" kau aneh hari ini, Apa ada hal yang tertinggal ? "
" Tidak.. tidak ada, hanya saja aku mulai ... Takut slammet "
" Apa coba yang kau takutkan ? Bukannya kau bisa mengalahkan semua musuh mu, dengan kekuatan yang kau miliki tidak ada yang bisa mengalahkan mu bukan ? "
" ... Bukan itu kau tau "
" Ha ? Aku tidak tau, makanya aku bertanya bukan ? "
Dengan mata penyesalan Diana menatap slammet.
" Aku takut hal buruk terjadi kepadamu, membayangkan kau harus terluka karena bersama ku membuat hatiku sakit "
" Hei ! Jika kau melanjutkan omong kosong itu aku akan benar-benar pergi " slammet hanya menyipitkan matanya.
" Jika kau meragukan keputusan seorang pria itu menyakiti perasaannya, dan percayalah bahwa aku akan mengambil jalan apapun yang akan kau lewati "
" Dan jika kau merasa bersalah karena kejadian malam itu maka bantu aku berlatih agar kejadian serupa tidak terulang, oke ? " Slammet tampak bersemangat, ia bahkan tidak terganggu setelah kejadian itu yang membuat Diana makin merasa bersalah karena membuat slammet berjuang.
" Baiklah, dan terimakasih untuk semua nya slammet "
" Tentunya, princess Diana " slammet membungkukkan badan nya seperti cara pangeran menyambut tuan putri.
Selama perjalanan mereka melewati hutan, Diana melatih daya tahan tubuh dan meningkatkan stamina slammet.
Hingga mereka sampai di atas bukit berbatu yang subur, mereka memutuskan untuk beristirahat disana.
(~•~)
" Pemimpin, asosiasi guild kerajaan telah mengeluarkan hadiah pada kepala kita ! " Salah satu elit red sky guild mendobrak masuk ruangan tempat putrianna sedang melihat laporan.
" Jadi mereka ingin memberikan pelajaran bukan ? "
" Banyak anggota guild normal yang sedang farming terbunuh, dan beberapa elit telah mati saat menjalankan misi harian mereka "
" Jika terus seperti ini akan banyak anggota yang keluar dari guild karena tidak ingin di buru ! "
" Aku mengerti, jika mereka ingin bermain maka kita akan ikut. Taruh hadiah di kepala mereka dengan 2x lipat dan jika ada npc yang terbunuh maka akan mendapatkan bonus equipment "
Dalam WOT npc yang mati akan sangat sulit atau bisa di katakan mati selamanya jika terbunuh, sehingga guild yang beranggotakan npc biasanya menempatkan mereka pada posisi yang aman.
Namun dalam kasus guild kegelapan npc mereka tersebar dan sangat suli diidentifikasi, bahkan ada yang memiliki gelar bangsawan atau salahsatu komandan pasukan kerajaan.
Dan untuk player sangat mudah untuk itu, tanda player di atas kepala mereka akan berwarna berbeda tergantung pada tingkat kejahatan mereka, namun ada cara untuk menutupi tanda player itu sehingga butuh item atau kemampuan identifikasi.
" Untuk setiap regu biasa tempatkan satu elit dan satu Pathfinder dalam pencarian mereka "
" Akan aku beritahu kepada semua anggota guild "
Putrianna sudah menebak akan begini jadi nya cepat ataupun lambat, karena guild red sky mengobok-obok urusan mereka maka mereka pun mendapatkan serangan balasan.
(~•~)
Bulan menyinari Padang rumput didepan camp yang slammet dirikan, nampak ia sedang membiasakan diri melapisi tubuhnya dengan mana.
" Pertahankan stabilitas distribusi mu, jangan langsung membanjiri titik temu "
" Rasakan aliran nya, dan buat dirimu menghafal itu secara alami "
Diana memperhatikan slammet yang sedang duduk bersila dan mengeluarkan fluktuasi mana, hingga beberapa saat ia menghela nafas berat.
" Aku memang bisa melakukan nya, namun masih sangat kasar saat memfokus menjaga alirannya stabil "
" Kau sudah banyak berkembang slammet, dengan pencapaian mu saat ini kau tidak akan melukai tubuhmu saat melakukan akselerasi cepat "
Slammet melompat dari tempat ia duduk dan melepaskan aura petir di seluruh tubuhnya.
" Wow, aku merasa semuanya berjalan lebih lambat ! "
" Selamat slammet ! Kau sudah bisa melakukannya " Diana mengangguk puas saat melihat petir kecil menari-nari disekitar slammet.
" Baiklah mari kita coba "
" Jadi kau ingin memukuliku sekarang Diana ? " Slammet melirik Diana yang telah berbalut listrik sama seperti dirinya.
" Hiss, aku hanya ingin melihat bagaimana kau berkembang dan tentunya aku menyesuaikan diri dengan kemampuan mu " Diana menarik pedangnya dan bersiap.
" Baik kalau itu mau mu, tapi jika aku menang maka kau harus menuruti keinginan ku bagaimana ? "
" Hm.. baiklah, tapi aku juga mau itu dan akan aku buat ini setara oke jadi jangan mengeluh saat kau kalah nanti " Diana menjulurkan lidahnya tanda mengejek.
" Hehehe, aku harap kau tidak menyesal Diana " slammet langsung mengeluarkan pedang api nya.
" Baiklah mari kita mulai ! "
Mereka berdua menghilang dari lokasi masing-masing, dan deru petir menggema di lokasi acak dengan Kilauan cahaya yang berkelap-kelip.
Dengan kecepatan yang sama-sama tinggi mereka terlihat seperti dua petir yang saling beradu, dampak dari setiap benturan membuat tanah tersambar kering dan terbakar.
Nyala pedagang api slammet meninggalkan jejak ekor bintang dalam setiap gerakannya sehingga duel itu tampak seperti pertunjukan kembang api yang bisa membunuh siapapun yang terkena.
Dalam 5 menit mereka muncul kembali dengan beberapa luka gores, dan luka bakar ringan.
Dalam waktu singkat itu sebenarnya slammet telah melancarkan hampir 100 serangan, baik itu sihir maupun tebasan pedang. Begitu juga Diana ia telah memblokir mereka semua dan melancarkan serangan balik hingga tercipta jual beli serangan dengan cepat.
" Hei Diana, kau mengatakan ini setara tapi kau tampak tidak lelah sama sekali ! " Slammet telah kehabisan nafas.
" Tentu slammet, aku hanya melakukan nya lebih efektif daripada kau. Ada banyak poin yang harus di latih lagi dari mu " Diana hanya sesekali menarik nafas panjang, namun masih terlihat bertenaga.
( Bezzzst bezzzst )
Slammet mengeluarkan panah petir di belakang Diana namun bisa di hindari dengan mudah.
" Slammet ! Kenapa kau menyerang ku begitu ?! " Diana kembali berdiri setelah menghindari serangan di punggung nya.
" Hah ? Sejak kapan duel ini di nyatakan selesai, kau sendiri yang tidak menyerang ku bukan "
" Baik ! Baik ! Aku memberikan mu kemudahan tadi ! Sekarang aku akan membuat mu menyesal karena bermain kotor ! " Diana kembali melapisi dirinya dengan aura petir, namun sebelum ia sempat bergerak ada sebuah jarum petir di lehernya.
" Apa kau tadi mengatakan sesuatu, sayangku ? "
" ... Kau, kau benar-benar orang yang licik slammet ! " Diana mengangkat tangan tanda menyerah, dan segera menyarungkan senjatanya.
" Hahaha, terimakasih pujiannya dan aku benar-benar harus memeras pikiran ku agar menjaga fluktuasi mana dalam skill itu berbaur dengan mana alami kau tau " slammet berjalan mendekati Diana yang kesal namun senang karena slammet telah berkembang pesat.
" Aku ikut senang dengan itu slammet, namun apa kau harus selalu melakukan hal licik ? Bahkan saat pertama kita bertemu kau merencanakan penyelamatan ku dengan licik "
" Ah kau terlalu memikirkan nya, licik adalah sifat alami ku kau bisa katakan begitu " slammet tersenyum bangga dan Diana menggeleng pasrah.
" Dan sekarang .. hup yah, mari pergi "
" Apa yang... Hei turun kan aku slammet ! " Diana kaget dengan tindakan slammet yang tiba-tiba menggendong nya.
" Suuut, kau lupa perjanjian tadi ? "
" Tidak, tapi setidaknya katakan dulu apa yang kau mau dan tolong turunkan aku, ini .. memalukan "
" Diam dan nikmati saja, bukannya kau suka saat ku gendong seperti kemarin ? "
" Itu, aku tidak bilang kalau menyukai nya dan saat itu aku ... "
" Dasar kalian para wanita tidak bisa jujur pada kata-kata pertamanya, dan kau saat itu memeluk ku erat bahkan saat kita sampai di kota aku harus menjelaskan kepada petugas yang patroli kau membuat ku repot saat itu "
" Hmm, terserah kau saja " Diana memalingkan mukanya, namun bersama ia melingkarkan tangannya ke belakang kepala slammet.
" Tunggu saja nanti, akan kau buat memohon pada ku " slammet berbicara dalam hati saat melihat Diana ngambek.
Slammet membawa Diana kesebuah air terjun di bawah bukit dekat camp mereka, dengan aliran yang tidak begitu deras sehingga genangan dibawah nya tidak terlalu berisik.
" sejak kapan kau menemukan tempat ini ? " Diana turun dari delapan slammet.
" Sejak kita membuat camp, aku hanya memeriksa map dan melihat aliran air sebenarnya aku kira ini sungai " slammet menjelaskan dengan singkat.
" Lantas apa yang kau inginkan ? Jangan bilang kau ingin aku menyetrum air itu dan menangkap ikan untuk makan malam "
" Hah ? Untuk apa aku membawa mu kalau aku sendiri bisa melakukannya " slammet melepaskan kemejanya Tampa memperdulikan Diana.
" Lalu.. lalu, kenapa kau membawaku kesini ? " Diana mulai tidak fokus karena slammet tiba-tiba membuka bajunya dan berjalan lambat serta menatapnya seperti mangsa.
" Kau ingin melepas nya sendiri atau aku yang melakukan nya ? " Slammet tepat berdiri di depan Diana
" Slammet kita sedang .. aku tidak ingin melakukannya di luar " Diana dengan malu-malu melepaskan armor ringan yang ia kenakan menutupi dadanya.
" Apa yang kau bicarakan ? Kita harus membersihkan luka dan mengobati nya bukan ? "
" ... Ah terserah ! " Diana tersipu malu namun ia sudah terbiasa dengan slammet sehingga ia tidak terlalu panik.
Diana hanya mengenakan celana pendek ketat hitam dan bra putih dengan renda tipis di setiap tepinya, ia berusaha untuk tidak malu dengan menatap ke bawah.
" Ayo bersihkan dirimu " slammet yang tidak tergantung dengan tampilan Diana menarik tangannya dan masuk ke air.
" Dan sebagai hukum mu aku ingin kau membantuku membilas diri, sungguh aku tidak tahan dengan udara panas daerah ini "
" O oke "
Diana menuruti apa kata slammet, mereka saling membersihkan luka dan meminum Potion regenerasi untuk menutup luka-luka ringan.
" Mantab, akhir segar juga " diana saat ini duduk di batu yang berada di tepian, dan slammet berendam di bawahnya.
" Diana .. ? "
" Iya slammet ? "
" Kau tau kan aku tidak bisa selamanya di sini, di dunia ini ? Maksudku aku pun hidup di dunia lain "
" Euumm "
" Kalau suatu saat aku tidak bisa kembali lagi ke dunia ini, apa yang akan kau lakukan ? "
" ... "
" Aku tidak bermaksud meninggalkan mu, tapi di dunia ku kekuatan tidak ada di sana dan semuanya lemah. "
" Apa yang kau maksud slammet ? "
" ... Aku tidak tau kenapa merasakan firasat buruk tentang kehidupan di dunia ku "
" Aku tidak tau dan aku tidak siap untuk apapun slammet terlebih untuk kehilangan mu, namun aku akan kurang lebih siap menghadapi apapun yang ada di depan ku "
" Setelah melihat tekad mu, aku percaya kau akan berusaha untuk tetap ada bukan ? "
" Setidaknya hari ini ada yang berkembang selain aku " slammet tersenyum melihat wajah percaya diri Diana.
" Dan aku merasa tidak adil jika hanya aku yang mendapatkan hadiah "
" Jangan tarik .. auu ini dingin slammet ! " Diana di tarik masuk ke air, dan pakaian dalamnya pun basah semua.
" Maka untuk hadiah mu adalah kehangatan "
" Hangat bagima.. " Diana langsung terdiam saat bibirnya di serang slammet.
Ia tidak lagi melawan apapun dan menanggapi slammet dengan sama-sama menikmati, namun segera ia melepaskan ciumannya saat merasakan tangan slammet melepaskan pengait bra nya.
" Jangan slammet, aku tidak ingin kita melakukannya di luar aku tidak ingin ada yang melihat "
" Tentu, tapi yang melihat hanya burung dan hewan-hewan saja Diana, aku sudah memeriksa nya "
" bohong. Kau bahkan tidak berpatroli tadi, bagaimana kau tau tidak ada orang lain ? "
" Untuk apa aku berbohong ? Dan lagi aku juga tidak ingin wanita ku di nikmati orang lain ! "
" Benarkah ? "
" Aku bersumpah jika ada yang melihat mu maka mata mereka akan keluar dari tempatnya ! "
" Eumm .. aku percaya, namun bagaimana kau melakukan nya ? "
" Kau mengajariku untuk merasakan mana bukan ? Dan dengan itu aku menyebarkan mana ku untuk berperan sebagai radar "
" Baiklah, tapi lain kali aku ingin berada di ruangan saja " Diana tidak lagi membantah dan melepaskan sendiri semua pakaian dalamnya.
Deru air terjun bercampur dengan suara erangan wanita, membuat suasana hutan yang tenang menjadi cukup meriah.
(~•~)
Di sebuah ruangan yang tampak seperti kamar tidur dalam guild base red sky, tampak putrianna sedang membaca buku tentang psikologi.
" Dasar buaya, aku bersenang senang dengan wanita lain dan membuat ku bersenang senang dengan masalah "
" Tunggu aja akan kau buat membayar atas kebaikan ku ini slammet ! " Putrianna menutup bukunya dan pergi mematikan lampu meja.
— Un nouveau chapitre arrive bientôt — Écrire un avis