Télécharger l’application
37.5% Sebuah Kebohongan / Chapter 18: 18

Chapitre 18: 18

***

Hikaru berdiri di depan rumah sakit jiwa, terakhir kalinya Hikaru mendapatkan kenangan buruk disana. Hikaru, terdiam cukup lama memandangi bangunan rumah besar, dimana tempat ibunya, keluarga satu-satunya yang tersisa disana. tentu saja, ibunya tidak waras lagi. ibunya sudah gila, mungkin karena kecelakaan yang mengakibatkan ayah dan kakaknya tewas. namun, entah kenapa Hikaru sama sekali tidak merasakan sedih, ataupun kehilangan.

mungkin karena orang-orang itu, tidak pernah ada dalam kehidupannya.

termasuk ibu.

Hikaru mengeleng, mengabaikan rasa takut yang menjalari dirinya.

tubuhnya takut merasakannya lagi, dan jiwanya merasa ketakutan. Hikaru tau. betapa dirinya mengalami trauma karena keluarganya, dan ibunya adalah bayangan hitam yang menakutkan.

Hikaru harus menghadapinya.

menghadapi masa lalunya.

Hikaru masuk ke dalam, dengan Kazuya yang ada disebelahnya. kali ini, Hikaru sudah mengetahui segalanya. tidak seperti dahulu, dimana Hikaru tidak mengetahui apapun. sekarang, Hikaru mengetahuinya. meksipun menakutkan, Hikaru harus menyelesaikan semuanya, agar Hikaru tidak menyesal lagi dan dapat mencari Kebahagiaannya, terlepas dari masa lalu yang buruk, Hikaru ingin melangkah maju dengan menyelesaikan semua kenangan buruk yang selama ini terus menghantuinya.

di baliknya akan ada kebahagiaan.

Hikaru memegang kenop pintu, ketakutan terbesarnya. Hikaru berbalik, melihat sekilas ke arah Kazuya yang menantinya. Hikaru tersenyum, dan kemudian masuk dengan yakin, hingga pintu perlahan tertutup dan Hikaru yang kini seorang diri di dalam ruangan yang sama. ruangan yang sebelumnya terasa begitu mencengkam, sekarang masih sama. Hikaru merasakan tangannya yang gemetaran, sosok ibunya, yang kini sedang meringkuk di pojokan ruangan.

"Hikaru.." panggil seseorang, bayangan hitam yang meringkuk disana.

Hikaru menggelengkan kepalanya berusaha untuk menghilangkan semua halusinasi buruk yang menjadi trauma nya, Hikaru menelan ludahnya dan perlahan mendekati ibunya, ibunya berbalik dan tersenyum melihat Hikaru, dia seperti anak-anak namun entah kenapa Hikaru tidak nyaman bersama nya, apa karena selama ini ibunya tidak pernah sekalipun menyayanginya-?

ibunya hanya menyayangi dirinya sendiri. Hikaru menyadarinya, disaat ibunya hanya terus memukulinya.

lagi dan lagi. hingga Hikaru terbiasa.

"Hikaru! anakku! anakku yang tersayang, kau menyayangi ibu kan?", tanya ibunya.

disaat seperti ini seharusnya ada momen haru, namun entah kenapa Hikaru tidak merasakan apapun, selain rasa ketakutan dan kehampaan.

"..."

ibunya mendekat, mengelus pipi Hikaru dengan wajah yang bingung.

ibu sudah tua, entah sudah berapa lama Hikaru terus tertidur di ruangan itu.

ruangan kamar rumah sakit, Hikaru tidak bisa mengingatnya. selama bertahun-tahun, Hikaru tertidur di atas kasur. berada dalam kegelapan, dengan infus yang memberikan makanan. dan Hikaru terus terbaring tidak sadarkan diri di sana, beberapa kali Hikaru kambuh, dan membuat Hikaru berkali kali di ambang kematian, memakai masker oksigen menyiksa lagi dan lagi. suara mesin yang berisik dan berat, hanya untuk membuat Hikaru tetap hidup. hingga akhirnya Hikaru bangun, dan bisa melihat dunia sekitaran, yang terasa begitu asing bagi Hikaru.

Hikaru melupakan dirinya. Semuanya.

mungkin Karena Hikaru memang tidak ingin mengingatnya lagi, ingatan yang terasa terlalu kejam bagi Hikaru.

Hikaru memang tidak mengingatnya, namun Hikaru bisa merasakannya. perjuangan tubuhnya, agar dirinya tetap hidup dan dapat berjalan kembali. Hikaru bisa mengingat setiap detiknya berada di ruangan yang selalu sama, ruangan tempatnya selalu tidur, dan bangun di kasur yang sama, dengan infus, tanpa bisa bergerak dari sana dan Hikaru selalu terjebak disana. tanpa mengetahui tentang dirinya sendiri, dan kondisinya yang sangat menyedihkan.

"Hikaru?" tanya ibunya, ibunya tidak pernah tau tentang penderitaannya.

karena ibunya tidak ingin tau, bahkan untuk saat ini ibunya sudah gila, mengalami perpecahan ingatan dan membuat ibu menjadi tidak stabil.

"Ibu.." gumam Hikaru, melihat setiap jengkal wajah ibu yang begitu keriput.

setahu Hikaru dulu ibu tidak setua ini, biasanya ibu selalu tersenyum saat terus menerus memukuli Hikaru, ibu akan selalu tersenyum setelahnya dan akan memeluk Hikaru yang penuh dengan luka, mengatakan kalau semua ini adalah kasih sayangnya, entahlah Hikaru bahkan tidak merasakannya, merasakan kasih sayang di maksudkan ibu. rasanya hanya begitu sakit, sakit tidak tertahankan dan Hikaru mulai menyadari bahwa ibu berubah menjadi bayangan hitam yang menakutkan.

"ibu tidak pernah tau kan..betapa rasanya sangat sakit, setiap kali ibu memukuli ku. " gumam Hikaru.

ibu tersenyum, senyuman yang seharusnya membuat Hikaru terharu.

Namum bayangan hitam kembali muncul, sama seperti saat ibu memeluk nya. setelah memukulinya seharian.

"itu karena ibu menyayangimu!" seru ibu seraya tersenyum. ibu memang bukan lagi ibunya, namun Hikaru masih bisa merasakan keegoisan ibu, merasakan penderitaan yang diberikan ibunya. dan itu, bukanlah kasih sayang. ibunya tidak pernah sekalipun menyayanginya. ibu hanya mencintai dirinya sendiri, dan keluarga sempurna nya. bagi ibu, Hikaru hanyalah sebuah pajangan belaka.

"ibu tidak pernah menganggap ku sebagai anak kan, aku hanyalah barang yang harus selalu sempurna di mata ibu, dan ibu tidak pernah menyayangiku" seru Hikaru seraya tersenyum kecil, senyuman yang terasa menyedihkan dan begitu menyakitkan, mengingat bahwa Hikaru mengatakannya, dengan tubuhnya yang masih mengingatnya.

setiap pukulan. setiap rasa sakit yang diberikan, terus membekas padanya.

meksipun sudah bertahun-tahun.

"a-apa yang kau katakan?" seru ibunya mundur dengan wajah tidak percaya.

"ibu..dan yang lainnya, tidak pernah sekalipun mencintaiku..." seru Hikaru lagi. merasakan rasa pedih, bukan karena dia menyakiti ibu. melainkan menyakiti dirinya sendiri, yang terus mengingat penderitaan masa lalunya.

setiap cambukan. setiap tongkat yang terus menerus mengenai kulitnya.

rasa sakit yang tidak terlupakan.

"hi..Hikaru...apa yang kau katakan? kita keluarga kan-?" seru ibunya, ibunya seperti mengingat sesuatu hal yang berusaha dilupakannya selama bertahun tahun lamanya, teringat kembali. hal yang membuatnya terus menerus mengubur ingatannya, dalam sebuah kebohongan akan kebenaran yang akan menyakitinya, membuatnya menjadi gila. sebuah bayangan yang terus dibuatnya selama bertahun-tahun.

semuanya mendadak menghilang.

tergantikan dengan ruangan rumah sakit, dengan kamar dan dirinya sendiri dengan pakaian putih rumah sakit.

"Bu.. bukankah kita selalu ada disini-?, me..mereka tidak ada..lagi?" seru ibunya, tidak percaya dengan hal yang mulai kembali menjadi jelas. ibunya memegangi kedua kepalanya pusing, dan Hikaru tersenyum hambar disana, melepaskan perban di kepalanya.

ibunya membulatkan matanya, dan mengambil sebuah kayu disana. mendekati Hikaru, Hikaru terdiam, dan merasakan semuanya mengelap.

berubah menjadi mimpi yang selama ini selalu ditakutinya.

bayangan hitam mendekat dengan sebuah tongkat, Hikaru bisa merasakan badannya sangat ketakutan dan pelan mundur, Hikaru bisa merasakan bahwa tubuh dan jiwanya berteriak..'Hentikan'.

""Tolong...jangan lagi..""

""Selamatkan aku..""

""Hentikan..""

""Rasanya sakit...hiks.."

kata kata yang terucapkan dari bibirnya, bayangan hitam tanpa wujud.

"Kau bukanlah Hikaru! Hikaru bukanlah seperti ini. dia harus sempurna!" seru suara itu, Hikaru tidak ingin mendengar nya, Hikaru tidak ingin melihatnya. rasanya mengerikan, Hikaru bisa merasakan tubuhnya mual, tangannya memucat karena gemetaran dan takut.

Hikaru masih bisa merasakannya.

"kau harus dihukum Hikaru..ini karena kami mencintaimu.." seru ibunya, mengucapkan kata kata yang sama, kata kata yang membuat Hikaru merasa pusing. merasakan nafasnya sesak akan sebuah kata yang menyakitinya, kata kata yang membuat Hikaru selalu membayangkan tentang keluarganya.

tentang penderitaan yang selalu di alaminya selama bertahun-tahun lama nya, tanpa ada yang bisa menolongnya. Hikaru yang selalu sendirian, dalam rumah yang seperti penjara, tanpa adanya nafas kebebasan, kegelapan dimana-mana dan hanya ada dirinya, dan bayangan hitam dimana-mana, yang akan terus mencarinya, dan mengatakan hal yang sama. perkataan yang membuat Hikaru merasa pusing.

kepalanya seperti mau pecah.

"Hikaru .." panggil seseorang, Hikaru menoleh ke arah samping. dimana ada sebuah bayangan hitam disana, Hikaru ketakutan dan mundur namun bayangan hitam itu mengulurkan tangannya.

"si..siapa?" gumam Hikaru.

bayangan itu tersenyum, bayangan yang terasa tidaklah menakutkan. kenapa-?

"Kazuya.., kau lupa aku?" seru suara itu. Kazuya-? Hikaru terdiam, mengingat lagi kenangan tentang Kazuya, Kazuya yang selalu menunggunya bangun, Kazuya yang memperhatikannya. Kazuya, yang tidak sama seperti bayangan hitam itu.

sosok bayangan hitam yang mulai berwarna, Hikaru mengerjapkan matanya melihat sosok Kazuya di balik mata hitamnya yang selalu kosong.

"aku akan selalu disisimu, Bodoh!"

***


Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C18
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous