Tidak ada yang ingin ditanyakan oleh Karyan terhadap Usman. Ini karena ia merasa memang pemuda itu belum memiliki istri. Meski begitu, ia hanya diam setelah mendapatkan informasi dari cucu perempuannya. Ia menatap Usman yang terlihat mematung di tempat duduknya.
"Oh iya, kamu minum dulu kopinya, Man! Kamu tidak perlu memikirkan lagi. Kita akan menemui orang yang ingin menemuimu, besok." Karyan mempersilahkan Usman untuk meminum kopi di meja. Ia juga mengambil kopi yang sudah disediakan oleh cucunya dan meminumnya.
"Oh, iya Pak. Kalau begitu, saya minum sekarang, yah," balas Usman. Ia melihat ke arah Karyan dan istrinya sambil menundukkan kepala. Ia melirik sedikit ke arah perempuan yang bernama Clarissa itu. Tidak tahu mengapa perempuan itu sudah membencinya dari awal bertemu, karena apa. Tapi tentu saja, masalahnya tidak ada pada dirinya sendiri.