Chapitre 122: Satu Gedung

"Kau pilih dia atau aku, Maura?!" bentak Pak Mahendra.

Orang tua selalu egois. Mereka hanya memikirkan kehormatan semu daripada kebebasan anak-anaknya. Mereka bahkan rela menukar kebahagian anak-anaknya demi arogansi.

"Jika kau pilih dia, maka kau takkan melihatku selama-lamanya. Jika kau pilih aku, maka menurutlah padaku! Tunjukkan pada dunia jika Maura sangat berbakti kepada orang tuanya!"

Tangis Maura pecah. Aku tahu, dia merasa berat. Menuruti perkataan ayahnya artinya, dia dan aku takkan pernah bisa berdekatan lagi. Itulah tujuan utama paman dari Bang Rino itu.

Dan seperti yang kalian tahu, ia memilih ayahnya.

Sejak saat itu, aku terus memperjuangkan cintaku pada Maura hingga Pak Mahendra juga akhirnya lelah. Aku hanya ingin menikah dengan Maura. Itu adalah janji yang akan kutepati untuk selamanya.