Bab 164
Melati menunggu rapat Devano hingga selesai. Dia sendiri tak merasa keberatan dan malah menyaksikan betapa gagahnya seorang Devano ketika berbicara pada yang lebih tua darinya.
Pria itu mendapatkan tepuk tangan saat setelah usai menjelaskan pidato. Erika datang dan menyimpan berkas-berkas penting milik perusahaan mereka.
Tetap saja sorot mata dan gerakan anggota tubuh dari seorang Erika itu menarik perhatian para lelaki hidung belang.
Ya, semakin banyaknya harta dan tingginya jabatan menjadikan sifat asli kesetanan para manusia yang angkuh terlihat.
Melihat lekuk tubuh Erika yang semok dan berisi, lalu dada Erika yang putih, bersih dan mulus membuat mereka meneguk ludah.
"Permisi, Pak. Boleh saya ambil berkas ini." kata Erika.
Ada salah satu rekan rapat mereka yang masih muda. Bahkan umurnya tidak terlalu jauh darinya. Sepantaran Saga atau dua tahun lebih tua.
"Hehe, gak. Gak sama sekali. Silahkan diambil!" balasnya.