Arif menghela napas sedalam-dalamnya. Wanita itu berucap bahwa masih trauma untuk menjalani suatu hubungan. Arif mengerti, betapa sakit hati Rani karena perlakuannya dulu. Ia bahkan tak memperhatikan Rani lagi karena begitu terlena oleh buai kenikmatan dari wanita lain.
Hampir setiap hari, ia jarang pulang ke rumah, terlebih lagi memperhatikan kondisi Rani yang dulu jatuh sakit. Arif tak peduli sama sekali dengan wanita itu.
"Mas tahu kan, apa itu trauma? Ini semua karena rasa sakit hati yang Mas sebabkan dulu. Lukanya masih membekas hebat, Mas," ucap Rani yang kemudian mulai menitikkan air mata.
"Iya, Mas tahu. Mas minta maaf sekali sama kamu, Ran. Tapi, Mas janji gak akan kayak dulu lagi kalau kamu ngasih satu kali lagi kesempatan."
Rani menggeleng pelan. Wanita itu masih belum bisa memberikan satu kesempatan terakhir. Rani masih merasa sakit hati dan tak akan terlena oleh bujuk rayu Arif.