"Apa! Ke mana saja memangnya? Haaaah. Apa Papa mengajarkanmu seperti ini dulu? Menjadi anak yang nakal?"
Meskipun nada bicara papa Yunus terdengar membentak, tapi masih ada nada lembutnya. Seperti itulah beliau mendidik anaknya tidak terlalu kasar, menurut beliau supaya anak-anaknya itu patuh, tapi nyatanya anak gadisnya yang sangat dia sayangi walaupun bukan anak kandungnya sendiri sekarang seperti ini, mencoba menjadi anak nakal. Padahal dulu Ravia sangat patuh dan tak pernah melanggar perintah apapun.
Dengan helaan nafas panjangnya papa Yunus berbicara kembali, membuat semua tak berkutik karena saking seriusnya. Mereka selalu takut kalau papa Yunus sudah serius seperti itu. "Jelaskan, Ravia! Jelaskan! Kenapa jam segini kamu baru pulang!" Kata pulang sangat ditekankan karena geram tiada mendapat jawaban juga.