"Lama sekali! Sebenarnya apa yang kamu lakukan di dalam sana, huh?" teguran itu langsung didapatkan Adhi sekembalinya dirinya dari toilet. Pria itu hanya menghela napas, lalu memilih tidak mendebat ayahnya dan hanya berdiri menatap ayahnya memukul bola.
"Ini sudah menjelang tengah hari. Apa tidak lelah terus bermain? Ingat, tubuhmu sudah tidak semuda dulu." Adhi menatap ke atas, pada terik matahari yang terasa kian membakar kulit. Meski sesekali angin berembus, nyatanya panas itu kian mendominasi. Dia bahkan sudah kembali berkeringat, meski tadi sudah mendinginkan tubuh di toilet.
"Lihat siapa yang kini sedang bicara," sahut Arya tanpa menoleh menatap putranya. Golf memang sudah menjadi olahraga kegemarannya. Terlebih ada yang menemani seperti ini, Arya semakin enggan untuk menyudarinya.
"Giliranmu."
Adhi menghela napas saat ucapannya sama sekali tidak dihiraukan ayahnya. Pria itu pun mendekat, mengambil posisi ancang-ancang, lalu mulai memukul bola warna putih miliknya.