Chapitre 106: Nada Adalah Yang Pertama

Dan dalam angan-angan Nada yang tak sadarkan diri ini sangatlah rumit. Ia seakan tidak bisa mencari jalan keluar karena apa yang berada di dalam otaknya sama seperti labirin, membuatnya tidak bisa membuka kedua mata dan bertemu dengan sang ayah untuk memeluk laki-laki yang merupakan cinta pertamanya itu dengan sangatlah erat seperti tidak akan pernah ia lepaskan lagi.

…

Banyak sekali peluh yang terlihat di sekitar kening seorang perempuan yang kini menolehkan kepala ke kanan dan ke kiri, ia berusaha mencari jalan keluar dari apa yang tersaji saat ini di hadapannya.

Bayangkan saja, labirin yang seolah menenggelamkan tubuhnya sehingga ia tidak dapat melihat ke sisi mana ia harus berjalan, membuatnya bingung setengah mati.

Sudah berjalan ke kanan, lalu mengikuti insting, namun hasilnya nihil, begitu juga jika ia mengambil jalan ke kanan, ke depan, atau ke belakang.

Seolah-olah memang labirin ini sengaja membuatnya merasa pusing dan pada akhirnya menyerah.