"Sama halnya denganku yang sangat sibuk, Sekretaris Niko pun tak kalah sibuk. Maklum, dia adalah Sekretaris pribadiku kan, jadi dia yang membantuku untuk mengurus semuanya. Apa Adisty bersedih?"
"Tidak, Adisty sama sekali tidak bersedih. Beda sekali denganku."
"Kamu? Memangnya kamu kenapa? Bersedih karena tidak ada disamping kamu?" goda Arseno.
"Hm … Itu …" ucap gugup Jingga.
"Apa?"
"Ma, Mama pengen istirahat kan? Ayo Jingga antar ke kamar Mama," elak Jingga.
Arseno langsung tertawa melihat tingkah istrinya yang mengalihkan pembicaraan dengan Arseno.
"Jingga, tidak usah hiraukan kami. Kami bisa ke kamar sendiri. Untuk hari ini memang kami akan menginap, sambil menunggu Yuriza pulang kesini."
"Silahkan saja jika Mama dan Papa ingin menginap disini."
"Iya, sayang. Ya sudah kalau begitu kamu istirahat lah. Pasti sangat melelahkan, bukan? perjalanan bukan hanya satu jam atau dua jam, ke luar negeri membutuhkan waktu yang sangat lama. Jadi, Mama tau rasanya."