Chapitre 145: Life

•note : masalah hadir bukan untuk didiami, melainkan untuk dihadapi. Hanya manusia lemah yang menganggap masalah itu musibah besar, hanya manusia lemah yang menganggap masalah itu petaka yang hampir merenggut jiwa.

Hos! Hos! Hos!

Seorang cowok bangun dari tidurnya. Tubuhnya berkeringat membahasi baju yang ia kenakan. Dilihatnya sekeliling ruangan yang sangat asing di matanya, tapi tunggu dulu! Saat melihat sebuah foto seseorang yang terpampang di dinding membuatnya langsung berdecak kesal.

Argh!!! Ternyata semalam hanya mimpi! Aish! Sial sekali! Padahal ia berharap tadi malam itu nyata, agar Caca menjadi miliknya seutuhnya.

Anka mengacak-acak rambutnya frustasi, dalaman yang ia kenakan basah karena habis... tau lah!

Ia turun dari kasur, kamar yang ia tiduri ini bukan kamar Caca atau kamarnya, melainkan kamar Galih. Mungkin saat ia mabuk semalam, cowok itu yang membawanya pulang.