Tangannya yang menyentuh rambutnya kemudian turun ke punggungnya sebelum tiba di pinggangnya.
Dengan kedua tangannya melingkari pinggangnya, dia akhirnya memeluknya tubuhnya.
Tapi bagaimana mungkin rasionalitas bisa mengalahkan nafsu.
Darahnya yang memanas membuat nafasnya terengah-engah.
Tangannya tidak bisa membantu tetapi bergerak mengusap punggungnya.
Karena dia mengenakan gaun off shoulder, bagian atas punggungnya terungkap sepenuhnya, jadi dia bisa menyentuh langsung kulitnya di sana.
Jika dia mau, dia bahkan bisa memasukkan tangannya ke dalam gaunnya.
Sayangnya keberaniannya tidak cukup untuk melakukan itu. Itu adalah hal yang benar-benar berbeda dari hanya sekedar menyentuh tubuhnya.
Saat tangannya menyentuh rambutnya sekali lagi, dia akhirnya menarik sanggul rambutnya sehingga rambutnya terurai.
Beberapa helai rambutnya bahkan jatuh di wajahnya.
Setelah itu, dia tiba-tiba membuka matanya dan mendongakkan kepalanya.
Dia menatap wajahnya dengan senyum main-main.