Télécharger l’application
40% cinta dan dendam / Chapter 4: bab 4

Chapitre 4: bab 4

Di sebuah rumah, Damar dan Adit sarapan bersama dengan ayah dan ibunya yaitu Tuan Ata dan Nyonya Sarah.

''Apa kegiatan kalian hari ini?'' tanya tuan ata

'' sekolah. kenapa ?ayah mau aja kita jalan-jalan?'' tanya adit

''Iya. gimana kalau kita nonton ke bioskop terus makan malam bersama di luar?'' tanya tuan ata

''Ada apa dengan ayah? apa hari ini ayah mendapat kebahagiaan?'' tanya Damar

''Iya'' ucap tun ata bahagia

'' apa agra....'' tanya nyonya sarah terhenti

Tuan Ata dan nyonya sarah tersenyum satu sama lain. Damar dan Adit tersenyum melihat ayah dan ibu mereka terlihat bahagia meski mereka tak tahu apa yang terjadi.

''Ibu akan ikut ayah tapi saat kalian pulang nanti , kita berdua pasti udah ada disini'' ucap nyonya sarah.

Damar tersenyum pada ayah dan ibunya.

Damar berada di sekolah sedangkan adit berada di kantin bersama teman-temannya. Damar mendapat telpon dari nomor tak di kenal, damar menjawab telpon itu diam-diam saat guru sedang mengajar.

''halo,,'' ucap damar

Damar terlihat terkejut namun perlahan berubah sedih,ia terlihat panik dan sangat khawatir. Damar langsung lari keluar kelas, di tempat lain pun adit bergegas pergi dari sekolah.

Damar dan Adit sampai di sebuah rumah sakit. Mereka berada di kamar mayat, Damar menguatkan dirinya lalu membuka kain penutup mayat dan di balik kain itu adalah tuan ata. Damar dan Adit tak dapat menahan tangisnya.

''Ayah, kenapa ayah disini? kak,,, kenapa ayah.....''ucap adit menangis

Damar hanya diam menatap ayahnya, ia menangis.

''Bagaimana dengan ibu saya?'' tanya damar

'' beliau berada di ruang UGD" ucap seorang perawat pria

Damar dan Adit pergi dari sana menuju ruang UGD.

Nyonya Sarah terbaring tak berdaya, kondisinya kritis. Damar dan Adit memegang tangan ibu mereka.

''Ibu,,,'' ucap adit dalam tangisnya

''Anak-anakku dengarkan ibu, ... berhati-hatilah! carilah orang bernama Reza wijaya ,,'' ucap nyonya sarah terbata-bata karna menahan sakitnya.

''Ibu akan baik-baik saja, pasti.'' ucap damar yakin

''A,,,anak-anakku dengarkan ibu. jangan terlibat dalam hal berbahaya! jangan cari kebenaran di balik semua ini. jangan pernah balas dendam! ayah dan ibu sudah tahu bahwa kami berdua akan berakhir seperti ini'' ucap nyonya sarah

Tiba-tiba nyonya sarah kesakitan dan ia memejamkan matanya, tangannya jatuh lemas tak berdaya dari genggaman tangan adit.terdengar suara garis lurus tanda nyonya sarah telah meninggal. Damar dan Adit menangis tersedu-sedu karna kehilangan kedua orang tuanya.

''MASA SEKARANG''

Damar sarapan bersama dengan Adit di meja makan.

''Kak, jangan lakukan hal bodoh! ingat kata ibu , kita jangan balas dendam!'' ucap adit

''Tapi Reza wijaya membunuh ayah dan ibu , aku pasti akan membalasnya'' ucap damar

''Tapi tidak dengan cara mendekati putrinya'' ucap adit

''Kamu tidak perlu ikut campur. kakak tahu apa yang harus kakak lakukan'' ucap damar

Damar pergi dari sana tanpa menghabiskan makanannya.

Di kampus,Zoya terlihat menunggu seseorang. dua temannya mendekat padanya.

''Siapa yang lo tunggu?'' tanya Mia

''Jangan bilang damar!'' ucap diva

Mia menatap tajam zoya yang hanya diam menatap dirinya dan diva.

Tak lama zoya melihat damar jalan di lorong kampus menuju kearahnya, Damar berhenti di depan zoya dan yang lain.

''Pagi ay,,,'' ucap damar dengan ceria

''luka-luka kamu , udah di obati?'' tanya zoya

''Udah. khawatir banget sama aku ay'' ucap damar sambil mengedipkan sebelah matanya

''Gak. aku cuma merasa bersalah aja'' ucap zoya

''Emang siapa yang mukulin dia?''tanya diva

''Anak buah ayah'' ucap zoya

''Lo pantas di hajar karna ganggu zoya'' ucap mia

''Gue memang ganggu zoya tapi zoya suka, iya kan ay?'' tanya damar dengan percaya diri

''Enggak. gue gak suka'' ucap zoya

'' sekarang panggilnya lo gue lagi'' ucap damar sedikit menyindir zoya.

Zoya jalan pergi sambil diam-diam tersenyum terlihat senang karna sikap damar padanya.

Tatapan dan ekspresi damar seketika berubah tajam dan serius saat zoya dan teman-temannya pergi.

Waktu sudah siang, damar melihat zoya di ruangan. sibuk dengan beberapa buku, damar masuk lalu duduk di meja depan zoya.

''Sedang apa ay?'' tanya damar

''memeriksa naskah untuk pertunjukan drama'' ucap zoya

''Ay, kamu sangat sibuk. jika terus seperti ini kapan kita jalan bareng?''tanya damar

''Meski gue gak sibuk kita gak akan pernah jalan bareng'' ucap zoya sambil menghentikan kesibukannya

''Ay, kenapa sih kamu gak ngaku aja kalau kamu cinta sama aku?'' ucap damar turun dari meja

''Lo apaan sih, jangan ganggu gue!'' ucap zoya tegas

''Ya udah kalau gitu aku jalan sama diva aja'' ucap damar

Damar melangkah pergi, Ia terhenti lalu menoleh menatap zoya dengan kesal.

''Kamu gak bakal tahan aku ,ay?'' tanya damar

''Emang harus ya?'' tanya zoya terdengar tak peduli meski sebenarnya ia sengaja.

''Kamu mah gak peka ay'' ucap damar sedikit merengek dan kesal.

Damar pergi dari sana dengan rasa kesal, zoya tersenyum karna tingkah damar.

Damar dan teman-temannya berada di kantin, mereka menikmati makanan dan minuman mereka.

''Kalau lo perlu bantuan kita berdua bilang aja! kita pasti bantu'' ucap dika

''Benar kata dika , katakan aja!'' ucap alex

''Agra , gue ingin kalian cari tahu soal dia dan hubungannya dengan Reza wijaya'' ucap damar

''Oke, tenang aja. soal zoya, lo dekati dia bukan karna balas dendam kan?'' tanya alex

''Menurut lo bagaimana?'' tanya balik damar

''Gue harap lo gak nyakitin dia karna balas dendam lo'' ucap alex serius

''Lo tenang aja, gue tahu apa yang gue lakukan'' ucap damar

''Ok, gue percaya sama lo'' ucap dika

saat mereka serius bicara ,Diva dan teman-temannya duduk dekat damar dan yang lain.

''Damar, kenapa kamu terluka? siapa yang melakukannya?'' tanya diva khawatir

''Gak terlalu parah , jangan berlebihan!'' ucap damar

Diva menyentuh wajah damar yang masih luka-luka.

Zoya dan teman-temanya sampai kantin, zoya melihat damar dan diva membuat dia merasa kesal dan cemburu.

''Zoya,,,'' ucap rahma yang melihat zoya

Damar membalik melihat zoya yang menatapnya dan diva.

''Ay,,,,'' ucap damar terkejut sembari berdiri

Zoya pergi dari sana tanpa mengatakan apapun.

''Dia cemburu ya?'' tanya dika pada yang lain

Mendengar ucapan dika , damar bergegas mengejar zoya.

Damar berhasil mengejar zoya, ia berhenti depan zoya hingga langkah zoya terhenti.

''Ay, tadi itu diva cuma liat luka aku aja''ucap damar

''gue gak peduli'' ucap zoya terdengar kesal

''Ay beneran, tadi itu,,,,'' ucap damar terpotong karna zoya bicara.

''Gue bilang gue gak peduli!'' ucap zoya dengan kesal

''Gue gak salah paham dan gak cemburu. Kalau lo mau bermesraan jangan di kampus! Lo bener-bener gak tahu tempat, seharusnya lo malu karna kelakuan lo. Kalau lo suka diva, sana kejar dia ! jangan kejar gue!'' ucap zoya marah

Damar tersenyum mendengar zoya memarahinya.

''Kenapa lo tersenyum? ada yang lucu? tindakan lo itu bukan contoh yang baik untuk yang lain'' ucap zoya

Tiba-tiba damar mendekatkan wajahnya pada zoya membuat zoya terkejut dan berhenti bicara. tatapan damar begitu hangat pada zoya.

''Kamu cantik saat cemburu, ay.'' ucap damar tersenyum

Keduanya saling menatap, Damar perlahan mendekatkan wajahnya pada zoya. suasana menjadi tenang, seakan tak ada suara lain selain suara hati mereka yang berdegup cepat.

...


Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C4
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous