Télécharger l’application
5.33% Pilot dingin jatuh cinta dengan gadis SMA? / Chapter 8: Pertemuan di malam hari

Chapitre 8: Pertemuan di malam hari

***

Di perjalanan....

"Leon, apakah kita mau langsung pulang saja ke rumah atau bagaimana?" tanya Alcott.

"Pulang ke rumah saja, masih ada urusan yang harus ku urus," singkat Leon. Alcott mengangguk pelan setelah itu kembali berfokus kepada layar tablet yang dibawanya.

Sedangkan ditempat lainnya...

Tampak Hana sedang memakai baju bak seorang ninja malam. Setelah mengenakan baju tersebut, Hana pun mulai beraksi.

"Hmm malam ini, harus ku selesaikan semuanya agar aku bisa segera mendapatkan uang!" ucap Hana. Lalu Hana melompat dari atap rumah satu ke atap rumah lainnya. Ketika melompat-lompat seperti itu, tanpa sadar ada Leon yang melihatnya.

Leon tak sengaja menoleh kearah atap rumah atap rumah yang dilewatinya serta dilompati oleh Hana. Melihat hal tersebut, Leon langsung menyuruh supir pribadinya untuk menghentikan mobilnya.

"Hentikan mobilnya!" teriak Leon secara tiba-tiba yang membuat supir pribadinya serta Alcott terkejut. Akan tetapi tetap, supir pribadinya Leon menghentikan mobilnya.

"Ada apa, Leon?" tanya Alcott yang sedikit panik. Leon tidak menjawab ucapannya Alcott, akan tetapi ia langsung keluar dari mobilnya. Leon pun mengenakan masker serta topi pilotnya dan juga sebuah jaket bulu berwarna hitam tebal.

Alcott yang semula diam dari mobil ikut keluar ketika melihat Leon yang tiba-tiba saja keluar dari dalam mobil.

"Leon! berhenti! apa yang mau kamu lakukan?" tanya Alcott yang kini berada dibelakangnya Leon. Leon membalikkan badannya dan menoleh kearah Alcott, akan tetapi Leon justru melempar sebuah pasir yang membuat Alcott salfok karena pasir tersebut masuk kedalam matanya.

Ketika pandangan Alcott sudah membaik, Leon menghilang entah kemana yang membuat Alcott kini susah.

"Astaga Leon! ish kemana itu anak? kenapa dia selalu meninggalkan ku disaat-saat seperti ini?" gerutu Alcott yang kesal dengan sikapnya Leon. Akan tetapi meski begitu, Alcott memutuskan untuk mencari Leon menggunakan mobil. Ia masuk kedalam mobil dan memerintahkan kepada supir pribadinya Leon untuk mencari Leon.

Ditempat Leon...

Kini Leon berada diatas atap. Iapun melihat Hana yang dengan cepatnya melompat dari atap satu ke atap lainnya.

"Anak ini begitu cepat, sebenarnya apa yang mau dilakukannya malam-malam begini?" batin Leon seraya mengejar Hana.

Sedangkan di sisi Hana...

Hana merasakan bahwa dibelakangnya ada yang mengikutinya. Tetapi Hana memutuskan untuk pura-pura tidak tahu. Ia memasang perangkat agar orang yang mengikutinya yang tak lain adalah Leon, tidak bisa mengikutinya lagi.

Ketika mau melompat ke atas atap rumah yang terakhir, Hana menjatuhkan diri yang membuat Leon berhenti mendadak ketika melihat hal tersebut. Leon menjadi bingung saat itu. Iapun duduk bersimpuh lalu menatap kearah bawah.

Dibawah terlihat Hana tergeletak di tanah seperti orang tak sadarkan diri yang membuat Leon dengan sigap langsung melompat kebawah. Akan tetapi ketika ia sampai dibawah, Leon tidak melihat siapapun disana.

"Eh? kemana Hana? kenapa dia tidak ada disini? perasaan tadi kulihat dia ada disini," ucap Leon yang kini kebingungan mencari Hana. Leon menoleh kearah kanan dan kirinya tetapi tidak ada siapapun disana. Akan tetapi tak lama berselang...

"Siapa kamu sebenarnya?! kenapa kamu selalu mengikutiku?" ucap Hana seraya mengacungkan pedang kearah Leon. Leon terdiam ketika mendengar suara Hana yang kini berada dibelakangnya. Perlahan-lahan Leon membalikkan badannya dengan kedua tangan diangkat.

Kini iapun bisa melihat Hana yang membawa pedang serta berpenampilan seperti ninja malam.

"Apa yang kamu lakukan setiap malam, Hana? kenapa kamu selalu keluar di saat malam seperti ini?" tanya balik Leon dengan nada dingin.

"Kenapa kamu tanyakan itu padaku! seharusnya kamu lah yang menjawab pertanyaan ku, bukan aku!" tegas Hana yang semakin mendekatkan ujung pedangnya pada leher Leon.

"Tenang saja, aku bukan mata-mata. Aku berniat membantu...." belum sempat menyelesaikan kata-katanya, tiba-tiba saja Hana berada disampingnya Leon dan berniat membuka masker yang dikenakan oleh Leon.

Akan tetapi dengan sigap, Leon langsung membungkukkan tubuhnya sehingga Hana tidak dapat melepas maskernya. Ketika Leon membungkukkan tubuhnya, Hana melompat kebelakang lalu berdiri menatap kearah Leon.

"Kenapa kamu mau membuka masker ku? apakah kamu begitu penasaran, siapa aku ini?" tanya Leon dengan santainya seraya mendekati Hana. Akan tetapi lagi-lagi Hana mengacungkan pedang padanya yang membuat Leon menghentikan langkahnya.

"Lebih baik kamu segera pergi dari sini! aku tidak ingin berurusan dengan mata-mata musuh seperti mu!" ucap Hana dengan sinis. Leon diam sejenak lalu menjawabnya.

"Sebenarnya profesi mu itu saat malam begini jadi apa sih? jadi Agen rahasia kah? atau pembunuh bayaran? atau tentara bayaran? ah apa kamu itu seorang ninja malam?" ujar Leon dengan polosnya yang membuat Hana geram padanya.

"Lebih baik kamu diam saja! aku tidak akan memberitahu tentang identitas ku apalagi ke mata-mata musuh seperti mu!" kata Hana. Leon menghela nafas ketika mendengar Hana yang mengatakan bahwa dirinya adalah musuhnya Hana.

"Hana, kamu tenang saja. Aku ini bukan musuhmu melainkan..." belum sempat menyelesaikan kata-katanya, Hana menebas pedangnya yang membuat Leon batuk serta memejamkan kedua matanya karena debu yang berterbangan.

Ketika Leon membuka matanya, Hana sudah menghilang entah kemana. Kini Leon kehilangan jejak. Meski begitu ia tidak pantang menyerah. Leon menggunakan instingnya untuk melacak keberadaannya Hana.

***

Hana sampai disebuah gudang tua. Terlihat dari luar, didalam gudang tua itu seperti ada acara yang meriah.

"Aku akan menghancurkan acaranya! setelah itu membunuh semua tamu undangan lalu membawa target ke atasan!" ucap Hana. Hana mengeluarkan pedang dan bersiap masuk kedalam gudang tua tersebut. Akan tetapi ketika Hana sudah siap di posisi....

"Apakah aku bisa membantumu? aku ini pernah menjadi pembunuh bayaran loh. Aku membunuh seratus orang dalam waktu lima menit," ternyata Leon ada di samping kanan Hana persis. Hana begitu terkejut melihat Leon yang ada disampingnya.

"Kamu? kenapa kamu bisa disini?! bukankah tadi aku sudah meninggalkan...." belum sempat menyelesaikan kata-katanya, Leon langsung mendorong Hana dan menibai nya.

"Shutt! jangan berisik calon istriku! kalau kamu berisik, tugasmu akan gagal!" ucap Leon seraya membungkam mulut Hana. Melihat hal tersebut, Hana langsung menendang perut Leon dengan kencang yang membuat Leon meringis kesakitan.

Setelah itu Hana pun melompat masuk kedalam gudang tua tersebut dan menjalankan tugas yang didapatnya. Dari luar, Leon bisa melihat aksi Hana yang sungguh luar biasa.

"Ckckck, Hana hebat juga ya? dia bisa membunuh banyak orang hanya dalam waktu dua menit. Entah berapa orang yang dibunuhnya tapi sepertinya orang-orang yang dibunuhnya sangatlah banyak," ucap Leon yang kagum dengan aksi Hana.

Tak lama setelah itu, Hana keluar dari gedung tua tersebut seraya membawa seorang pria yang kini tak sadarkan diri. Ia membawa pria tersebut dengan menyeretnya. Meski sedang menyeret seorang pria, ia tampak seperti tidak kesusahan.


Load failed, please RETRY

Cadeaux

Cadeau -- Cadeau reçu

    État de l’alimentation hebdomadaire

    Rank -- Classement Power Stone
    Stone -- Power stone

    Chapitres de déverrouillage par lots

    Table des matières

    Options d'affichage

    Arrière-plan

    Police

    Taille

    Commentaires sur les chapitres

    Écrire un avis État de lecture: C8
    Échec de la publication. Veuillez réessayer
    • Qualité de l’écriture
    • Stabilité des mises à jour
    • Développement de l’histoire
    • Conception des personnages
    • Contexte du monde

    Le score total 0.0

    Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
    Votez avec Power Stone
    Rank NO.-- Classement de puissance
    Stone -- Pierre de Pouvoir
    signaler du contenu inapproprié
    Astuce d’erreur

    Signaler un abus

    Commentaires de paragraphe

    Connectez-vous