Aimee duduk dengan lemas setelah mengakhiri panggilan telepon Elsa. Nampak pupus harapan dan tidak ingin melakukan pekerjaan apapun. Aimee menatap kosong ke depan.
"Aku tidak ingin pergi," ungkap Aimee lemah.
Sadar kemampuannya buruk sehingga wajar dia masuk dalam daftar hitam itu. Aimee menggeleng lemah.
Dimana Theodore Corporation adalah salah satu perusahaan kejam yang sukses memecat ratusan karyawan karena seleksinya yang ketat.
Mengawasi dengan tanpa ampun seluruh kinerja para karyawan kontrak dan memberhentikan mereka jika pekerjaan karyawan kontrak tersebut berada di bawah standar. Mereka juga tidak memberi ampun pada para pekerja tetap yang tidak berguna.
Melewati batas kesalahan yang mereka toleransikan dan mengulang kesalahan lain yang merugikan perusahaan. Aimee termasuk karyawan yang beruntung karena bisa bertahan selama ini.
Ya. Dia tahu hal itu.
Dan itu juga yang membuatnya tidak mengerti sekaligus terkejut karena daftar menyebalkan itu akhirnya keluar pada hari yang sangat tepat.
Muncul tanpa Aimee duga. Lalu, adakah yang bisa menjelaskan kenapa daftar hitam itu baru muncul sekarang setelah selama ini Aimee sudah banyak melakukan kesalahan besar dan tidak dipecat?!
Doren menggigit bibirnya dengan gelisah.
Ikut berjongkok di depan Aimee. Ketika mereka sedang menunggu Daryan di lobi apartemen Aimee.
Daryan nampak terkejut ketika melihat ekspresi keduanya. Baru saja tiba di apartemen Aimee setelah Daryan mengikuti GPS. Pemandangan menyedihkan ini seharusnya tidak dia lihat. Daryan bertanya dengan cemas.
"Ada apa ini? Kenapa kalian semua terlihat murung?" tanyanya.
Aimee yang sedih ingin sekali menangis.
Tapi dia tidak ingin menunjukkannya pada Doren dan Daryan.
"Aku merasa tidak ada gunanya ikut perjalanan bisnis ini. Aku sudah masuk dalam daftar hitam itu. Bukankah itu artinya, sudah tidak ada gunanya lagi aku ikut dalam proyek menyebalkan itu?"
Tidak ingin berinteraksi dengan Zack. Dan tidak ingin melakukan hal percuma pada apa yang sudah ditentukan oleh perusahaan perihal nasib kerjanya.
Aimee masih punya logika yang tinggi untuk melakukan hal yang benar. Dan menurutnya, ucapannya saat ini sangat benar dan tepat.
Daryan masih memasang wajah tidak paham.
"Sebentar. Ada apa ini? Kenapa Aimee mendadak bicara begitu dan apa maksudnya dengan 'daftar hitam'?" tanya Daryan.
Baru saja bertanya tapi sudah langsung menutup mulutnya dengan ngeri. Setelah mencerna makna penting dibalik sebuah pernyataan soal 'daftar hitam' perusahaan tempatnya bekerja.
Daryan terbelalak kaget.
"Daftar hitam soal siapa saja yang akan di pecat perusahaan 6 bulan terakhir ini?" tanya Daryan.
Mengangguk dan terlihat tidak bersemangat. Doren memeluk Aimee erat dari samping.
"Aimee tenanglah. Aku yakin masih ada jalan. Itu sebabnya proyek penting ini diberikan padamu. Pasti ada alasannya. Dan mungkin daftar itu salah!"
Aimee membalas sinis.
"Apa kau pernah melihat mereka membatalkan pemecatan merevisi daftar buku PHK sinting itu?" gerutu Aimee.
Membenarkan dan tidak sanggup membalas.
Daryan berusaha mengikuti atmosfer di depannya.
"Baik. Aku sudah mengerti sekarang. Dan aku ikut prihatin atas nasib burukmu, Aimee."
Pengertian dan ucapan Daryan sama sekali tidak merubah suasana muram Aimee.
"Tapi, mari kita memikirkan masalah ini sungguh-sungguh." Ajak Daryan.
Tidak ada yang sibuk mendengarkan Daryan. Tapi tidak ada juga yang mengacuhkannya. Daryan terus mengajak semua orang bicara.
"Kau masuk dalam daftar itu. Tapi kau juga diberikan satu proyek besar," ungkap Daryan tanpa henti.
"Bukankah itu berarti. Proyek ini menjadi kesempatan terakhirmu untuk bertahan? Pilihan dan keharusan untukmu memilih. Menyelesaikan proyek ini dengan hasil luar biasa atau gagal, dan tanpa berpikir dua kali kau akan langsung dipecat jika kau melakukan kesalahan!"
Doren dan Aimee memberikan perhatian lebih pada Daryan.
"Apa maksudmu dengan dipecat? Aimee tidak akan dipecat dan jangan mengatakan kalimat itu lagi!" Doren nampak tidak senang dan marah.
Daryan mengangkat kedua tangannya.
"Baik. Aku minta maaf. Dan aku hanya sedang berusaha menjelaskan sesuatu yang penting terkait pemecatanmu dan proyek Deluxe!" ucap Daryan sambil mengamati Aimee sangat serius.
Aimee terus mendengarkan asumsi Daryan.
Memang tidak sepenuhnya terhibur. Tapi apa yang Daryan katakan masuk akal.
Sehingga Aimee kemudian berdiri. Menatap Daryan serius dan berkata.
"Jadi maksudmu, kesuksesan proyek ini akan menjadi faktor penentu apakah aku akan dipecat atau tidak?" tanya Aimee to the point.
Doren nampak baru mengerti. Dan Daryan mengangguk bagai seorang pembicara handal.
"Ya. Kau benar. Saat ini bukan waktumu untuk berkecil hati!"
Tapi Aimee tidak bisa menutupi wajah sedihnya. Ketika membayangkan namanya ada dalam daftar hitam itu. Padahal Aimee sudah berencana akan bekerja di perusahaan Theodore seumur hidup. Sampai masa pensiunnya tiba.
Dia baru kepala 3 dan waktu pensiunnya masih panjang.
Tapi, belum genap mencapai usia klimaks. Aimee sudah harus berusaha mencari pekerjaan baru lain yang pasti tidak akan sebagus pekerjaannya di Theo Group?
Hah! Situasi ini membuatnya terus merasa kesal dan putus harapan.
"Jadi, apa yang harus aku lakukan sekarang, Dar? Kau punya ide yang lebih baik agar aku tidak mengacaukan segalanya. Ketika aku tidak pernah berpikir proyek ini akan sangat fantastis seperti yang para pemimpin kita inginkan?"
Daryan berdecak.
"Jangan pesimis dan percaya saja pada nasib keberuntunganmu selama ini yang bisa bertahan lama. Meskipun kau sudah membuat banyak kekacauan!"
Doren mencubit kencang pinggang Daryan. Mengacuhkan segala tata krama sopan dalam bersikap terhadap rekan kerja.
Daryan merintih kesakitan.
"Au!" gerutu Daryan.
"Kenapa mencubitku? Dan kenapa kau genit, Debora Enggoro?" protes Daryan.
Sering berkata ceplas-ceplos dan apa adanya. Doren merasa tindakannya sudah benar untuk menekan ucapan Daryan yang terlalu menusuk perasaan Aimee.
"Jaga ucapanmu! Dan bicaralah dengan benar! Tidak ada yang memintamu untuk berkomentar dan menilai tentang bagaimana kinerja Aimee. Kau bukan siapa-siapa dalam hal itu!"
Aimee tersenyum tipis tanpa sadar.
***