"Sudah.. jangan marah lagi, dia hanya angin lalu untukku! Yang terpenting adalah kau bersama ku.." kata Wahyu penuh perasaan.
Elise menatap mata hitam Wahyu seperti melihat jurang dalam tanpa dasar, namun ada bayang wajahnya di mata itu. Elise menghela napas dan mengangguk ia tidak pernah meragukan perasaan Wahyu stelah pertemua mereka di desa waktu itu.
"Ayo kita ke lantai dua.." Ajak Wahyu menuju lantai dua.
"Mmm.." Elise menatap sekeliling tempat itu sangat ramai "Jika sekretaris mu melihat kau sekarang dia pasti akan pingsan karena marah."
Wahyu mengangkat bahu "Aku tidak peduli! Lagi pula ini hari libur! Aku bukan robot, aku juga butuh hari libur untuk berkencan.."
Mendengar kalimat tanpa dosa itu Elise menggeleng tanpa daya "Aku harap departemen store milik kakek tidak bangkrut di tangan mu.."