Télécharger l’application
9.84% Takdir Istri Bayaran / Chapter 26: Pilihan yang berat

Chapitre 26: Pilihan yang berat

"Rey, bisakah kamu menghargai aku sebagai kekasihmu di sini? Salahkah aku kalau tidak suka dengan Bianca? Itu karena dirimu, Rey! Kamu terlalu memuja dia sampai melupakan aku ini kekasihmu. Ingat, kedua orang tua kita sudah setuju dengan hubungan ini, dan tidak lama lagi kita akan berlangsung dengan pernikahan. Lagipula aku heran kenapa semenjak hadirnya Bianca, kamu kasar denganku?" Meminta penjelas, membuat Vivian merasa tidak adil.

"Jelas-jelas itu karena dirimu sendiri, Vivian. Kamu yang membuat aku semakin untuk bersikeras agar hubungan ini berakhir, dan jangan salahkan orang lain. Kamu tidak bisa menuntut sikap orang lain baik denganmu, jika kamu sendiri tidak bisa menghargai dirimu. Sudahlah aku tidak ingin teleponan hanya untuk ribut," sahut Rey dan langsung mematikan ponselnya tanpa menunggu persetujuan.

Membuat Vivian begitu kesal di saat melihat panggilan yang tiba-tiba terputus tanpa menunggu persetujuannya. Dia bahkan geram sampai ingin melampiaskan kekesalannya itu kepada ponselnya. Namun, pikirannya masih waras untuk tidak melemparkan ponselnya, meskipun niat sudah ada.

Hari yang cukup melelahkan telah berhasil dilalui oleh Bianca. Dia terbangun dengan matanya yang sembab. Menatap kearah ruangan yang lain, menyadari bahwa Andien sudah pergi berangkat kerja lebih dulu. Ia masih sangat bingung harus melakukan apa, ditambah tidak ada uang yang banyak yang bisa dia gunakan sebab dirinya masih belum mendapatkan bayaran atas pekerjaan sebagai statusnya istri yang dibayar.

Membuat Bianca kebingungan harus berbuat apa, dia semakin sedih di saat melihat tidak ada satupun notifikasi yang masih dari Benny untuknya. Akan tetapi, hanya ada dua pesan masuk dari Nick dan Rey dalam waktu yang sedikit berbeda. Membuat pesan itu, dan pesan berisikan. "Selamat pagi, Bianca. Kau baik-baik saja? Bagaimana keadaanmu? Bisakah kita bertemu hari ini? Dan aku sudah melihat berita yang tersebar. Jika kamu sudah bangun, tolong segera balas. Aku ingin tahu keadaanmu."

Berbeda dengan Rey, pesan yang berisikan. "Bianca, aku cukup prihatin dengan kabar yang beredar sekarang. Aku tahu kamu pasti akan sangat sedih, jika membutuhkan pertolongan aku akan siap. Jika kamu sempat balas pesanku ya "

Membuat Bianca merasa sedikit senang sebab ada orang yang peduli dengannya, tapi dia merasa sedih karena orang itu bukanlah Benny. Masih membuat Bianca merasa heran apakah ia harus membalas pesan dari Nick ataupun tidak. Namun, pesan dari Rey segera ia balas. Lantaran tidak ingin membuat orang lain menunggu dirinya.

Membuat hatinya Bianca merasa tidak nyaman ketika mengabaikan pesan dari Nick, dan jelas-jelas karena ulahnya sendiri Nick sampai terluka.

"Bagaimana ini? Apakah aku harus membalas pesannya Nick? Tapi, aku merasa tidak enak hati. Bagaimanapun Nick sudah menjadi bagian dari keluarga, dan tentunya dia pasti akan heran. Ah menyebalkan, jika hal ini diketahui oleh Andien tentunya Andien akan marah lagi denganku," gumam Bianca dalam kebingungannya.

Dengan sangat berat hati, Bianca memilih untuk mengabaikan pesan dari Nick meskipun ia meminta maaf kepada dirinya sendiri. Demi sebuah janji kepada Andien, membuat Bianca tidak ingin terlihat seperti yang orang-orang tuduhkan kepada dirinya.

Di sisi lain, Nick sedang menunggu balasan pesan dari Bianca sembari ia tertidur. Berkali-kali ia melihat ponselnya, tapi tidak ada satupun pesan yang masuk. Hal itu membuat Nick semakin khawatir hingga membuatnya mencoba menghubungi Bianca. Akan tetapi, justru panggilan masuk juga tidak dijawab.

Dengan cepat Nick bangkit dan memilih untuk menemui langsung, takut jika terjadi sesuatu dengan Bianca. Saat dirinya ingin pergi, ia bertemu dengan Rey di depan pintu. Rey yang saat itu sedang mengambil sepatunya membuat dia terheran ketika melihat Nick yang pagi-pagi sudah rapi.

"Mau ke mana kamu? Tumben sekali cepat bangun."

"Mau ke tempat Bianca, soalnya dia enggak balas pesanku. Lo tahu sendiri kan kak kalau berita terbaru sekarang aneh sekali. Jadi, aku merasa khawatir."

"Loh? Tadi aku kirim pesan dibalas kok. Bianca juga bilang kalau dia baik-baik saja. Aneh juga ya kalau sama kamu dia enggak mau balas. Mungkin Bianca udah kesal dengan kabar berita kalian itu atau jangan-jangan Benny marah, bisa jadi kan? Kalau begitu aku pergi kerja dulu ya, kunci pintu jangan di bawa," sahut Rey lalu berjalan pergi.

"Iya-iya."

Mendengar pernyataan dari Rey, membuat Nick merasa bingung dengan sikap Bianca yang sangat aneh. Tidak biasanya pesan tidak terbalas, begitupun dengan panggilan masuk. Semakin membuat penasaran hingga membuat Nick memilih bertemu dengan Bianca menggunakan sepeda motor agar bisa lebih cepat sampai.

"Apa mungkin bukan Bianca yang menjawab pesan dari Rey? Aku harus semakin cepat," batinnya Nick sembari menambahkan kecepatan motornya.

Dengan segera Nick menghampiri tempat tinggal Andien, ia tidak perlu untuk bertanya di mana tempat itu berada. Setiba di sana, Nick mencoba memanggil nama Bianca, tetapi tidak ada satupun orang yang menjawab panggilannya. Berusaha untuk tetap yakin bahwa saat itu Bianca berada di tempat itu.

"Aku yakin kamu di sini, Bianca. Ini aku, Nick. Bukalah pintunya karena aku ingin tahu kenapa kamu tidak menjawab pesan dan panggilanku. Padahal semalam kita masih baik-baik saja kan? Ayo, Bianca, bukalah pintunya."

Walaupun Bianca tetap tidak ingin membuka, namun Nick semakin berusaha untuk kekeh. Hingga akhirnya, Bianca merasa kasihan dengan sahabatnya itu, dan memilih untuk membuka pintu. Tapi, dengan cepat Bianca meminta pergi ke suatu tempat. Dia sudah bersiap-siap untuk pergi di saat Nick sedang sibuk mengetuk pintu.

"Maafkan aku, dan nanti aku akan menjelaskannya. Ayo sekarang kita pergi dari sini," ajak Bianca yang begitu terburu-buru.

Walaupun merasa heran, tapi Nick hanya bisa mengikuti keinginan dari sahabatnya itu. Dengan cepat ia bergegas. Di jalan membuat Nick tidak tenang sebelum menemukan jawabannya. Sengaja memperlambat motornya, Nick pun bertanya. "Memangnya apa yang sedang terjadi?"

"Nanti aku ceritakan, Nick. Sebaiknya kita ke pantai saja."

Menjawab dengan anggukan membuat Nick semakin mempercepat kecepatan motornya, namun, tepat di lampu merah membuat Nick mau tidak mau harus berhenti. Saat bersamaan seseorang yang kenal dengan mereka pun segera mengambil gambar keduanya dari balik mobil tanpa sepengetahuan dari orangnya.

"Ini kabar terbaru hari ini, dan aku tidak menyangka jika mereka masih saja berduaan padahal sudah jelas-jelas mereka bersalah. Jika aku mencari wanita itu, aku sudah menutup wajahku agar orang lain tidak melihat. Tapi, mereka berdua semakin memperlihatkan keromantisannya, bahkan sampai naik motor berduaan. Sudah sebaiknya kita sebarkan foto ini pula," ucap seorang wanita kepada temannya yang ada di dalam mobil.

"Kamu benar juga biar ada bahan untuk bergosip. Kirimkan dulu fotonya padaku."


Load failed, please RETRY

Cadeaux

Cadeau -- Cadeau reçu

    État de l’alimentation hebdomadaire

    Rank -- Classement Power Stone
    Stone -- Power stone

    Chapitres de déverrouillage par lots

    Table des matières

    Options d'affichage

    Arrière-plan

    Police

    Taille

    Commentaires sur les chapitres

    Écrire un avis État de lecture: C26
    Échec de la publication. Veuillez réessayer
    • Qualité de l’écriture
    • Stabilité des mises à jour
    • Développement de l’histoire
    • Conception des personnages
    • Contexte du monde

    Le score total 0.0

    Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
    Votez avec Power Stone
    Rank NO.-- Classement de puissance
    Stone -- Pierre de Pouvoir
    signaler du contenu inapproprié
    Astuce d’erreur

    Signaler un abus

    Commentaires de paragraphe

    Connectez-vous