Saat ini Hajar sedang bersih-bersih sekitar perkaragan rumahnya bersama dengan putra kecilnya Yakub yang tampak bermain di sekitar ibunya. Karena hari ini adalah hari Minggu Hajar memang membiasakan untuk membersikan rumah seminggu sekali karena dia akan sibuk bekerja pada hari Senin sampai Sabtu.
"Mama....., apakah Yakub memiliki Papa?" tanya bocah mungil itu yang berhenti sejenak bermain mobil-mobilan.
"Tentu saja nak Yakub punya Papa." ucap Hajar dengan jujur.
"Lalu di mana Papa Yakub Ma...?" tanya Yakub lagi.
Sebenarnya Hajar kali ini bingung harus menjawab apa karena memang Hajar menemukan Yakub di depan pintu rumah dulu, lebih tepatnya ada seseorang yang tega membuang bayi mungil nan tampan ini di depan pintu rumahnya.
Hajar tidak tega dan akhirnya mengadopsi Yakub untuk menjadi anaknya, Walaupun banyak tetangga sekitar yang menganggap nya telah mempunyai anak diluar nikah tapi Hajar tidak memperdulikan hal itu padahal jika dia mau dia bisa menunjukkan hasil bukti bahwa Hajar telah mengadopsi Yakub dan sampai detik ini bahkan Hajar belum pernah kontak fisik lebih jauh dengan seorang laki-laki manapun.
Hajar terlalu sibuk berkerja untuk kebahagiaan anaknya dan dirinya saja karena memang Keluarga yang mengadopsi Hajar dulu telah meninggal pada saat terjadi gempa 15 tahun yang lalu. Segala puji bagi Allah Hajar berhasil selamat walaupun harus menahan sedih yang mendalam karena kehilangan seluruh keluarga barunya.
Hajar sadar diri dulu hanyalah anak yang diadopsi beruntung mereka sangatlah menyayangi Hajar waktu tidak dalam jangka waktu yang lama mereka telah kembali di sisi Allah yang sangat lebih mencintai mereka.
"Mama.... apakah Yakub nakal sehingga membuat mama jadi sedih?" tanya Yakub sambil memegang pipi Bundanya yang entah sejak kapan mengalir air mata.
" Yakub gak nakal kok nak, Mama cuman kena debu jadinya kelilipan aja tadi terus matanya berair." kilah Hajar yang juga bingung mengapa dirinya menjadi menangis tiba-tiba di depan putranya.
"Hufppp.... udah baik belum ma..?" ucap Yakub yang berusaha meniup mata mamanya agar Hajar tidak perlu menagis lagi karena debu.
Bukannya anginnya kearah depan tapi Yakub malah meniup kearah atas sehingga rambut bocah mungil itu lah yang terangkat. Hajar sanagat gemas dan kagum pada putranya yang memiliki rasa empati yang tinggi.
Setidaknya dengan segala tingkah lucu Yakub bisa membuat Hajar lupa dengan traumanya pada saat kehilangan keluarga angkatnya dulu. Yakub cukup membuat hatinya tenang dan damai tanpa harus perlu ketakutan lagi.
"Kok mata bunda berair lagi..... Yakub gak bisa sembuhkan mata Mama yang kena debu, kita ke Bu dokter aja Mama.....," ucap Yakub dengan khawatir.
"Mama baik-baik saja nak....., kita tidak perlu ke dokter." ucap Hajar sambil memeluk tubuh gempal putranya itu.
"Alhamdulilah kalau gitu...., Mama kemaren di TK temen-temen Yakub di antar papa dan mama Mereka. Kapan Yakub akan di antar oleh Papa dan Mama seperti mereka?" tanya Yakub penasaran.
Dengan cepat Hajar melepaskan pelukannya dan berusaha untuk memberikan pengertian pada Putaranya tersebut bahwa saat ini Papa Yakub sedang sibuk kerja.
"Papa Yakub akan datang dan mengantarkan Yakub nanti saat Yakub menjadi anak yang pintar. Oleh karena itu Yakub harus belajar dengan yang giat agar bisa bertemu dengan Papa secepatnya." ucap Hajar yang terpaksa berbohong.
Saat ini Memang Hajar lebih nyaman melajang karena terikat dengan seseorang pasti laki-laki yang tidak tepat akan membuat penyesalan seumur hidupnya.
"Siapa Papa dari Yakub?, apakah benar yang dikatakan oleh Andy kemaren bahwa Hajar seorang wanita yang belum menikah tapi telah memiliki satu putra. Lalu siapa Papa kandung dari anak itu?" ucap Ilyas yang masih mengawasi Hajar dari kejauhan.
Saat ini Ilyas mengunakan pakaian santai karena dia tidak ingin terlihat mencolok dan mencurigakan sehingga membuatnya Hajar merasa aneh dan akan sulit untuk mengawasi Hajar nanti.
"Bersih-bersihnya udah selesai mari kita masuk dan Yakub mandi kita kan sarapan nanti setelah mama selesai masak." ucap Hajar.
"Yey...huy.... selesai....., Mamaa Yakub ingin sarapan Ayam goreng." ucap Yakub dengan ceria.
"Maaf nak tapi sepertinya stok ayam di kulkas kita habis dan tukang ayam tidak lewat hari ini karena ini hari Minggu." ucap hajar dengan jujur.
"Yah gak jadi makanan ayam goreng." ucap Yakub dengan murung.
"Masih ada udang dan cumi kok... nanti Mama goreng, Yakub mau?" tanya Hajar.
Yakub hanya menganggukkan kepalanya bertanda setuju, tapi tetap saja yang paling diinginkan olehnya adalah ayam goreng tepung kesukaannya.
"Kasian sekali anak itu, apa aku harus berpura-pura menjadi tetangga barunya dan menyapa mereka dengan memberikan ayam goreng untuk anak gembul itu. Sepertinya itu ide yang bagus yang bisa membuat ku lebih dekat dengan mereka." ucap Ilyas pada dirinya sendiri.
Tentunya Ilyas tidak sekedar omong kosong bahkan dia telah membeli sebuah rumah sederhana yang kosong berada tepat di samping rumah miliki Hajar. Dan tentunya Semua itu tinggal dilakukan oleh Ilyas dengan meminta Andy mengurus segalanya dengan cepat.
Tidak hanya itu bahkan Ilyas juga meminta Andy menemaninya untuk survei kerumah barunya itu dengan membeli beberapa barang yang akan di letakan didalam rumah sederhana yang masih kosong itu.
"Bagaimana tuan, apakah ruamah ini tidak terlalu kecil?" ucap Andy yang mengkin saja bosnya itu akan berubah pikiran setelah survey langsung.
"Tidak ini bagus, segera letakan dan tata semuanya barang didalam." ucap Ilyas.
Dengan patuh langsung Andy menyuruh bebepa orang untuk menata barang-barang taunya tersebut dan mereka harus melakukannya dengan hati-hati jika tidak gaji mereka pasti nya akan di potong.
"Mana pesan ayam ku?" ucap Ilyas.
Sebelumnya tadi Ilyas telah meminta untuk memesannya dua porsi besar Ayam keranjang tentunya satu untuk nya dan satu lagi akan diberikan oleh Ilyas secara langsung pada bocah mungil yang merupakan Anak Hajar. Mereka memang kebetulan sama-sama menyukai ayam goreng.
"Ada di mobil Taun, sebentar akan ku ambilkan." ucap Andy yang kemudian langsung memberikan pesan dari taunnya itu setelah mendapatkan nya.
"Terimakasih, kamu simpanlah satu bungkus ini di mobil ku. Aku akan pergi sebentar." ucap Ilyas samabil berjalan kearah kamar Hajar.
"Baik tuan." ucap Andy yang agak merasa bingung. Seharusnya tuanya itu bisa makan di mobil tapi mengapa dia pergi kerumah tetangga barunya. Mungkin mereka adalah teman lama pikir Andy.
Tok, tok, tok... (Suara ketukan pintu)
"Asalamuaikum..." ucap Ilyas sambil mengetuk pintu dari tadi tapi belum juga ada tanda-tanda akan di buka oleh sang pemilik rumah.
"Waalaikumussalam...., Mama.. ada tamu..." ucap Yakub setelah membukakan pintu untuk Ilyas.
"Iya nak suruh masuk dan tunggu bentar," ucap Hajar yang baru selesai mandi dan tentunya telah mengenakan daster dan handuk di kepalanya.
"Sialan masuk dan duduklah dikursi Paman." ucap Yakub dengan ramah.
Bismillahirrahmanirrahim tolong jangan lupa simpan keperpustakaan, komentar, review dan vote terimakasih.