Chapitre 57: Si pria mulai tampak.

Telepon misterius di antara kegelapan malam. Di atas kotak abu-abu berpita biru masih melambai pertanyaan, siapa? Mengapa? Di mana? Aku memperhatikan layar ponsel yang masih menyala terang.

Panggilan asing telah menghilang dari layar, kini tertinggal rautku menatap kotak itu dengan samar-samar.

Jari jemariku meraba layar, menggeser ke bawah daftar kontak nomor. Sebuah nama yang kucari, Boyfriend yang kutulis dengan rapi.

Jariku hendak mengangkat pelan menuju panggilan keluar.

Namun, masih tersisa keraguan karena sesuatu yang meng ganjal.

Aku melihat layar bersamaan dengan dirinya dari kejauhan.

***

Jebran pun melakukan hal yang sama, hanya saja ia berbaring di atas tempat tidur dengan menatap layar nama kontak jelas, Girlfriend.

Matanya menatap tanpa emosi. Tangannya masih berdiri dengan tegak memperhatikan layar ponsel. Jari jemari meraba menuju panggilan keluar. Sedikit lagi hendak menekannya.