Télécharger l’application
12.26% Putri Lycan / Chapter 39: Tidak Mengerti

Chapitre 39: Tidak Mengerti

Kejadian tadi menjadi perbincangan hangat di kalangan para Werewofl, semua membahas akan hal yang sama. Tapi dari semua kejadian yang terjadi ada satu hal yang terlewatkan oleh mata semua orang. Itu adalah dahi Caroline yang memancarkan sinar dengan pola aneh di sana.

Tapi cahaya itu langsung menghilang tepat saat pria bersurai perak itu datang, dan yang melihat hanyalah Jennifer dan Jeremy yang memang menatap Caroline penuh kekhawatiran saat itu. Sekarang mereka semua berada di ruangan sang Alpha dengan Alpha bersurai perak itu yang berada di hadapan mereka semua.

Jika membahas soal status maka status pria berambut perak itu lebih tinggi di bandingkan Alpha Berdine. Dan sekarang manik biru es itu semakin menunjukkan wibawanya sebagai Lord di Wilayah utara "sekarang katakan apa yang terjadi sampai kalian melakukan hal seperti ini!?"

Caroline hanya mendengus saat melihat manik Alpha Berdine yang terlihat tidak peduli sama sekali. Dia juga jelas tidak peduli dan berniat pergi sebelum suara penuh penekanan itu terdengar di indera pendengarannya itu.

Semuanya kembali diam dengan Sena yang terus gelisah, semua ini terjadi jelas karena dirinya dan dia tidak bisa diam saja. Tapi dia terlalu takut untuk mengatakan semua itu, apalagi pria di hadapannya bukan pria biasa.

"Jason! Apa kau tidak berniat mengatakan semuanya!?"

Alpha Berdine langsung menatap ke arah Alpha berambut perak itu "jika aku bilang ini masalahku dengan Omega itu apa kau akan diam!?" sahutnya menatap penuh akan syarat tidak suka kehadiran pria itu di sini.

Frey langsung melirik sang Luna yang diam saja di tempatnya, dan maniknya kembali menatap ke arah Caroline yang terlihat tidak peduli akan kehadirannya di sana. Kenapa juga dia harus berada di posisi seperti ini, jika saja dia tidak datang hari ini apa keduanya akan terus bertarung tanpa ada yang mengehentikannya.

Ah.. memikirkan hal itu membuatnya makin pusing saja sekarang "apa tidak ada yang ingin menjelaskan?" ucapnya lagi berpikir bahwa ini adalah terakhir kalinya dia ikut campur urusan wilayah ini.

Sena mengangkat tangannya membuat semua orang di sana langsung menatapnya penuh keterkejutan. Bahkan Caroline hampir tertawa jika tidak mendengar Luis yang memanggil nama Sena dengan pelan.

"Aku akan menjelaskan semuanya" ucap Sena menatap Frey yang tersenyum penuh kemenangan.

Sena langsung menjelaskan semuanya, terlihat jelas bahwa dia malu karena ini adalah masalah pribadi tapi Sena tidak punya pilihan lain selain menjelaskan semua kesalahpahaman ini. Jika bukan karena dirinya pasti hal ini tidak akan terjadi dan tidak akan ada yang terluka juga.

Tapi karena dirinya yang egois, dia membuat orang lain terluka dan dia benar-benar membenci dirinya yang sekarang. Frey mengangguk menatap ke arah Alpha Berdine "hanya salah paham tapi kau berniat membunuhnya!?"

Frey tidak bisa mempercayai hal ini dan dia tidak habis pikir dengan apa yang di pikirkan oleh Jason "kau itu akan menjadi Lord tapi kenapa sikapmu tidak pernah berubah!?"

"Urus urusanmu sendiri!! Kenapa kau malah ikut campur dengan urusanku!?" sang Alpha Berdine langsung bangkit dia pergi meninggalkan ruangannya yang penuh akan orang.

Semuanya terdiam, menatap ke arah pintu yang tertutup rapat. Tidak ada yang berniat untuk membuka suara sampai Caroline ikut bangkit "sepertinya sudah selesai bukan?" ucapnya menarik Luis untuk ikut pergi bersamanya.

Tidak ada yang menjawab dan Caroline tidak peduli, dia berniat pergi sebelum Sena menghentikan mereka. Caroline terlihat tidak menyukai kehadiran Sena, apa yang sudah wanita itu lakukan jelas membahayakan Luis. Bagaimana jika dia tidak ada, pasti Luis akan diam saja menerima pukulan dari Alpha gila itu.

Caroline tidak habis pikir, jika ini masalah pribadi kenapa tidak mereka berdua menyelesaikannya dengan baik-baik kenapa harus menggunakan orang lain dan harus pakai kekerasan. Caroline jelas tidak bisa memaafkan akan apa yang sudah Sena lakukan.

Tapi dia tidak tega membuat Luis harus terlihat buruk di hadapan orang lain, Caroline menghela napas kasar melirik Luis yang masih terlihat buruk "Jangan halangi jalanku!!" ada penekanan di ucapan Caroline itu dan Sena tidak menyerah untuk mendapatkan Luis kembali.

"Aku bilang menyingkir!!"

"Tidak!!"

Keduanya sama-sama keras kepala dan Luis langsung menengahi mereka, tapi hal yang terjadi selanjutnya membuat keduanya terdiam. Di sana ada Frey yang menatap keduanya tajam dengan Luis yang merasa tidak enak. Caroline langsung menarik Luis pergi dengan Jennifer yang mengikuti mereka.

Sena berniat menghentikan mereka lagi tapi tatapan Frey membuat dirinya takut, dan dia hanya diam menatap ke arah kakak perempuannya yang langsung memeluknya. Selama perjalanan banyak orang yang menatap mereka, tentu saja itu semua karena hal yang sudah terjadi tadi.

Caroline berdecak kesal menatap ke arah sekumpulan orang-orang itu, dia tidak menyukai ucapan mereka tapi dia juga malas berurusan dengan mereka. Langkah kaki Caroline semakin dia percepat dengan Luis yang pasrah di tarik olehnya.

Ternyata mereka menuju ke ruang kesehatan, di sana Jennifer langsung paham saat Caroline menatapnya penuh harap. Luis pasrah dengan apa yang di lakukan sepupunya sekarang, keduanya diam dengan tangan Caroline yang sibuk mengobati luka di wajah Luis.

Mereka sama-sama terluka tapi Caroline jelas terlihat lebih baik dari pada Luis saat ini "aku tidak habis pikir denganmu! Kau bilang kau akan mengubur masa lalumu tapi kau masih sama seperti Luis yang dulu!" ucap Caroline menekan luka Luis tanpa merasa bersalah.

Luis meringis menatap Caroline yang terlihat sangat kesal "maaf.." hanya itu yang bisa dia katakan. Sejak awal Luis tidak pernah berniat berubah, dia hanya ingin menjaga Caroline dengan baik sampai waktunya selesai.

Dan Caroline jelas tidak menyukai jalan pikiran Luis yang satu ini "bukannya kau bilang percaya padaku! Tapi mana? Kenapa kau bersikap seperti semua ini bukan apa-apa!?"

"Dasar! Kenapa kau harus mendapatkan Sena sebagai Matemu, jika saja dia orang yang lebih baik mungkin kau tidak harus seperti ini!"

Luis berniat menyahut tapi Caroline terus mengoceh tanpa henti, apakah Caroline benar-benar marah saat ini. Dia memang tau jika Caroline selalu menunjukkan semua emosinya pada dia saja. Tapi marah adalah hal yang tidak bisa Luis hadapi, dan dia pasti akan diam di saat Caroline marah padanya.

"Sudahlah, kau membuatnya tertekan!" Jennifer bersuara menatap ke arah Caroline yang langsung menatapnya tajam.

Jennifer terkejut dan memilih pergi meninggalkan keduanya yang gila, jelas dia tidak mau ikut campur lagi. Apa lagi Caroline terlihat mengerikan saat ini, dan Luis tertawa pelan melihat apa yang terjadi barusan.


Load failed, please RETRY

Cadeaux

Cadeau -- Cadeau reçu

    État de l’alimentation hebdomadaire

    Rank -- Classement Power Stone
    Stone -- Power stone

    Chapitres de déverrouillage par lots

    Table des matières

    Options d'affichage

    Arrière-plan

    Police

    Taille

    Commentaires sur les chapitres

    Écrire un avis État de lecture: C39
    Échec de la publication. Veuillez réessayer
    • Qualité de l’écriture
    • Stabilité des mises à jour
    • Développement de l’histoire
    • Conception des personnages
    • Contexte du monde

    Le score total 0.0

    Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
    Votez avec Power Stone
    Rank NO.-- Classement de puissance
    Stone -- Pierre de Pouvoir
    signaler du contenu inapproprié
    Astuce d’erreur

    Signaler un abus

    Commentaires de paragraphe

    Connectez-vous