Télécharger l’application
81.66% The Fleeing Chaos Demon / Chapter 234: Seraph

Chapitre 234: Seraph

Ya, semuanya telah diatur.

Bahkan Asheel merasakannya dengan jelas. Supreme One pasti sudah merencanakan ini sejak lama. Faktanya, semua dimensi yang dilewati Asheel tampak rapuh dan mudah dihancurkan olehnya. Merelokasi dimensi adalah hal yang mungkin dilakukan oleh eksistensi seperti Supreme One.

Terlebih lagi, setiap dimensi yang dilewati Asheel terdapat banyak Outer God disana.

Bahkan Supreme One sudah menempatkan para Outer God di dimensi yang saling berdekatan. Apakah karena Supreme One juga menjadi manusiawi atau tidak, dia sepertinya tidak ingin mengotori tangannya sendiri untuk membasmi para Outer God, dan dengan demikian menyerahkannya ke Asheel.

Asheel yang harus melakukan pekerjaan kotor untuknya, tapi Asheel juga tidak keberatan. Toh, reputasinya di Omniverse sudah sangat buruk, melakukan beberapa pembantaian sama sekali tidak menjadi masalah baginya.

Setelah emosi dewanya kembali, Asheel memperlakukan jiwa-jiwa yang dia musnahkan seperti nilai numerik. Tidak ada belas kasihan dalam setiap tindakannya, tidak peduli jumlahnya, tidak peduli apakah mereka lemah atau kuat, tidak peduli dengan moral kemanusiaan yang pernah dia kembangkan, pada akhirnya Asheel harus memusnahkan mereka semua.

Demi perkembangan Omniverse di masa depan, sedikit pengorbanan masih tidak apa-apa. Lagipula, hanya tiga persen dari keseluruhan Omniverse yang dihancurkan olehnya.

Tidak, itu sudah bukan 'lagipula' lagi. Tiga persen itu mengandung ribuan dimensi, dan di setiap dimensi memiliki banyak sekali alam semesta didalamnya, lebih banyak galaksi, lebih banyak planet, lalu kehidupan.

Asheel 'berjalan-jalan santai' dan berhasil memusnahkan ribuan dimensi utama sekaligus. Karena yang dia lakukan hanya berjalan dan membiarkan aura kekacauan yang melakukan tugasnya, tidak butuh waktu lama untuk Asheel melenyapkan ribuan dimensi itu bersamaan dengan para Outer God didalamnya.

Harus diakui jika Outer God yang dia musnahkan memiliki keunikannya masing-masing. Mereka berasal dari ras yang berbeda yang saling berperang memperebutkan sumber daya dimensi.

Jumlah Outer God yang musnah di tangan Asheel sekitar miliaran. Tentu saja, bukan Tuan Muda Yogghgod yang mengumpulkan orang yang terlalu banyak itu, melainkan dari pihak dewa di atas. Terlebih lagi, dari perspektif waktu lamanya Asheel 'berjalan-jalan santai', yang dibutuhkan olehnya untuk menangani semua itu hanya setengah hari.

Hitungan waktu tidak lagi berguna karena sungai waktu di setiap dimensi berbeda, jadi kita hanya menghitungnya dari perspektif Asheel sendiri.

Sekarang, karena Asheel sudah selesai, dia berjalan kembali ke ruang isolasi yang terdapat Britannia di sana.

Tiga persen yang berisi ribuan dimensi sudah diubah secara paksa menjadi celah Omniverse olehnya. Karena tugas Asheel hanya menghancurkan, maka dia akan menyerahkan sisanya pada orang-orang di atas.

...

Butuh waktu empat jam untuk Asheel sampai ke tempat asalnya. Sebelumnya, dia harus berjalan memutar untuk memusnahkan berbagai dimensi dan Outer God, dan pada perjalanan pulangnya, dia berjalan lurus, jadi hanya membutuhkan lebih sedikit waktu untuk Asheel kembali.

"Selamat datang kembali, Asheel-sama."

Asheel disambut oleh Meido yang membungkuk disana. Berbeda dengan sambutan hangat Meido, Asheel meresponnya dengan mendecakkan lidah padanya.

"Saya ingin memastikan."

Meido tiba-tiba berkata pada Asheel, tapi yang terakhir hanya melewatinya tidak peduli.

Meido menghalangi jalannya, membuat Asheel tidak bisa melanjutkan langkahnya.

"Sebelum itu, bisakah Anda kembali ke wujud normal Anda terlebih dahulu?" kata Meido.

Asheel mengerutkan kening, "Kau ... memerintahkanku!?"

Meido menggelengkan kepalanya dengan tenang, "Saya tidak tahu jika Asheel-sama memiliki masalah pendengaran. Yang saya sebutkan adalah permintaan, bukan perintah."

Kerutan Asheel semakin dalam, "Sekarang kau berani mengejekku?!"

Sekali lagi, Meido menggelengkan kepalanya dengan tenang. "Saya sama sekali tidak mengejek Anda. Saya menebak dengan tidak yakin, dengan kata lain; ragu."

"....." Asheel merasa sedikit tidak berdaya, tapi juga marah. Wanita ini terlalu berbelit-belit!

Setelah memikirkannya sejenak, Asheel mengangguk dan menyusutkan tubuhnya yang sebesar kosmik itu hingga ke ukuran manusia normal. Asheel telah kembali ke penampilan aslinya.

Meido membungkuk, "Terima kasih sudah menerima permintaan saya. Kalau begitu, saya akan melanjutkan tentang konfirmasinya."

Asheel melambaikan tangannya tidak peduli saat dia berjalan melewatinya, "Tidak ada yang perlu dikonfirmasi. Aku sudah menyelesaikan pekerjaanku, kau kembalilah ke habitat aslimu! Oh, jangan tersinggung jika sebenarnya kau telah menghancurkan habitatmu sendiri untuk sampai ke tempatmu saat ini."

"Saya tidak tersinggung sedikitpun." Meido menyangkalnya, sebelum melanjutkan: "Masalah ini perlu dikonfirmasi. Ini juga bukan tentang tugas Anda. Ini adalah keinginan dan tindakan Anda sendiri. Jiwa yang telah Anda lepaskan dengan sengaja adalah sebuah kesalahan. Saya memberitahu Anda tentang ini karena saya akan bergerak untuk menyapu kesalahan yang telah Anda lakukan."

Mendengar perkataan Meido, Asheel menghentikan langkahnya. Dia menengok ke belakang dengan mata yang mengancam, nadanya juga jauh lebih berat: "Sepertinya aku memang harus bertengkar denganmu disini."

"Setuju. Kesalahan dalam sebuah tugas tidak diperbolehkan. Jika Anda melakukan kesalahan, Anda harus bertanggung jawab. Saya yang akan meluruskan Anda sendiri. Bersiaplah."

Tepat setelah Meido mengatakan itu, sosoknya tiba-tiba sudah menghilang.

Asheel tidak bisa bereaksi dengan benar ketika kepalanya tersentak oleh kepalan tangan yang menabrak tepat di bagian wajahnya.

Dia terpental sangat jauh dan langsung menstabilkan dirinya. "Main pukul begitu saja?"

"Sepertinya satu pukulan tidak membuat Anda sadar." Meido tampak seperti sedang mendesah karena kecewa.

Asheel merasa sangat marah ketika mendengar perkataan Meido. Dia akan bergerak, tapi suara Meido terdengar lagi:

"Tunggu sebentar."

Itu berhasil membuat Asheel berhenti, mengurungkan niatnya untuk langsung menyerang Meido.

"Saya memiliki hal yang menganjal di pikiran saya. Ini adalah tentang Anda yang selalu tidak menyukai saya saat saya tidak berbuat apa-apa kepada Anda. Saya penasaran dari mana kebencian Anda berasal."

Asheel mengangkat alinya, "Apakah menurutmu aku orang yang tidak masuk akal?"

Meido akan menyetujuinya, tapi terpotong oleh perkataan Asheel selanjutnya:

"Ya, memang. Aku orang yang sangat tidak masuk akal. Lihat, aku bahkan bersenang-senang menghancurkan dunia ketika aku sedang bosan. Dalam pola pikirmu, kamu pasti berpikir jika aku tidak memiliki alasan yang logis untuk melakukan tindakan tidak masuk akal seperti itu. Tapi, apakah seseorang harus memiliki alasan untuk membenci orang lain? Aku tidak menyukaimu, itu sudah bisa menjadi alasan aku membencimu. Itu adalah sifat bawaan yang dimiliki seorang manusia, dan aku sudah tercemar olehnya bahkan sebelum aku mengenal apa itu manusia."

Meido mengangguk, tapi dia hanya sebagian mengerti. "Itu karena Anda berasal dari jiwa manusia sejak awal."

"Sejauh ini, kau hanya bisa memahami sesuatu selama itu logis dan masuk akal. Tua bangka itu bahkan sudah menumbuhkan kemanusiaan sama sepertiku. Di sisi lain, mentalmu bahkan tidak tumbuh sedikitpun."

"Mohon maaf, tapi saya tidak boleh mengembangkan perasaan seperti manusia."

"Itu karena kau memperlakukan dirimu sendiri seperti alat. Apakah kamu takut jatuh seperti jenismu yang lain, Seraph-san?"

Ekspresi Meido tidak berubah sedikitpun bahkan setelah Asheel menyebutkan ras aslinya.

Benar, Meido sebenarnya adalah seorang Seraph, yang terkuat dari jenisnya yang lain.

Tapi ... jalannya untuk sampai ke posisinya saat ini sangat tercela. Dia membantai Seraph lain dan menghancurkan habitatnya sendiri tanpa dia jatuh menjadi malaikat jatuh.

Dengan melakukan itu, dia menarik perhatian D. Bersamaan dengan kemunculan D yang menggemparkan seluruh Omniverse, Meido berdiri berdampingan di sisinya.

Saat D melakukan kerja sama dengan Supreme One, Meido akhirnya menjadi tangan kanan terpercaya Supreme One, dengan D yang menjaminnya sendiri.

Meido adalah salah satu 5 terkuat sebagai Dewa Omniverse, dengan dia menempati posisi kedua setelah Supreme One, dan diatas Asheel.

Asheel sebenarnya berada di posisi ketiga, diikuti oleh Sera yang keempat, lalu D yang kelima.

Asheel masih tidak tahu, tapi sebenarnya daftar 5 orang terkuat telah ditentukan!


Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C234
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous