Télécharger l’application
54.32% The Fleeing Chaos Demon / Chapter 155: Sebuah Misteri

Chapitre 155: Sebuah Misteri

Seperti rencana yang telah diputuskan sebelumnya, Zora dan Flora melatih Elizabeth atas penguasaannya dalam atribut cahaya, yang kemudian Meliodas khawatir dalam hati jika Elizabeth terlalu banyak menggunakan kekuatannya maka bisa membangkitkan ingatannya saat dirinya masih menjadi anggota dari Klan Dewi, sekaligus bisa membangun ingatannya tentang perang besar yang pernah terjadi di kehidupan sebelumnya yang akan selalu menghantuinya setiap ingatan Elizabeth terbangun.

Di Altar Druid juga ada kelompok Ksatria Suci yang ternyata sudah berada di sini sebelum kelompok Meliodas tiba. Mereka adalah Gilthunder, Howzer, Griamore, dan satu lagi yang sangat mengejutkan; Hendrickson, pengkhianat Liones.

Karena keberadaan mantan Ksatria Suci Agung itu membuat King marah-marah padanya.

Adapun masalah mengenai ramalan hancurnya Britannia, pada akhirnya Merlin menceritakannya, yang membuat semua orang terkejut. Merlin juga mengungkapkan jika Arthur akan menjadi pemimpin Britannia di masa depan, membuat semua orang bingung namun Merlin tidak menjelaskan apa-apa.

Sebelum Meliodas bisa mendapat kekuatannya kembali, dia harus mendapat semacam ujian untuk mengetes dirinya. Elizabeth sebelum memasuki proses pelatihannya juga mengikuti ujian yang mirip dengan Meliodas dari pemimpin druid, Zaneri.

Hal yang tidak terduga adalah ujian Elizabeth yang sangat sulit karena ternyata Zaneri telah melakukan sesuatu di baliknya, mengungkapkan jika pemimpin druid itu cemburu pada Elizabeh akas kasih sayang Meliodas yang diberikan padanya.

Yah, intinya Zaneri juga naksir Meliodas, tapi Meliodas tidak pernah menunjukkan ketertarikan apapun padanya bahkan setelah Zaneri melecehkan dirinya di tangan Meliodas.

Pada akhirnya, Elizabeth tidak menyerah dan mengeluarkan kekuatan tersembunyinya dari Klan Dewi, mengejutkan Zaneri.

Ujian mereka akhirnya berjalan lancar meski dalam prosesnya sangat menyakiti Meliodas karena harus mengatasi masa lalunya yang menyedihkan sebelum Elizabeth melanjutkan latihannya bersama Zora dan Flora.

Sementara Meliodas dan Elizabeth memiliki aktivitasnya sendiri, sisanya masuk ke gua pelatihan setelah diantar oleh Jenna. Merlin dan King yang masih merajuk tidak mengikuti pelatihannya.

Setelah itupun Meliodas keluar dari menara pelatihan, meninggalkan Elizabeth bersama kedua saudari Celestial.

Karena King masih curiga pada Meliodas sebagai anggota Klan Iblis, mereka berdua masuk ke pelatihan bersama, yang setelah itu malah menghasilkan perseturuan yang ditonton oleh orang-orang diluar.

Merlin bersama lainnya yang sudah menyelesaikan pelatihan mereka menonton pertunjukan itu sambil memulihkan tubuhnya bersama dengan Jenna yang merupakan saudari kembar Zaneri, tapi Merlin merasa jiwanya tiba-tiba berkedut seolah-olah ada sesuatu yang menyalakan alarm pada kesadarannya.

Saat Merlin mencari sumbernya, dia melihat Arthur bersama Gowther, dengan mereka berdua baru saja menyelesaikan pelatihannya.

Tapi yang menarik perhatiannya bukanlah kedua orang itu, melainkan makhluk berbulu yang berada di atas kepala Arthur.

Kucing berbulu putih dengan corak merah, gigi runcing, dan tampak pemalas.

Jiwanya selalu berkedut setiap Merlin menatap kucing aneh itu, sebelum dia mencoba mengidentifikasi apa yang sebenarnya terjadi.

'Runeball Tujuh Dosa Mematikan bereaksi?' Merlin mengerutkan kening setelah memindai dirinya sendiri.

"Arthur, benda aneh apa yang ada di kepalamu itu?" Merlin tidak bisa menahan diri untuk bertanya.

"Itu adalah suatu misteri." Gowther menjawab sambil menyengol Arthur.

"Ya, m-misteri..." Arthur berkata.

Mendengar jawabannya hanya membuat Merlin memiringkan kepalanya dan semakin bingung.

"Bolehkah aku meminjamnya?"

Arthur sedikit melebarkan matanya setelah mendengar permintaan Merlin. "Oh, aku tidak tahu kamu menyukai hal lucu, Merlin."

"Aku tidak pernah menyebutkan kesukaanku pada sesuatu." Merlin hanya mendengus, sebelum menggunakan telekinesis untuk mengangkat makhluk berbulu itu.

Tapi anehnya makhluk itu tidak beranjak seinchi pun dari kepala Arthur, dan jika Merlin memaksanya maka hanya akan melukai kepala Arthur.

"Arthur...." Makhluk mirip kucing itu tiba-tiba menyebutkan namanya, membuat Arthur terkejut.

"Cath, kau bisa berbicara ternyata, haha!"

"Cath?" Merlin bingung.

"Itu adalah namanya." Gowther menjawab.

Setelah itu, Merlin tidak mengganggunya lebih jauh dan melanjutkan pemulihan tubuhnya karena dia tidak menyangka akan membutuhkan waktu lebih lama dari yang dia perkirakan.

'Mungkin karena pengaruh Ophis?'

Merlin berpikir sendiri dalam benaknya. Kondisi tubuhnya hanya membatu, dan setelah dihancurkan sebelumnya dia juga telah memperbaikinya. Apakah karena kemampuan Druid yang kurang ataukah disebabkan oleh faktor lain, dia masih menyelidikinya.

Mungkin karena tubuhnya mengandung sedikit kekuatan Ophis dari kontrak mereka, membuat tubuh Merlin lebih sulit untuk pulih.

Saat Merlin terus berpikir, tubuhnya yang sedang dalam proses pemulihan tiba-tiba bercahaya ungu sebelum pulih dengan sendirinya. Tubuh yang mengeras menjadi batu dan retak itu secara mengejutkan beregenerasi seolah-olah waktu telah berjalan mundur.

"Ada apa?"

Ophis tiba-tiba muncul dari tubuh Merlin, tepatnya dari tato yang terdapat pada pahanya. Hal itu mengejutkan Jenna yang sedang memulihkannya, menjadikannya waspada saat dia menyengkram tongkatnya erat-erat.

Mengabaikan keterkejutannya, Merlin bertanya: "Ophis-chan, dari mana saja kamu?"

"Mencari kue."

"...." Merlin terdiam sejenak sebelum bertanya, "Apa kamu tidak puas dengan kue buatanku?"

Ophis memiringkan kepalanya dan membuka mulutnya, "Lebih banyak."

"Ophis-dono!"

Ophis menoleh setelah namanya dipanggil, yang kemudian melihat Arthur berseru ke arahnya. Ophis memiliki dahi berkedut yang tak terlihat. Padahal, dia terganggu dengan raja masa depan ini.

"Selamat datang, Ophis-dono."

Alis Ophis yang berkedut semakin terlihat, dan keinginan untuk menyentil kepala Arthur muncul. Tapi kemudian dia melihat makhluk aneh di kepalanya sebelum dia menatap Merlin dengan bingung.

"Itu adalah sebuah misteri."

"....."

"Siapa?" Mengabaikan lelucon Merlin, Gowther bertanya saat melihat Ophis.

Tapi sebelum Merlin bisa menjawabnya, Ophis tiba-tiba melesat ke arah Arthur dan mengambil Cath yang juga menggeram pada Ophis.

Ophis meraihnya di cengkramannya sebelum melemparnya jauh-jauh ke arah langit, hingga sosoknya seperti bintang jatuh di siang hari.

"Apa yang kamu lakukan, Ophis-dono!?" Arthur segera berkata.

"Makhluk jahat. Aku tidak suka dengannya."

'Ophis-chan juga berpikir seperti itu? Memang sebuah misteri.' Merlin jatuh pada perenungannya. Ngomong-omong, dia sudah kembali ke tubuh fisiknya setelah kekuatan Ophis memulihkannya sebelumnya.

"Kalau begitu, kamu tidak harus bersikap jahat pada Cath!" Setelah mengatakan itu, Arthur segera pergi ke arah Cath dilempar.

Ophis hanya menatapnya dan tidak berkata apa-apa. Tapi dalam hati, dia berniat akan selalu melempar Cath setiap kali dia melihatnya.

"Kamu juga sebuah misteri." Gowther berkomentar setelah mengamati Ophis untuk beberapa saat.

Ophis, tentu saja langsung mengetahui jati diri Gowther hanya sesaat setelah melihatnya, tapi tetap saja dia kemudian menatap Merlin dengan tatapan bertanya-tanya.

"Seperti yang kamu tahu, Gowther adalah sebuah boneka, atau seorang...?"

"Memang sebuah misteri." Gowther mengangguk pada dirinya sendiri sebelum melangkah ke depan.

Saat posisi Gowther tepat berada di depan Ophis, tangan Gowther bercahaya ungu saat telapak tangannya mengusap kepala Ophis perlahan, dengan yang terakhir membiarkannya begitu saja.

Hanya setelah tangannya menyentuh kepala Ophis, tubuh bonekanya tiba-tiba runtuh seperti kerangka besi yang kehilangan bautnya.

"Ophis-chan, bisakah kamu tidak membuat lebih banyak masalah untukku? Aku lelah memperbaikinya." Merlin mengeluh pada Ophis seolah menganggap Gowther sebagai sebuah benda.

"Dia terkena balasannya sendiri." Ophis menyangkalnya.

"Oh?" Merlin mengangkat alisnya dengan tertarik, sebelum mendapat kesimpulan jika seorang Dewa Naga seperti Ophis kebal terhadap segala serangan mental.

Gowther baru saja akan menggunakan Invasion pada Ophis, namun entah karena kekuatan mental Ophis sangat kuat, malah menyebabkan dampak balik pada Gowther.

Setelah mendapat kesimpulannya, Merlin juga menganggap jika Ophis tahu apa yang terjadi pada akhir Perang Suci di masa lalu, tapi karena dia tidak tertarik lagi pada sejarahnya, dia tidak repot-repot untuk bertanya.

Tidak lama setelah itu, Meliodas keluar dari goa diikuti oleh King.

"Sate, sate, sateh, sudah saatnya aku mendapat kembali kekuatanku." Meliodas meminta pada Jenna.

"Dasar, aku ingin mengatakan tidak, tapi mau bagaimana lagi." Jenna berkata seperti sedang mengisayaratkan untuk menggunakan kekuatannya dengan bijak.

Beberapa saat kemudian.

Jenna mengangkat tongkatnya ke langit dan membaca mantra:

"Rakushida Tsumidamashi!"

Poof!

Sebuah embun kuning agak gelap muncul dari asap dengan ditopang oleh apa yang tampak seperti kayu. Di permukaan embun itu terdapat pembuluh ungu seperti saraf yang terus berdetak.

"Itu adalah wujud Aura Kekacauan-nya?" Merlin kagum dengan apa yang dia lihat saat ini, dengan Ophis yang juga terus menatapnya. Aura Kekacauan yang disebutkan Merlin bukan embun kuning itu, melainkan saraf ungu yang terus berdetak. Dia sendiri kagum karena salah satu ciptaannya mampu menahan Aura Kekacauan.

Amber Goddess, salah satu item yang pernah Merlin ciptakan di masa lalu untuk menyegel sejenis kekuatan Iblis, namun hanya untuk Iblis tingkat rendah. Tapi yang digunakan untuk menyegel sebagian kekuatan Meliodas mengandung kekuatan Dewa milik Ophis, yang menjadikannya lebih kuat pada aplikasi segelnya. Padahal, para Druid sangat kerepotan untuk memasukkan kekuatan Meliodas kedalamnya.

Setelah Jenna memperingatkan semuanya untuk mundur dan memberi aba-aba pada Meliodas, dia melanjutkan mantranya:

"Zehalo Zikihalo Baroreshiho!"

Embun kuning itu tiba-tiba retak sebelum Energi Iblis yang telah terkonsentrasi selama sepuluh tahun itu pecah hingga membludak menjadi awan ungu dalam radius beberapa mil jauhnya.

Dunia tampak menggelap setelah langit ditutupi oleh kabut ungu itu.

Sosok Jenna terus bercahaya saat posisinya masih sama, menunjuk tongkatnya ke langit menggunakan salah satu tangannya. Dia melanjutkan mantranya:

"Kalioderaishi Tafutamiyaviyo Mondola!"

Tepat setelah mantra itu selesai, awan ungu yang merupakan Energi Iblis itu tiba-tiba membentuk pusaran dan memusatkan semua arahnya ke Meliodas, menyerapnya seketika.

Atsmosfer tampak bergetar dikarenakan keberadaan energi yang sangat menakutkan itu, hingga frekuensinya menyebar ke seluruh Britannia, memperingatkan para orang kuat di sana termasuk Sepuluh Perintah Tuhan yang langsung menyadarinya.

Sementara itu, sosok Meliodas masih dikelilingi oleh aura petir hitam dengan rambutnya yang berkibar-kibar seperti super saiyan, bercanda.

"Meliodas?" Gilthunder bertanya dengan khawatir.

"Ini terlihat tidak bagus..?" Howzer berseru.

"Ini lah..." Meliodas terkekeh seperti orang jahat. "Kekuatanku yang sebenarnya akhirnya kembali padaku!"

Saat King akan mengambil tindakan, Meliodas tiba-tiba mendongak dan menampilkan ekspresi riangnya.

"Cuma bercanda!"

"....."

"Merlin, bisakah kau membawaku pada mereka?" Meliodas tidak menunggu dan menatap Merlin.

"Apa kau yakin?" Merlin menaikkan alisnya dengan tertarik.

"Ya, aku hanya akan menyapa mereka."

Merlin mengangguk, "Baiklah, tapi aku butuh waktu sepuluh detik untuk mengembalikanmu kembali. Artinya, kamu harus bertahan hidup selama 20 detik menghadapi mereka."

"Itu sudah cukup." Meliodas tersenyum dengan percaya diri.

"Meliodas-sama!"

Elizabeth datang bersama Zora dan Flora ke arah mereka, diikuti oleh Hawk, Oslo, Slader, dan Griamore yang berubah menjadi bocah.

Griamore, pria kekar itu telah kehilangan semua otot di tubuhnya, yang dia sekarang saat ini digendong oleh rekan pelatihannya, Slader. Setelah ditanyai lebih lanjut, Griamore bisa jatuh dalam keadaan itu rupanya karena terkena mantra milik Anaon, seorang undead yang mampu mewujudkan ketakutan terbesar targetnya melalui perantara jiwa.

Setelah selesai terkejut, Meliodas bertanya pada Elizabeth: "Bagaimana pelatihanmu?"

Elizabeth memiringkan kepalanya dengan senyum polos, "Aku gagal."

"....." Semua orang tidak bisa berkata-kata.

"Meski tidak seperti yang kami harapkan, tapi itu sudah cukup. Dia hanya butuh pemicu." Zora menjelaskan.

"Bersiaplah, Danchou!" Saat Merlin akan mengoperasikan Aldan untuk memindahkan Meliodas, gaunnya tiba-tiba ditarik. "Ada apa, Ophis-chan?"

Saat itulah yang lainnya menyadari keberadaan orang baru di sana, membuat semua orang penasaran kecuali Meliodas yang terkejut mengetahui siapa itu. Mengesampingkan Meliodas, Zora dan Flora langsung bergegas menuju Ophis dan memeluknya.

Ophis setelah membebaskan dirinya dengan susah payah, dia lalu hanya menatap Merlin tanpa berkata apa-apa, tapi Merlin memahami apa yang diinginkan Ophis.

"Ophis-chan, sejak awal kamu tidak perlu ijinku untuk berbuat apa yang kamu mau." Merlin tersenyum.

"Apa artinya, Merlin?" Meliodas bertanya dengan penasaran.

"Ophis-chan ingin ikut denganmu."


Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C155
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous