Sudah beberapa tahun sejak perang suci berakhir, dan Britannia menjadi tenang kembali untuk tiga klan yang tersisa.
Manusia, peri, dan raksasa tinggal di Britannia dan mencoba melupakan malapetaka yang telah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.
Klan Iblis dan Klan Dewi benar-benar hampir lenyap dari Britannia, jika tidak ada yang berniat mencari anggota dua klan itu, maka benar-benat sulit untuk menemukannya.
Adapun Outsider, di mata dunia, semuanya telah menghilang tak tersisa dan hanya meninggalkan jejak kehancuran yang telah mereka tinggalkan.
Dan pelakunya, Ashborn, sudah kembali ke altar persembahan rahasia di bawah tanah Kuil Kekacauan dan berubah ke bentuk awalnya, yaitu pedang. Setelah memberi keputusasaan pada aliansi dua klan besar, dia benar-benar kembali setelah menakut-nakuti mereka.
Alasan mengapa kedua klan terkuat yang selalu berselisih satu sama lain itu menghilang karena adanya ketidakseimbangan kekuatan.
Bahkan setelah Outsider menghilang, Klan Iblis dan Klan Dewi masih saling berperang untuk memperebutkan tanah Britannia bagi diri mereka sendiri.
Hal itu menurut Merlin agak konyol, dan dia berasumsi jika Aturan Dunia telah melakukan sesuatu di belakang layar.
Adapun Merlin sendiri, setelah dia menyerap semua pengetahuan sihir yang diperoleh dari Belialuin, dia memutuskan untuk menyebarkan berita mengenai kekuatan Infinity-nya untuk menarik perhatian kedua klan besar.
Awalnya Belialuin menyangkalnya dan mengklaim kepemilikan Merlin untuk negara mereka sendiri, tapi berlawanan dengan keinginan negaranya, Merlin memutuskan untuk bernegosiasi dengan para Dewa dari kedua klan, Dewa Tertinggi dan Raja Iblis, dan mengatakan dia akan mengikuti orang yang memberinya berkah terbaik.
Raja Iblis memberinya semua pengetahuan tentang seni rahasia gelap Alam Iblis dan membuatnya kebal terhadap kemampuan cuci otak dan kepemilikan para Klan Dewi.
Dewa Tertinggi memberinya perlindungan terhadap kutukan gelap dan Perintah. Merlin entah bagaimana berhasil menipu kedua Dewa untuk mengingkari mereka dengan menerima kedua berkah.
Mengetahui tindakan Merlin, kedua Dewa tentu saja murka dan melepaskan kemarahan mereka terhadap Belialuin, mengutuknya dengan kabut dan kematian selama seribu hari dan menghancurkannya dengan api dan kilat. Dengan bantuan Ophis dan perencanaan yang telah dia persiapkan, Merlin dapat melarikan diri tanpa cedera, yang pada akhirnya menjadi satu-satunya yang selamat dari Belialuin.
Nah, itulah kisah Merlin saat dia hanya mengikuti alurnya, dan setelah Belialuin hancur, dia tinggal di Kuil Kekacauan hingga saat ini.
Tentu saja dia tidak selalu sendirian. Ophis yang selalu bersamanya dan kadang-kadang akan keliling tour Britannia dengan bosan.
Dua saudari Celestial, Flora dan Zora juga sering berkunjung ke Kuil Kekacauan. Karena keduanya telah menerima berkat dari Asheel, rentan hidup mereka berdua juga meningkat secara drastis dan bahkan bisa menyaingi umur anggota Klan Dewi. Terlebih lagi, gerbang mata air yang mengubungkan Britannia dengan Kuil Langit terdapat di kaki pegunungan Konton, yang memudahkan mereka untuk saling bertemu.
Dengan Perang Suci yang berakhir secara misterius, Merlin menjadi bebas untuk mengembangkan pengetahuan sihirnya dan banyak menciptakan sesuatu yang baru untuk memperkuat kekuatannya. Selain melakukan penelitian sepanjang hari, dia juga harus mengembangkan tubuh fana Asheel yang telah melempar tanggung jawab kepadanya.
"Entah berapa kali kuingat, masih ada hal yang ganjal dalam pikiranku." Merlin memijat pelipisnya. "Lupakan, aku merasa jika terlalu banyak mencari tahu apa yang terjadi, hanya ada hal buruk yang menungguku."
Lagipula, penyebab hilangnya Klan Iblis dan Klan Dewi secara tiba-tiba juga karena ulahnya. Dia meminta pandai besi terbaik dari Klan Raksasa, Dubs, untuk menempa sebuah item yang mampu menyegel seluruh anggota Sepuluh Perintah Tuhan.
Peti Mati Kegelapan Abadi.
Dengan item itu, dia bekerja sama dengan gurunya, Gowther, untuk mengakhiri perang suci.
Setelah menyegel Klan Iblis, Peti Mati Kegelapan Abadi yang menjadi media segel itu juga pecah dan tersebar ke segala penjuru Britannia, dan dia tidak repot-repot untuk mencarinya lagi.
Dan untuk Klan Dewi, mereka juga menyegel diri mereka sendiri.
Sejauh itu yang Merlin tahu, dan dia tidak tertarik lagi pada sejarah Perang Suci. Fokusnya saat ini adalah mengembangkan kekuatannya.
Omong-omong, pegunungan di sekitar Gunung Chaos juga menjadi tanah suci sejak kemunculan Naga Emas untuk kedua kalinya. Meski manusia ingin membangun kemegahan seperti tempat untuk menyembah Naga Emas atau setidaknya membuat patungnya, tapi Naga Emas sendiri yang memberi petunjuk kepada manusia untuk tidak melakukan hal semacam itu.
Namun, Kuil Kekacauan boleh dikunjungi oleh manusia setiap setahun sekali, dan itu akan menjadi hari besar untuk Britannia selama ribuan tahun ke depan.
Manusia juga ingin membangun sebuah kota di sekitar pegunungan itu, namun sekali lagi Naga Emas menolaknya.
Yah, Naga Emas hanya dikendalikan oleh Merlin di balik layar, dan Merlin juga tidak ingin Kuil Kekacauan menjadi ramai karena pemujaan.
Lagipula, dia berniat tinggal di Kuil Kekacauan selama tahun-tahun berikutnya. Selain tinggal dan melakulan penelitian, dia juga sering mengunjungi Danau Calisbury untuk melihat keadaan Asheel dan Sera yang masih sama.
Yah, agak membosankan jika melihat kehidupan Merlin dari sudut pandang lain saat Merlin sendiri merasa bersemangat dengan apa yang dia lakukan.
Seperti itu selama puluhan tahun, dan meski Britannia masih kuno dan mengalami perkembangan yang lambat pada peradabannya, tapi Kuil Kekacauan masih sama seperti saat Asheel dan Sera masih tinggal di sana.
...
"Nah, sekarang. Apa yang harus kulakukan dengan benda ini?"
Seorang wanita dewasa yang tampak berusia akhir dua puluhan sedang duduk di suatu ruangan yang agak gelap karena penerangan yang cukup remang. Wanita itu memiliki rambut hitam seleher, tahi lalat di bawah salah satu matanya, dan mengenakan pakaian yang sangat tipis untuk menutupi keindahan tubuhnya.
Di tangannya terdapat tujuh bola ungu seukuran bola ping pong dengan ukiran rune di permukaan masing-masing bola itu.
"Aku masih tidak tahu apa ini, tapi karena berasal dari Asheel sebelum dia pergi tidur, aku tahu ini sangat penting pada kasus-kasus tertentu."
Merlin membuat tujuh bola itu berputar-putar di atas telapak tangannya saat matanya terus mengamatinya.
"Ini tercipta dari kekuatannya, dan aku merasa benda ini adalah sesuatu yang sangat jahat."
"Tujuh Dosa Mematikan."
Ophis tiba-tiba muncul dan berkata, yang membuat Merlin melirik ke arahnya.
"Benda ini?"
Ophis mengangguk.
"Kemarahan, Kebanggaan, Keserakahan, Kerakusan, Kemalasan, Nafsu, dan Iri hati." Merlin menyebutkannya satu persatu sambil tersenyum. "Menurutmu, mana yang paling cocok untukku?"
Ophis hanya menatapnya dan tidak mengatakan apa-apa.
"Kalau begitu, ini."
Merlin menunjuk satu dari tujuh bola, dan ukiran pada bola itu menunjukkan Kerakusan. Bola Kerakusan tiba-tiba bersinar seolah-olah merasakan keterikatan dengan sifat orang yang menyentuhnya. Bola itu melayang ke arah Merlin dan menempel di lehernya sebelum menyatu ke kulitnya dan berlanjut ke jiwanya.
"Ugh," Merlin tiba-tiba terhuyung di kursinya setelah merasakan suatu kekuatan asing memasuki tubuhnya dan akan bereaksi pada jiwanya. Informasi mengenai semua pengetahuan yang berhubungan dengan kerakusan umat manusia mengalir ke kepalanya dan perlahan-lahan berasimilasi ke dalam pikirannya.
Setelah beberapa menit berjuang, Merlin terengah-engah setelah menyelesaikan proses integrasinya dengan Dosa Kerakusan.
"Chaos, kau memang sesuatu. Kau ingin kami melawanmu dengan sesama kejahatan yang kau berikan?" Merlin terkekeh di akhir kalimatnya.
Chaos.
Saat belajar ilmu sihir di Belialuin, dia secara tidak sengaja mendengar para peneliti membahas tentang Chaos, dan mereka menyangkut pautkan entitas kuno itu dengan Penguasa Kekacauan, yang mana menjadi penyebab kacaunya Britannia pada saat itu.
Merlin tertarik dengan bagaimana para peneliti mencatat keberadaannya dalam buku teks, karena itu dia menjelajahi semua yang berkaitan dengannya.
Yah, itu agak mengecewakan karena hanya ada sedikit informasi yang benar-benar nyata menurutnya, tapi dia harus mengakui jika dia tidak bertemu Asheel pada awalnya, dia sudah mengejar keanehan dan anomali tentang Chaos itu dengan gila.
Ya, dia bahkan sudah sedikit terobsesi dengan Chaos, walaupun dia tahu jika itu adalah Oshiro-sama ataupun Asheel yang menjadi penyebab segala sesuatu di dunia ini ada.
Tidak ada yang akan menghentikannya untuk mengejar Chaos, bahkan jika harus mengorbankan apa yang penting untuknya!