"Itu pelecehan!" Asheel berkata dengan cemberut dan kesal.
Dia berada di ruang tengah dan sedang duduk di sofa bersama seluruh penghuni rumah ini.
"Hahaha! Ini adalah nasib burukmu setelah bersikap seperti itu padaku, kahaha! Dengan ini aku bisa terus menggertakmu!"
Galla yang berada dalam wujud bola bulu mengejeknya saat dia melompat-lompat tepat di depannya.
BAM!
"Ouch!"
Asheel langsung menendangnya dengan anggun hingga bola bulu itu menabrak tembok dan tertimpa rak.
Asheel mendengus lalu duduk kembali di sofa, "Lagipula, siapa makhluk aneh itu? Apa kalian baru saja memeliharanya?"
"....."
"Kamu lupa?" Merlin memasang wajah bodoh saat menjawab dengan tidak sadar.
"Hah?"
"Dia adalah apa yang kamu sebut pokémon."
"Ohh..." Asheel mengangguk dan mengingatnya kembali. Dia lalu memijat pelipisnya, "Pikiranku masih agak kacau dari semua pelecehan itu!"
"Hei, kenapa kamu menatapku?!" Sera mendengus saat melihat Asheel meliriknya, tapi mulutnya mengeluarkan senyum nakal yang tidak bisa disembunyikan di wajahnya.
"Kamu...!" Asheel melototinya saat dia cemberut lagi.
"Lagian, penyebab ingatan kacaumu pasti efek samping dari tidur panjangmu kali ini."
"Tidak bisakah kau lihat jika aku sedang menyalahkanmu," Asheel menjawab sambil memasang ekspresi datar.
"Tidak masalah, kan....?" Sera tersenyum sebelum mengeluarkan tawa aneh sekali lagi. "....karena, setiap ekspresimu sangat imut. Aku berjanji akan mengabadikan semuanya ke dalam ingatanku. Ahh, aku jadi menginginkan seorang anak..!"
Sera berkata dengan ekspresi kekaguman yang bengkok, sebelum menatap Asheel lagi. "Tapi, dengan keadaanmu saat ini..."
"Tenang saja, aku masih bisa menggunakan tanganku untuk memuaskanmu."
"Bukan itu, aku tidak apa-apa karena aku masih bisa memelukmu dalam tidurku. Hwehe..." Sera mengeluarkan tawa aneh lagi sebelum menatap Asheel dengan serius. "Selain itu, aku tidak percaya jika Naga kebanggaanmu masih memiliki ukuran sebesar itu bahkan dalam wujudmu saat ini."
Kali ini, Asheel mengeluarkakan ekspresi bangga di wajahnya, "Tentu saja, penisku hanya berkurang sepertiga dari ukuran aslinya!"
Merlin menutupi wajahnya karena malu saat dia berkata, "Hanya berkurang sepertiga? Ukuran itu sudah sangat keterlaluan!"
"Itu karena setiap MC dari karya fanfiksi masing-masing mempunyai penis raksasa, termasuk aku." Asheel berkata dengan tidak jelas sebelum tertawa terbahak-bahak, "Haha! Sebab itu, puji aku atas ukuran penisku! Itu adalah kebanggaanku sebagai seorang pria!"
"Jangan belagu, kau sekarang hanyalah seorang bocah yang bisa kuculik kapan saja." Sera langsung memeluk Asheel dari belakang. "Apa yang akan terjadi jika saja ada seorang wanita tua yang mengincarmu karena benda besar yang kau banggakan itu?"
'Kau sedang membicarakan dirimu sendiri,' pikir Asheel dalam benaknya.
"Hmm?" Alarm alami Sera berkedut saat tangannya langsung mencubit pipi Asheel. "Apa kamu sedang memikirkan hal yang tidak sopan tentangku?"
"Ouch, kau mencubitnya terlalu keras! Ingat, kekuatan fisikku sangat berkurang drastis saat ini!" Asheel mengeluh saat tangannya berjuang untuk membebaskan diri dari pelukannya.
"Oh, salahku." Sera melonggarkan pelukannya sebelum megelus-elus rambutnya. "Tapi ... aku tidak sabar lagi untuk menunggu hingga malam ini karena akan mencoba teknik dan gaya baru dalam melakukan itu. Hwehe~"
"Tidak! Asheel akan tidur denganku dan Ophis-chan malam ini!" Merlin tiba-tiba berkata lalu menatap keberadaan gadis lain yang selama ini diam. "Bukan begitu, Ophis-chan?"
"Um," Ophis hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Tiga anak-anak yang tidur bersama, ya...?" Sera menjadi memikirkan hal itu sebelum senyum aneh sekali lagi muncul di wajahnya. "Tidak buruk juga, aku sangat menantikannya untuk melihatnya... Dan juga, aku bisa menjadi Ibu untuk kalian bertiga, hwehw~"
Mencoba untuk mengabaikannya, Merlin tiba-tiba mengusulkan, "Kenapa kita tidak bermain bersama Asheel, Ophis-chan? Lagipula ini situasi yang sangat langka karena Asheel seumuran denganku saat ini!"
Ophis mengangguk karena kebiasaan sementara Asheel tidak keberatan dan bertanya, "Main apa?"
Saat ditanya seperti ini, Merlin menjadi bingung karena dia tidak pernah bermain-main selama ini. Selama dia tinggal di rumah ini, mungkin aktivitsanya hanya menonton TV dan belajar sihir, jika tidak dia akan bersama Ophis bersenang-senang dalam memainkan gamepad.
Sebelum dia bisa mengusulkan hal terkhir, Sera tiba-tiba memotongnya.
"Bagaimana dengan permainan kostum?"
"Ya, ayo lakukan itu!" Merlin menjawab dengan tidak sadar. Dia lalu memiringkan kepalanya, "Tapi, apa itu?"
Dengan lambaian tangannya, beberapa set pakaian muncul di tangan Sera. "Mudah saja, kalian akan memakai pakaian ini dan aku akan memfotonya. Kalian juga boleh bermain peran dengan pakaian itu."
"Kalau begitu, ayo lakukan!" Merlin mengangkat tangannya dengan bersemangat.
Sementara itu, Asheel melototi Sera dengan keluhan saat dia berpikir sendiri, 'Peran ini terbalik, dia pasti balas dendam padaku.'
Benar saja karena Sera tersenyum lebar setelah itu sambil meliriknya dengan ekspresi menantang.
...
"Asheel, cepat berpose!"
Sera berkata sambil memegang kamera yang sudah siap di tangannya.
Asheel saat ini mengenakan set pakaian penyihir cilik dengan pakaian bagian atas berupa kemeja lengan panjang rapi lengkap dengan dasi dan celana pendek selutut. Di kepalanya terdapat topi mini, dan juga terpasang jubah yang menggantung di bahunya, dan dia juga mengenakan sepatu.
Ckrek!
Dia disoroti kamera dengan Sera yang mempotretnya dari berbagai sudut.
"Ini luar biasa!" Sera mengeluarkan senyum anehnya sekali lagi, dan setelah puas memfoto Asheel, dia berbalik dan menatap Merlin. "Giliranmu!"
"Baik!"
Setelah itu giliran Merlin yang difoto. Seperti saat Asheel mengambil gambar Kunou di masa lalu, Asheel juga mengangguk dari waktu ke waktu saat melihat Merlin sangat senang saat ini.
Merlin mengenakan pakaian gadis penyihir lengkap dengan tongkatnya. Dia senang mengenakan pakaian itu bahkan sempat memikirkan gaunnya sebagai penyihir di masa depan.
Adapun Ophis, dia kembali mengenakan gaun gothis lolita-nya yang menampilkan dada hingga perutnya dengan area putingnya ditutupi oleh selotip berbentuk x.
Seperti biasa, dia masih tanpa ekspresi saat difoto, yang membuat Asheel kecewa karena keinginannya untuk melihat Ophis menampilkan ekspresi lain.
Asheel lalu menghela napas setelah melewati semua ini. Saat dia akan duduk, suara Sera tiba-tiba terdengar di telinganya seolah-olah hukuman akan datang untuknya.
"Kalau begitu, Asheel. Gantilah dengan pakaian ini." Sera menunjukkan senyuman ramah di wajahnya saat ditangannya terdapat set pakaian lain untuk Asheel kenakan.
Asheel menghela napas sekali lagi dan hanya bisa pasrah saat ini karena dia tidak bisa melawan Sera. Setelah itu, dia harus bertahan melalui semua penghinaan ini.
Itu adalah penyiksaan mental baginya.
Tapi dalam lubuk hatinya, dia merasa senang saat melihat semua orang begitu bahagia. Perlahan, dia juga mulai menikmatinya walaupun dia tidak mau mengakuinya.
Dia buru-buru menggelengkan kepalanya saat pemikiran berbahaya itu muncul di benaknya.
"Ada apa?" Sera bertanya dengan bingung saat melihat Asheel yang bertingkah aneh.
"Tidak apa-apa."
"Tapi tetap saja, kamu sangat lucu saat ini. Aku tidak tahu kenapa kamu menjadi begitu lusuh saat dewasa." Sera terkekeh.
"Itu semua demi kenyamanan," jawab Asheel acuh tak acuh.
"Huh..." Sera menghela nafas sambil menggelengkan kepalanya, lalu dia melambaikan tangannya dan mengarahkannya ke Asheel.
Asheel merasakan gaya tarikan kuat yang menggerakkan tubuhnya, tapi dia membiarkannya melayang ke arah Sera.
Sera langsung memeluknya seolah-olah itu sudah kebiasaan, tapi yang tidak diduga Asheel membalas pelukannya.
"Asheel?" Sera bingung dengan reaksi itu.
"Entah kenapa, perasaan ini muncul begitu tiba-tiba. Dengan sosokku saat ini, aku ingin dimanjakan olehmu." Asheel berkata dengan tenang dalam pelukan Sera.
Sera yang mendengar perkataannya langsung tersenyum dan memeluknya, "Kamu selalu seperti ini setiap Chaos Distraction terjadi. Tapi baiklah, aku akan menggosokmu sampai kamu puas."
"Terima kasih, Sera."
"Sama-sama," Sera mengeluarkan senyuman penuh kasih sebelum senyuman itu menjadi bengkok secara tiba-tiba.
Asheel yang sedang menikmati kehangatan yang dibawakan oleh Sera tiba-tiba menjadi tegang di seluruh tubuhnya.
"Apa yang kamu lakukan?" Asheel bertanya dengan wajah gelap karena dia merasakan tangan Sera yang meluncur di beberapa bagian tubuhnya.
"Ups, tanganku terpeleset. Tehe~"
Ahh, rusak sudah.....
Thx