Bi Sumi udah nyiapin makanan untuk keduanya, "kamu kenapa sayang. Kok pucet? Sakit?" Sarah duduk di kursi yang biasa Bagas duduki.
Cia menunduk malu, dia menyembunyikan rona merah di pipinya. Dhika yang melihat kekhawatiran ibu mertuanya lantas berkata, "tidak ma. Semalaman kami bicara banyak hal, mungkin itu yang buat Syilla pucat, tidurnya kurang."
Sarah ngangguk, "terus kenapa kamu nunduk gitu? Kayak putri malu, bukan gayamu seperti itu."
Cia hanya mendengus kasar. Setelahnya dia makan begitu bi Sumi udah nyiapin menu di atas meja. Terlihat Dhika yang melayani Cia. Sarah dan bi Sumi saling pandang terus tersenyum penuh arti.
"Kalau gitu mama mau mandi dulu." Sarah bangkit lalu pergi. Di dalam kamarnya dia karaoke sebelum mandi. Seaktif itulah Sarah, jadi nggak heran kalau anaknya nggak bisa diem kayak Cia.
Cia mendesah lega, lebih baik emaknya nggak ada emang. Bisa-bisa semua terbaca kalau mamanya duduk lebih lama.