Cia melerai pelukkannya, dia sedikit memberi jarak dan menatap ayahnya dengan raut wajah tidak percaya, lalu tatapannya beralih pada Dhika, "beneran pak?"
Dhika mengangguk kecil sebagai jawaban, mereka lalu berjalan menuju sofa yang ada di ruang keluarga, bergabung dengan Sarah, raut wajah itu penuh tuntutan pada suaminya.
"Dhika sudah menjelaskan segalanya, papa mengerti sekarang." Sarah semakin tidak mengerti. Kenapa suaminya membiarkan mereka hidup terpisah seperti itu?
"Pa, orangtua dan anak hidup terpisah tidak akan ada rasa canggung dan asing, tapi untuk mereka yang baru menikah dan masih harus saling mengenal lebih jauh, ini tidak akan berhasil." Sarah menyuarakan ketidak setujuannya, tadinya dia mikir kalau suaminya bisa di andalkan.
Cia melotot tidak percaya pada mamanya, tapi dia tidak berani membantah karena saat ini wanita yang dia sayangi itu sedang berada dalam mode on serius. Dan bisa lebih nyeremin dari papanya.