"Saya nggak terlalu suka ketinggian, ntar jatuhnya sakit. Saya tipe orang yang senang berada dalam zona nyaman walau lincah gini."
Cia geli pas dengar Dhika sebut kata 'lincah' gimana gitu. Dia tertawa dalam hati. Definisi lincah menurutnya itu lompat kesana-kemari nggak bisa diam di tempat.
Kayak anak monyet. SIAL!
"Saya katakan jauh bukan tinggi." Ralat Dhika.
"Apa bedanya? Kalau saya mau terbang jauh bukannya harus mencapai ketinggian dulu? Makanya pake bahasa yang mudah saya pahami, jadi enak gitu balasnya. Nggak perlu memintal kata."
'Jiah! Memintal kata, bahasa lo kuno amat' ejek dewi batinnya. Abaikan aja. Cia pun nggak tau kok bisa nyebutin kata klasik itu.
Cia buka mata, dia menoleh menatap Dhika yang memejamkan mata, namun gadis itu tau banyak hal yang di pikirkan pria ini. Kasian juga liatnya, tapi apa yang di pikirin? Toh, semua berjalan sesuai harapannya, kecuali umur pernikahan mereka yang niat dia persingkat.