Cia diam membisu mendengar pertanyaan Dhika. Dari suaranya sepertinya Dhika butuh sandaran untuk melepaskan semua bebannya.
"Urgent nggak pak?" Dhika mengangguk kecil. Tatapan mereka saling terkunci. Cia berpikir dan Dhika menunggu jawabannya.
"Boleh, kita tidur pun kan pelukan." Mendengar jawaban Cia. Dhika langsung memiringkan tubuhnya lalu membenamkan wajahnya di perut rata gadis aktif itu, dan juga melingkarkan tangannya di pinggang Cia.
"Eh, kok gini pak?" Tanya Cia. Dia merasakan kepala Dhika terbenam di perutnya. Geli banget lo rasanya .
"Sebentar saja." Dhika menikmati gerakan napas Cia yang memburu. Perlahan matanya terpejam.
Cia yang awalnya merasa risih berangsur tenang dan dengan reflek dia mengelus surai hitam milik Dhika. Meski dia anak yang tidak perdulian dengan orang lain tapi dia tau bahwa apa yang Dhika lalui pasti berat.
Terlihat dari malam mereka bertemu dengan kakek sampai hari ini Dhika seperti memikirkan banyak hal.
hallo, selamat membaca ya ^^
boleh tinggalkan jejak komentar ya, agar kami semangat.
i love u all ^^