"Maka itu saya juga pakek hati pakek kartu bapak. Anggap aja om yang kasi jajan ponakan." Dhika mendengus tidak suka mendengar itu.
Cia kembali ke topik utama, "jadi masalah kantor itu apa pak? Saya tau perusahaan bapak sangat besar, harusnya untuk seusia bapak belum layak menjalankan usaha sebesar itu."
"Saya masih calon pemimpin, papa yang selama ini menjadi atasan saya."
"Oh, kayak anak burung yang di ajarin terbang ya pak?" Dhika ngangguk.
"Tadi Laksa nelpon saya pak." Cia merubah topik pembicaraan, dia tau bahas masalah kantor sangat berat dan dia nggak mau di buat pusing dengan curhatan suaminya.
Gerakan tangan Dhika berhenti, dia diam dan tidak bertanya apapun pada Cia namun berharap gadis itu melanjutkan ucapannya.
"Dia bilang naksir sama saya. Tapi saya bilang untuk sekarang saya nggak niat buat buka hati." Dhika merasa lega mendengar itu.
"Tapi saya bilang dua tahun lagi." Dhika berusaha tenang, dia meremas kuat sumpit yang di pegangnya.
hallo, selamat membaca ya ^^
boleh tinggalkan jejak komentar ya, agar kami semangat.
i love u all ^^