"Sepertinya, Aretha bersungguh-sungguh dengan apa yang di katakannya."
***
Sekarang Danu sudah berada di ruangannya, bukannya mulai memeriksa dan menandatangani tumpukan dokumen-dokumen yang ada di atas meja, yang ada dia malah sibuk melamun dan kembali memikirkan apa yang di katakan oleh Bian satu jam yang lalu. Entah, sudah berapa kali dia terlihat menghela nafas panjang. Ingin rasanya dia memberitahu Bian, dengan begitu dia bisa meminta maaf pada Aretha dan keluarganya atau melakukan apa pun yang di minta oleh gadis itu dan keluarganya. Tapi lagi-lagi, dia tidak bisa melakukannya, karena ia sudah terlanjur berjanji pada Aretha untuk tidak ikut campur.
"Kamu benar-benar sudah masuk perangkat, Bi! Terlebih, saat mendengar apa yang kamu katakan pada papa satu jam yang lalu," ucap Danu. Tapi jauh di lubuh hatinya paling dalam, dia benar-benar berharap kalau Aretha akan jatuh cinta dan mencintai Bian seperti Bian mencintai gadis itu.