Sudah hampir setengah jam Bian dan Mang Mamat berada di depan kamar Aretha, tapi sang empu kamar sama sekali tidak keluar dari kamarnya, bahkan menimpali semua perkataannya pun tidak. Semua itu membuat Bian terlihat semakin khawatir dan panik, itu sangat terlihat jelas pada wajah tampannya.
"Mang! Sebaiknya, kita dobrak saja pintunya," ucap Bian pada mang Mamat dengan raut wajah khawatirnya.
"Hah? Dobrak?" ucap mang Mamat yang menatap Bian dengan tatapan tidak percaya.
"Iya, Mang! Kita harus mendobrak pintunya sekarang juga," ucap Bian.
"Jangan dulu Mas! Karen bagaimana pun juga kita harus memberitahu Pak Alfandy dulu," ucap mang Mamat.
Bian terlihat mendengus kesal saat dia mendengar apa yang di katakan oleh Mang Mamat kepadanya.
"Tapi mang! Kita sudah tidak punya waktu lagi. Bagaimana kalau terjadi apa-apa pada Aretha? Terlebih sejak tadi, dia tidak menyahutiku," ucap Bian yang hampir berteriak pada mang Mamat. Karena rasa khawatirnya semakin menjadi-jadi.