Chapitre 153: Taruhan

Pintu belakang SMA 58 berada di jalan yang sepi, biasanya tidak banyak orang yang keluar masuk. Sesekali siswa yang masuk dari sini akan menarik perhatian Ardi.

Namun, sepuluh menit berlalu, setengah jam berlalu

Ada semakin sedikit siswa di pintu belakang, tetapi Dika tidak terlihat di mana pun.

"Apakah anak itu terlalu takut untuk datang ke sekolah?" Ardi sedang duduk di dalam mobil. Semakin dia memikirkannya, semakin besar kemungkinannya. Kakak perempuan itu pasti sudah memberitahunya sebelumnya.

"Pengecut!" Mata Ardi dingin.

Seperti yang diketahui semua orang, di depan pintu masuk SMA 58, saat ini, sesosok tubuh sedang berjalan ke arah pintu masuk sekolah dengan anggun, dan masih tiga langkah untuk melihat ke belakang.

"Aneh, di mana Ardi?" Ketika dia dengan cepat berjalan ke pintu, dia menemukan bahwa tidak ada gerakan. Dika sedikit kecewa. Sepertinya kata-kata wanita tidak bisa dipercaya. Dika sangat ingin mencoba kekuatan Ardi