Télécharger l’application
6.73% Marrying Mr CEO / Chapter 28: 28 – Tergoda?

Chapitre 28: 28 – Tergoda?

"Apa ada yang ingin Tuan tahu tentang Jeanna lagi?" tanya Silla takut-takut.

Rain menyipitkan mata. "Bukankah kau yang seharusnya memberikan informasi padaku? Tapi, hanya itu yang bisa kau berikan?"

Silla menunduk dalam, tubuhnya gemetar ketakutan. "Sa-saya … akan terus mencari informasi tentang Jeanna dan saya akan melaporkannya langsung pada Tuan begitu saya mendapat informasi apa pun tentang Jeanna."

Rain berpikir sejenak. "Kau bisa mengirimkan informasi itu pada Noah. Aku sudah muak harus melihat wajahmu hanya untuk informasi tak penting seperti ini."

"Ba-baik, Tuan," Silla tergagap.

Rain mengulurkan tangan pada Noah yang berdiri di sebelahnya, lalu Noah meletakkan beberapa gepok uang di tangan Rain dengan hati-hati. Rain lantas melemparkan uang itu ke depan Silla.

"Itu bayaranmu," Rain berkata. "Kau juga harus melaporkan padaku jika ada yang ganjil tentang dia."

Silla mengangguk cepat. "Baik, Tuan."

"Sekarang pergilah. Aku sudah tidak ingin melihat wajahmu lagi," sengit Rain.

Silla memunguti uang di lantai di depannya dan langsung berdiri, membungkuk dalam pada Rain sebelum akhirnya bergegas keluar dari ruangan itu.

Rain menoleh pada Noah. "Minta manajernya untuk mengirim Jeanna kemari," perintahnya.

"Baik, Tuan," jawab Noah sembari mengangguk, lalu dia pun keluar dari ruangan itu.

Rain mengeluarkan ponselnya dan membuka ponsel Jeanna dari ponselnya. Sepertinya gadis itu masih sibuk bekerja karena ponselnya dalam mode terkunci. Rain membukanya dengan mudah.

Rain mengecek aplikasi chat gadis itu. Tidak ada chat yang mencurigakan. Namun, mata Rain menyipit membaca chat dari istri ayah tiri Jeanna. Dia mengirimkan setidaknya dua foto tas mewah dan dua gaun mahal pada Jeanna, berkata jika dia ingin itu.

Jadi, wanita itulah alasan Jenna tak bisa membawa pulang pakaian mahal yang dibelikan Rain untuknya. Gara-gara wanita itu juga, Rain harus mengalami kejadian-kejadian menyebalkan di ruang ganti kantornya.

Rain menyipitkan mata. Sepertinya Rain harus segera menyingkirkannya.

Tatapan Rain ke layar ponselnya teralihkan oleh suara ketukan di pintu. Pintu terbuka dan Jeanna masuk dengan nampan berisi sebotol minuman dan gelas.

"Pak Rain?" Jeanna tampak terkejut melihat Rain di sana.

Rain menelengkan kepala. "Kenapa? Kau tak menyangka aku akan ada di sini?"

Jeanna mengangguk, tapi dia tidak segera mendekat pada Rain. Pandangannya menyapu meja di depan Rain, seolah mengecek apakah ada minuman yang membuat Rain mabuk atau tidak. Itu mengusik harga diri Rain juga. Bisa-bisanya gadis itu menilai Rain dari minuman yang diminumnya.

"Aku tidak mabuk," geram Rain.

"Ah, iya, Pak." Jeanna baru mendekat setelah mendengar klaim Rain tadi.

Gadis itu meletakkan nampan minumannya di meja, lalu menegakkan tubuh. "Apakah ada yang ingin Pak Rain bicarakan dengan saya?" tanya Jeanna.

Rain menyipitkan mata. "Kau bahkan tak menyadari keberadaanku di sini sama sekali," geramnya.

Jeanna mengerjap. "Ah, maaf, Pak. Kalau Pak Rain memberitahu saya jika Pak Rain akan kemari, tentu saya akan menyembut Pak Rain dan mengantarkan Pak Rain sendiri ke ruang VVIP. Saya …"

"Tidak perlu," tepis Rain kesal. "Lagipula, kenapa kau masih bekerja di sini? Apa uang yang kau dapatkan dari bekerja denganku masih kurang?"

"Ma-maaf, Pak." Jeanna menunduk. "Saya …"

Rain berdiri dengan tak sabar dan menghampiri gadis itu. Jeanna tampak terkejut hingga kalimatnya terputus. Gadis itu terus mundur ketika Rain semakin mendekat. Cih, padahal sudah Rain bilang jika Rain tidak mabuk.

Hingga akhirnya, Jeanna tak bisa mundur lagi karena terhalang dinding. Rain menyempitkan jarak di antara mereka hingga tubuh mereka saling bersentuhan, lalu Rain menundukkan kepala untuk berbisik di telinga Jeanna,

"Katakan padaku, apa yang kau inginkan di tempat ini? Apa yang kau cari di tempat ini?"

"Pak … Pak Rain …" Suara Jeanna terdengar lemah, tapi napasnya yang panas menyentuh leher Rain.

Rain mengernyit merasakan sensasi aneh yang membuatnya ingin … tidak. Tunggu. Bau ini … wangi ini … wangi Jeanna.

Sial!

Tatapan Rain otomatis tertuju pada bibir gadis itu. Rain menggeram pelan.

Sungguh sial!

***


Load failed, please RETRY

Cadeaux

Cadeau -- Cadeau reçu

    État de l’alimentation hebdomadaire

    Rank -- Classement Power Stone
    Stone -- Power stone

    Chapitres de déverrouillage par lots

    Table des matières

    Options d'affichage

    Arrière-plan

    Police

    Taille

    Commentaires sur les chapitres

    Écrire un avis État de lecture: C28
    Échec de la publication. Veuillez réessayer
    • Qualité de l’écriture
    • Stabilité des mises à jour
    • Développement de l’histoire
    • Conception des personnages
    • Contexte du monde

    Le score total 0.0

    Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
    Votez avec Power Stone
    Rank NO.-- Classement de puissance
    Stone -- Pierre de Pouvoir
    signaler du contenu inapproprié
    Astuce d’erreur

    Signaler un abus

    Commentaires de paragraphe

    Connectez-vous